Analisis rasio likuiditas solvabilitas, dan kemampuan keuangan otonomisasi atas laporan keuangan pemerintah Kota Gorontalo, 2007-2009
AGUS, Zamronie, Dr. Soeratno, M.Ec
2010 | Tesis | S2 Magister Ekonomika PembangunanPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan keuangan dalam melaksanakan otonomisasi, menganalisis likuiditas, solvabilitas dan utang keuangan daerah dalam mengukur kemampuan keuangan pemerintah daerah. Analisis rasio keuangan daerah dapat memberikan informasi yang memadai kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak intern maupun ekstern pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan finansial. Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa: Laporan keuangan Pemerintah Kota Gorontalo yakni neraca daerah dan laporan realisasi anggaran tahun 2007-2009. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yakni laporan keuangan pemerintah daerah di kelompokan sesuai dengan klasifikasi, kemudian dihitung dengan menggunakan rasio secara vertikal maupun horisontal. Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa Berdasarkan analisis kemampuan keuangan Pemerintah Kota Gorontalo dalam melaksanakan otonomi daerah selama kurun waktu 2007-2009 menunjukkan derajat desentralisasi relatif kecil rata-rata sebesar 11,52 persen, ketergantungan keuangan kepada pemerintah pusat relatif tinggi rata-rata sebesar 83,13 persen, dan kemandirian keuangan relatif kecil rata-rata sebesar 13,11 persen, namun demikian kinerja pemerintah dalam melakukan otonomi dapat dikatakan cukup baik, yang ditandai dengan adanya kenaikan Pendapatan Asli Daerah secara signifikan dari tahun ke tahun. Dalam hal efektivitas pencapaian Pendapatan Asli Daerah, pajak dan retribusi daerah tahun 2007 dan 2008 menunjukan cukup efektif dan namun tahun 2009 kurang efektif, hal ini disebabkan oleh adanya slack anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Gorontalo dalam penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Berdasarkan analisis rasio keuangan menunjukkan bahwa selama tahun 2007-2009 keadaan keuangan kinerjanya kurang baik yang disebabkan oleh kenaikan utang lancar dan penurunan aktiva lancar dari tahun ke tahun, sehingga berpengaruh terhadap likuiditas keuangan Kota Gorontalo, dimana tahun 2007 dan 2008 menunjukan keadaan likuid sementara tahun 2009 dalam keadaan ilikuid. Dari sisi solvabilitas tahun 2007-2009 menunjukan keadaan yang solvabel namun rasio tersebut memperlihatkan penurunan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Rasio utang tahun 2007 menujukkan ekuitas dan aset modal daerah untuk menjamin pembayaran utang pemerintah relatif cukup baik, karena tahun 2007 utang pemerintah relatif sangat rendah, namun tahun 2008 dan 2009 terjadi kenaikan atas jaminan utang pemerintah, karena adanya kenaikan utang pemerintah relatif cukup tinggi dibandingkan dengan kenaikan ekuitas dana dan aset modal yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Gorontalo.
This research aims to analyze the financial ability in doing the otonomy, analysing the liquidity, solvability and financial leverage to measure the finance ability of Pemerintah Kota Gorontalo. The financial ration analysis provides important information to stakeholders both internal and external in the financial related decision making process. This research adopts quantitative analysis approach by clustering the financial report based on its classification, and then calculating it using both vertical and horizontal ratio. The analysis is based on the interview to stakeholders (primary data), and on the Financial Report 2007-2009 of Pemerintah Kota Gorontalo. The findings reveal that based on the financial capability analysis of Pemerintah Kota Gorontalo in implementing regional autonomy from 2007 – 2009, the fiscal decentralization ratio is relatively small average of 11,52 percent the financial dependecy ration to the central government is relatively high average of 83,13 percent, and the financial self-sufficiency ratio is relatively small average of 13,11 percent. However, the government’s performance in conducting the autonomy is relatively good, which is characterized by the increase of PAD significantly from year to year. In terms of the effectiveness of PAD achievement, taxes and levies in 2007 and 2008 showed quite effective, but less effective in 2009. This is caused by the budgetary slack when setting the Regional Budget. Based on the financial ratios analysis, the research indicates that during 2007-2009 there was an underperforming financial situation caused by the increase in current liabilities and the decrease in current assets which affect the financial liquidity of Kota Gorontalo. In 2007 and 2008 the financial situation of Kota Gorontalo was liquid, but not in 2009. In terms of Solvability, year 2007-2009 indicated the state of solvable, but the ratio showed a decline significantly from year to year. Leverage ratio in 2007 showed that the equity and regional capital assets could guarantee the payment of government debt in relatively good, because in 2007 the government debt is relatively low. However, in 2008 and 2009 there was an increase in government debt guaranty This situation caused by the increase in government debt which was relatively high compared to the increase in equity funds and capital assets owned by Pemerintah Kota Gorontalo.
Kata Kunci : Likuiditas,Solvabilitas,Utang,Kemampuan keuangan,Kemandirian,Desentralisasi,Ketergantungan keuangan