Resistensi dan ambivalensi :: Kajian pascakolonial terhadap novel Fi Sabili At-Taj (Demi Mahkota) karya Musthofa Luthfi Al-Manfaluti

SUBCHAN, Ahmad, Prof. Dr. Rachmad Djoko Pradopo

2010 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian ini menggunakan objek material novel Fi> Sabi>li At-Ta>j (FST) dan objek formalnya adalah perspektif pascakolonial yang terfokus pada konstruksi relasi antara Timur dan Barat, bentuk resistensi, dan ambivalensi terhadap novel FST. Penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif. Metode yang digunakan dalam menganalisis novel FST menggunakan metode dekonstruksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi relasi Timur dan Barat mengakibatkan relasi yang tidak setara atau relasi tidak seimbang. Turki Usmani mendominasi Balkan. Adanya ketidaksetaraan relasi antara penjajah dan terjajah mengakibatkan terkontruksinya stereotip-stereotip dari kolonial Turki Usmani bahwa kaum pribumi/Balkan itu bodoh, lemah, miskin, hina, dan tidak beradab. Sementara itu, Turki Usmani distereotipkan sebagai yang kuat, berpendidikan, dan beradab. Akibat dominasi Turki Usmani tersebut muncul resistensi dari kaum pribumi/Balkan. adapun bentuk resistensikaum pribumi, yaitu resistensi secara pasif dan aktif (radikal). Resistensi pasif kaum pribumi dilakukan dalam bentuk mimikri dan mokrey (memperolok-olok/mengejek) kepada kolonial turki Usmani. sedangkan, resistensi radikal kaum pribumi dilakukan dengan cara melakukan penyerangan dan membunuh pasukan kolonial Turki Usmani. Resistensi kaum pribumi bersifat ambivalen sehingga dalam perpektif kajian pascakolonial resistensi kaum pribumi membawa pada prespektif bahwa novel FST merupakan sebuah wacana ambivalensi. Pada satu sisi, novel FST memberi wacana resistensi kepada dominasi kolonial, tetapi di pihak lain, novel FST tersebut juga mewacanakan dominasi kolonial sehingga novel FST mengandung hegemoni wacana kolonial.

This research uses the novel Fi> Sabi>li At-Ta>j (FST) as its material object and postcolonial perspective focusing on the relationship between the Orient and the Occident, resistance, and ambivalence discourse as its formal object by using deconstruction method. It is a descriptive qualitative research. The result of the research shows that the relation construc between the Orient and the Occident was an imbalance relation. Utsmani Turkish dominated Balkan. The imbalance relation between the colonist and the colonized has constructed stereotypes by the Utsmani Turkish colonist that the indigenous / Balkans were stupid, weak, poor, and uncivilized. On the contrary, Utsmani Turkish were stereotyped as strong, educated, and civilized. The domination of Utsmani Turkish caused the resistance from the indigenous Balkans in both passive and active (radical) resistances. The indigenous passive resistances were done in the form of mimicry and mockery to the Utsmani Turkish colonist. Meanwhile, the active (radical) resistances were done by attacking and killing the Utsmani Turkish colonist troops. The resistance of the indigenous Balkans toward the Utsmani Turkish was ambivalence. The indigenous resistance ambivalence, in the perspective of postcolonial study, shows that the novel FST is an ambivalence discourse. On one hand, the novel FST gives a discourse of resistance toward colonial domination. On the other hand, the novel FST also gives a discourse of colonial domination so that the novel FST still has the hegemony of colonial discourse.

Kata Kunci : Relasi,Resistensi,Ambivalensi,Pribumi,Pascakolonial