Laporkan Masalah

Komodifikasi gambar tengkorak di kaus oblong

WICANDRA, Obed Bima, Dr. M. Agus Burhan

2010 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Kaus oblong bergambar tengkorak mulai marak ketika era musik rock di tahun 1980-an muncul dengan berbagai macam grup musik yang mengusung spirit hardcore, punk, trash metal hingga death metal. Citra yang dihasilkan pun sering kali adalah keras, angker, radikal, dan anarki, serta memiliki aroma kegelapan dan kematian. Kaus oblong bergambar tengkorak pun kini telah bertransformasi tidak hanya menghasilkan citra yang menakutkan lagi, namun berubah menjadi menyenangkan, imut, dan seksi. Penelitian ini ingin mendapatkan data, mengklasifikasinya, serta menganalisis mengenai bagaimana komodifikasi yang melibatkan penggunaan gambar tengkorak di kaus oblong serta mengapa terjadi komodifikasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan Arjun Appadurai yang memusatkan kajiannya pada kehidupan sosial benda-benda. Pendekatan ini kemudian dielaborasikan dengan Kopytoff yang memandang terjadinya singularisasi komoditas yang menguatkan pandangan Adorno dan Horkheimer mengenai industri budaya. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif yang berupa deskriptif analitis dengan mengambil lokasi penelitian di kota Malang, Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui pengamatan dan wawancara mendalam di tiga distro, yaitu Inspired, Revolver 99, dan Heroine. Wawancara juga dilakukan pada pemakai kaus oblong bergambar tengkorak. Melalui pendekatan Appadurai, maka diketahui komodifikasi gambar tengkorak di kaus oblong terjadi karena adanya akumulasi kapital dalam era kapitalisme global. Tanda yang dekat dengan kematian menjadi citra yang remehtemeh, ringan, mudah, dan menghibur. Secara ekonomi politik, komodifikasi juga terjadi karena adanya hubungan sosial, khususnya hubungan kekuasaan yang secara bersama-sama membentuk atau mempengaruhi produksi, distribusi, dan konsumsi. Bagaimana komodifikasi tersebut terjadi, dalam penelitian ini diperoleh jawaban, yang pertama adalah adanya ilusi mengenai kelangkaan yang dihembuskan oleh distro. Berikutnya adalah terkait dengan daur ulang tanda yang terkait dengan proses mengemas secara industri dalam tataran produksi di distro. Dalam pembacaan secara kritis terhadap teori Appadurai mengenai kehidupan sosial benda-benda adalah Appadurai kurang secara jeli melihat bahwa kehidupan sosial benda-benda juga dipengaruhi oleh faktor tempat di mana benda tersebut didistribusikan. Dalam kaitan dengan penelitian ini, gambar tengkorak di kaus oblong masih hidup, salah satunya adalah anak muda merasa dirinya keren dengan memakai kaus oblong yang dibeli di distro. Di sinilah distro juga menjadi hal penting dalam kehidupan sosial benda-benda.

Skull images on t-shirts has became popular during the rock music era of the 1980’s, appearing in various types of music groups resounding the spirits of hardcore, punk, trash metal, and death metal. It often gives the impression of harshness, horror, radical, anarchy, and has a sense of darkness and death. Tshirts with the images of the skull has now transformed into something not only scary, but amusing, cute, and sexy. This research aims to obtain, classify, and analyze data about how the modification of the skull images on t-shirts happens and why. This research uses Arjun Appadurai’s approach, which focuses on the social life of things. This approach is then elaborated with Kopytoff’s theory which observes the occurrence of commodity singularity that strengthens Adorno and Horkheimer’s opinion about cultural industry. The research uses descriptive analyses in qualitative research method. It takes place in Malang, East Java. Data collecting is done through observations and through interviews with three distribution outlets: Inspired, Revolver 99, and Heroine. Interviews are also conducted with wearers of t-shirts with skull images. Through Appadurai's approach, the result reveals that the commodification of skull images on t-shirts happens because of capital accumulation in the era of global capitalism. This sign that references death becomes a light-hearted, easy, and amusing image. Politic economically, commodification also happens due to social relations, especially power relations that together shape or influence production, distribution, and consumption. This research will answer how this commodification happens. First is the existence of an illusion of rarity spread by distros. The next one relates to the recycling of signs that correlates to the industrial packaging process in distro productions. In critical reading of Appadurai's theory about the social life of things, he has not clearly seen that the lives of objects are also influenced by the location factor of where the objects are distributed. In relation to this research, images of skulls on t-shirts still live on. One of the reasons is that adolescents feel they are cool when wearing t-shirts bought from distros. Here, distros become important also in the social life of things.

Kata Kunci : Komodifikasi, Komoditas, Tengkorak, Kaus oblong, commodification, commodity, t-shirt


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.