Aktivitas penangkapan ikan hias dan pengaruhnya terhadap kualitas ekosistem terumbu karang di perairan Banyuwangi Utara, Jawa Timur
BUDISETIAWAN, Juswono, Prof. Dr. Ir. Kamiso H.N., M.Sc
2010 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganIndonesia bersama dengan Filipina merupakan penyuplai terbesar permintaan ikan hias terumbu karang dunia. Namun demikian dalam laporan yang dikeluarkan oleh UNEP-WCMC, khususnya di Indonesia, penangkapan ikan untuk industri akuarium laut dilakukan dengan menggunakan cara yang berpotensi merusak lingkungan yaitu dengan penggunaan sianida. Kegiatan penangkapan ikan hias laut di kawasan terumbu karang Banyuwangi utara merupakan kegiatan yang besar dengan area tangkapan meliputi kawasan perairan Banyuwangi sampai kawasan Indonesia Bagian Timur. Minimnya perangkat pengawasan dan monitoring menyebabkan data kuantitatif dan dampak kegiatan ini terhadap lingkungan dan masyarakat tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah kegiatan penangkapan ikan hias terumbu karang di Banyuwangi utara memiliki pengaruh yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan baik secara fisik, biotik, dan sosial di kawasan terumbu karang pada area kajian. Untuk mengetahui cara penangkapan yang dilakukan oleh nelayan dan dampaknya terhadap masyarakat dilakukan penyelaman bersama nelayan penangkap serta wawancara mendalam. Survai Manta Tow dilakukan untuk menentukan lima titik sampling yaitu Tanjung Selogiri, Selatan Watu Dodol, Utara Watu Dodol, Remet, dan Pulau Tabuhan. Kemudian dengan metode Line Intercept Transect (English et al. 1994) dihasilkan data persentase penutupan karang, yang kemudian dianalisa dengan: 1). Indeks Kondisi Terumbu Karang dari P2O LIPI dan 2). Indeks Kesehatan Komunitas Karang dari Phongsuwan dan Chansang, 1992. Untuk mengetahui dampak terhadap komunitas ikan karang dilakukan metode Coral Reef Fish Visual Census, yang dianalisa dengan 1). Indeks Diversitas Simpson dan Shannon-Wienner, 2). Familia-familia Indikator Kunci untuk komunitas ikan terumbu karang dari Allen 1998, dan 3). Spesies ikan Indikator untuk kondisi terumbu karang dari Crosby dan Reese, 1996. Hasil penelitian menunjukkan terumbu karang pada area kajian memiliki kondisi yang baik dan sehat, walaupun ada kerusakan karang akibat penggunaan sianida. Sedangkan pada komunitas ikan karang, Indeks Diversitas Simpson menunjukkan nilai yang tinggi sedangkan Indeks Diversitas Shannon-Wienner menunjukkan nilai yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan terdapatnya tekanan terhadap spesies-spesies yang tergolong rare species yang merupakan ikan target utama penangkapan. Hal tersebut diperkuat oleh tidak dijumpainya Familia Indikator Kunci Pomacanthidae pada semua lokasi sampling, dan sedikitnya jumlah individu dari Spesies Indikator anggota Familia Chaetodontidae yang seharusnya melimpah pada kondisi terumbu karang yang baik. Kedua familia tersebut merupakan ikan target utama penangkapan. Dampak sosial yang terjadi adalah kesejahteraan ekonomi dari para nelayan yang rendah walaupun mereka menjalani mata pencaharian yang beresiko tinggi serta banyaknya kejadian nelayan yang mengalami kelumpuhan dan bahkan meninggal dunia akibat kecelakaan dalam penyelaman menangkap ikan.
Indonesia together with the Phillippines are the biggest supplier in the world. A report issued by UNEP-WCMC stated that, fishing activities of coral reef ornamental fish in Indonesia were conducted with methods that could harm the environment, such as cyanide fishing. Fishing of coral reef ornamental fish in the northern Banyuwangi is a huge activity. The fishing ground covers Banyuwangi waters until Eastern Indonesia. Limited efforts for monitoring and surveillance caused qualitative impacts of this fishing activity unknown. The research aim was to study whether the ornamental fish fishing in the northern Banyuwangi has impacts which cause coral reef environment degradation, physically, biologically and socially on the studied area. Diving together with the ornamental fish fishermen and In-depth Interview were done to get informations on fishing methods used and the impacts on local communities. From Manta Tow surveys five sampling points were selected: Tanjung Selogiri, Selatan Watu Dodol, Utara Watu Dodol, Remet, and Pulau Tabuhan. Line Intercept Transect Method were conducted to study the percentage coverage which then were analyzed for: 1). coral reef conditions index (P2O LIPI), 2).coral community health (Phongsuwan and Chansang, 1992). Coral Reef Visual Cencus Method were done to study the condition of coral reef fishes, which were analysed with: 1). Simpson and Shannon Wienner Diversity Indices 2).Key Indicator Families for coral reef fish community from Allen, 1998 and, 3). Indicator-Species for coral reef condition from Crosby and Reese, 1996. The result of the this study indicated that coral reef area on the studied area had a good and healthy condition, with little damage. Damage on the coral reef were evident but the coral communities in general are still in healthy conditions. But on the other hand, for fish community the Simpson diversity indeces were high but with lower Shannon- Wienner indeces. This indicated that there were pressure on rare species which were the main fishing target. These results were supported by key indicator family Pomacanthidae which were not found on the whole sampling locations, and there were only a small quantity member of Chaeotodontidae, which should be in large number in a good condition coral reef. Both the above families were the main fishing target. The social impact from these fishing activities were the the prosperity of the fishermen were still low even though they have a live-risk proffesion. There were cases of paralysis and even death occured in the local ornamental fish fishermen because of decompression sickness during diving for fishing.
Kata Kunci : Ekosistem terumbu karang, Penangkapan ikan hias, Dampak lingkungan