Laporkan Masalah

Organisasi sebagai sarana manajemen konflik common pool resources :: Kasus pengelolaan konflik nelayan di Pantai Depok, Kabupaten bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

LINDAWATI, Tri, Prof. Dr. Mohtar Mas'oed

2010 | Tesis | S2 Ilmu Politik

Koperasi Mina Bahari 45 adalah organisasi kelompok yang ada di Pantai Depok. Kelompok ini mempertemukan kepentingan masyarakat asli dan nelayan pendatang dalam mengakses sumberdaya yang sama, common pool resorces. Organisai ini mempunyai kemandirian, sirkulasi, dan aktualisasi diri untuk selalu mengutamakan masyarakat asli sebagai wujud teori autopoiesis, dengan membatasi jumlah dan hak nelayan pendatang agar selalu sedikit dan menolak modal dari luar Pedukuhan 45. Implementasi autopoiesis berupa dinamika nelayan pendatang dan masyarakat asli dalam kegiatan pengajian dan arisan yang selalu dilakukan secara berkala. Penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kerja lapangan (field work). Data diperoleh dengan teknik bola salju dan informasi terus dikembangkan lebih mendalam sesuai dengan pertanyaan penelitian. Data disusun dan dianalisis berdasarkan teori autopoiesis dan strukturasi Giddens untuk mengelola konflik yang mungkin muncul. Penelitian ini menyimpulkan bahwa organisasi 45 mampu menerapkan teori autopoiesis karena adanya norma dalam kelompok dan keharusan memiliki KTP setempat bagi nelayan pendatang yang ingin melakukan kegiatan produktif lain selain melaut sehingga dapat mengelola konflik kepentingan. Manajemen konflik yang digunakan oleh Kelompok 45 adalah membolehkan (enabling) nelayan andon untuk mengambil ikan di pantai dan melarang (constraining) dalam memanfaatkan lahan pantai untuk kegiatan produktif, sedangkan masyarakat asli dibolehkan untuk melakukan keduanya.

Kelompok Mina Bahari 45 is community group in Depok Coast. This organization met andon fishermen and local community who access the same resources, common pool resources. This organization has independency, circulation, and self actualization to make priority on local community, as autopoiesis theory through limited the sum and rights of andon fishermen and forbidden the capital outside of Pedukuhan 45. Implementation of autopoiesis is dynamics of andon fishermen and local community in pengajian and arisan that held periodically. This research is case study with field work approach. Data take with snaw ball tehnique to get tic description based on research question. Then data analyzed with the theory of autopoiesis and structuration Giddens to manage conflict interests. This research concludes that organization already applied autopoiesis theory since organization has norm and regulation to have local KTP (id card) for the andon fishermen who would like to conduct more productive activities than catching fishes that could accommodate the conflict interest. Conflict management that used are enabling andon fishermen to catch fishers and constraining them to use the coastal land for more productive activities but the local community could do both of them.

Kata Kunci : Common pool resources, Nelayan andon, Masyarakat asli, Manajemen konflik, Enabling, Constraining, Pengorganisasian, Autopoiesis


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.