Morfologi Garden City Kota Malang, Lokus: Kawasan Garden City Kota Malang (Ijen-Perumaahn Wilis kawasan jalan Veteran, Ijen-Bareng)
WIRASMOYO, Wiliarto, Ir. Ikaputra ,M.Eng.,Ph.D
2010 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur DKBKonsep kota taman (Garden City) telah mulai dikembangkan di kota-kota Eropa dan Amerika sejak akhir abad ke 19, ketika gerakan kembali ke alam (back to nature) mulai marak dan tuntutan terhadap kebutuhan taman-taman yang terbuka bagi masyarakat meningkat. Namun, dalam perkembangan saat ini, kota mulai mengalami peralihan fungsi lahan menjadi dominasi kawasan komersial. Permasalahan yang terdapat pada kota taman dapat distudi secara morfologi makro dan meso sebagai cara untuk melihat perkembangan tata guna lahan dan perkembangan kotanya. Penelitian ini menjabarkan mengenai morfologi kota Malang, yang dahulunya merupakan salah satu kota yang dirancang oleh arsitek Belanda, Karsten, menurut konsep Garden City. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasionalistik yang mengolah data secara kualitatif, untuk kemudian dianalisis secara diakronik-sinkronik terhadap perubahan morfologi kota secara makro dan meso. Hasil akhir daripada penelitian secara makro menyebutkan bahwa secara morfologi, kota Malang sudah tidak menerapkan konsep Garden City milik Karsten. Sehingga, rekomendasi diarahkan kepada upaya pengembangan dengan menerapkan konsep Karsten kembali, dengan memaksimalkan dan menambah ruang terbuka hijau di dalam kawasan kota.
Garden City concept has already developed in European and American cities in the last nineteenth century, when back to nature movement has lustered, and demand for society open parks growth rapidly. However, in nowadays development, cities are experiencing landuse shifting for commercial area. Garden cities’ problems can be learned through observing city land use and city movement development. This research provides an explanation of Malang’s morphology, which is the city designed by Dutch architect, Karsten, with Garden City concept. Research method used in this explanation is qualitative rasionalistic, afterwards diacronic and sincronic analyzed at macro and messo city alteration. Research output on macro scale mention that Malang’s morphology has not apply to Karsten’s Garden City. With the result that, the guidelines recommendation purposes developing the cities back to Karsten’s concept, maximizing dan increasing green open space inside the urban area.
Kata Kunci : Garden city,Morfologi kota,Ruang terbuka hijau,Urban morphology