Komodifikasi Pemilu 2009 di Metro TV dan TVONE :: Analisis wacana talk show khusus membahas debat capres dan cawapres 2009-2014 di Metro TV dan tvOne, periode 18, 23, 25 Juni dan 2 Juli 2009
LESTARI, Yolenta J. Indah, Drs. Kuskridho Ambardi, M.A., Ph.D
2010 | Tesis | S2 Ilmu KomunikasiMedia televisi mencari keuntungan dari peristiwa-peristiwa yang dirangkai menjadi komoditi di layar kaca. Semua peristiwa yang telah dijadikan komoditi menjadi tontonan menarik, termasuk Pemilu 2009. Metro TV dan tvOne adalah televisi berita yang menjadikan Pemilu 2009 sebagai komoditi. Tak mau kalah bersaing dengan televisi swasta lain, yang juga menjadikan Pemilu 2009 sebagai komoditi, Metro TV dan tvOne melakukan komodifikasi Pemilu 2009 agar menarik lebih banyak audiens dan pengiklan. Baik Metro TV dan tvOne menjadikan Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014 sebagai topik talk show yang tayang di tanggal 18, 23, 25 Juni dan 2 Juli 2009. Mereka mengemas talk show politik dengan mengedepankan konsep political entertainment. Konsep ini sudah sangat lama digunakan, akan tetapi khusus di Indonesia konsep tersebut terbilang baru karena media kita baru saja menghirup udara bebas setelah rezim Soeharto berakhir. Komodifikasi terhadap Pemilu 2009 muncul pada penggunaan gimikgimik atau unsur-unsur hiburan yang tidak lazim digunakan dalam talk show politik seperti polling sms, biasanya digunakan di reality show, format nonton bareng, biasanya digunakan ketika Piala Dunia, dan sorakan/yel-yel pendukung yang biasanya muncul di acara olahraga dan juga reality show. Selain itu, sindiran dan perdebatan yang kusir antara host dan narasumber menjadi daya tarik talk show politik ini. Dengan membuat komodifikasi terhadap Pemilu 2009, rating kedua televisi meningkat pesat dibandingkan sebelumnya. Momen Pemilu 2009 merupakan lahan bisnis bagi industri televisi. Sebenarnya, konsep komodifikasi yang ditawarkan Mosco adalah untuk membongkar komodifikasi pada level makro (proses menciptakan nilai tukar yang melibatkan pekerja, konsumen, dan capital) bukan pada level mikro seperti teks. Peneliti ingin membongkar komodifikasi pada ranah teks. Jadi melalui teks akan nampak bahwa telah terjadi komodifikasi terhadap komoditi tersebut. Teks mengungkapkan banyak cerita dan konflik yang ternyata kalau dikemas menjadi komoditi dapat memberikan nilai tukar yang tidak sedikit. Inilah yang telah dilakukan oleh Metro TV dan tvOne. Keduanya asik bermain diranah teks untuk menjual Pemilu 2009 ke audiens dan pengiklan. Untuk membongkar komodifikasi Pemilu 2009 dalam program talk show politik di Metro TV dan tvOne peneliti menggunakan beberapa kerangka pemikiran seperti Komodifikasi, Media Massa sebagai Lembaga Bisnis, Pentingnya Rating bagi Produser, Media Massa dan Politik dan Konstruksi Realitas Politik dan dibantu oleh Analisis Wacana Norman Fairclough. Analisis ini menyatakan bahwa lahirnya sebuah teks adalah melalui sebuah rangkaian yang terwujud melalu tiga dimensi analisis yaitu teks, discourse practice, dan sociocultura practice. Sumber data peneliti dapatkan dari data primer berupa record, teks dan wawancara, sedangkan data sekunder berupa buku kepustakaan dan situs internet. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tiga tahap yang digunakan Norman Fairclough, yaitu deskripsi, interpretasi dan eksplanasi.
Kata Kunci : Komodifikasi Pemilu,Metro TV dan TVONE,Talk show