Laporkan Masalah

Sejarah gerakan Wahabi di dunia Arab dan penyebarannya di Indonesia

TAHIR, Ach, Prof. Dr. M. Abdul Karim, M.A.,M.A

2010 | Tesis |

Sejarah perkembangan gerakan Wahabi di dunia Arab mempunyai asal muasal yang dikenal dengan gerakan Salafiah klasik yang dirintis oleh Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah, sehingga dalam konteks sejarahnya salafisme yang awalnya murni keilmuan dan a-politis kemudian menjadi sebuah gerakan politis karena dipengaruhi oleh faham wahabisme yang dibangun oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahhab. Wahabisme merupakan isu yang senantiasa hangat untuk diperdebatkan dalam arena global sampai saat ini. Gerakan ini juga merupakan sempalan dari gerakan fundamentalisme Islam yang berada pada posisi Islam kanan atau Islam garis keras (radikalisme Islam).Dalam sejarahnya, gerakan Wahabi berkembang di dunia Arab seperti Mesir, Iran,Arab Saudi, dan bahkan sampai ke Indonesia yang masyarakatnya majemuk dan mayoritas Islam. Sejalan dengan gerakan-gerakan Islam lokal atau nasional di Indonesia,gerakan Wahabi mempunyai pengaruh besar terhadap persoalan sosial keagamaan,ekonomi, dan bahkan politik yang ada Indonesia. Kasus ini sangat menarik untuk dikaji terkait dengan sejarah gerakan Wahabi di dunia Arab dan sejarah penyebarannya ke Indonesia terutama respon ormas-ormas Islam Indonesia seperti Nahdlatul Ulama (NU),Muhammadiyah, Haizbut Tahrir Indonesia (HTI), al-Irsyad dan seterusnya yang begitu menantang bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Sosio-Historis,sedangkan teori yang digunakan adalah teori evolusi dan teori Challenge and Response.Teori evolusi merupakan suatu teori yang berkembang bermula dari tingkat sederhana yang selalu berkembang di masyarakat, challenge merupakan tantangan dari perkembangan sebuah Gerakan Wahabi, sedangkan response merupakan reaksi budaya dan pemikiran baru yang digunakan untuk menjawab sebuah persoalan dan tantangan yang ada. Sebagai penunjang dari penelitian ini, penulis memakai metode pemikiran Karl Jaspers yang menyatakan bahwa suatu peristiwa (event) atau kejadian sejarah harus ditentukan oleh man, time, dan place, sehingga penelitian ini dapat menjadi sempurna sesuai dengan perangkat analisis yang ada. Hasil dari penelitian ini berbentuk analisis sejarah tentang akar gerakan Wahabi di dunia Arab dan proses penyebarannya ke Indonesia melalui teori challenge and response yang merupakan akhir penelitian ini sebagai kontribusi pemikiran. Pada bab IV merupakan hasil aplikasi dari teori evolusi dan teori Challenge and Response dengan menganalisis problem historis gerakan Wahabi, karena muncul ketegangan yang awal mulanya a-politis menjadi politis khususnya di Arab Saudi.Masuknya ke Indonesia dimulai sejak terjadinya gerakan Paderi di Sumatra Barat,sedangkan problem historis gerakan Wahabi di Indonesia merupakan tantangan tersendiri hadirnya Wahabisme yang mengundang pro dan kontra, karena dapat mengancam kebudayaan Indonesia. Respon ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah yang juga menentang bid’ah dan khurafat, tetapi tidak terlalu ekstrim memahami al-Qur’an dan Sunnah, NU mendukung jargon kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah, tetapi ia tetap mempertahankan tradisi, HTI cenderung lebih ekstrim dengan usaha mereka mendirikan khilafah Islamiyah di Indonesia begitu juga al-Irsyad, tetapi ia lebih pada misi-misi dakwah keislaman dan pendidikan.

History of the Wahhabi movement in the Arab world has the origins known with classical Salafiah movement pioneered by Ibn Taymiyyah and Ibn Qayyim al-Jauziyah, so in the context of the history, Salafism was originally purely scientific and apolitical then becomes a political movement because it is influenced by the Wahhabism ideology was built by Muhammad Ibn Abdul Wahhab Najdi. Wahhabism is an issue that is always current to be debated in the global arena till today. This movement is also a splinter of the Islamic fundamentalist movement that is on the position of right Islamic or hard-line Islamic (Islamic radicalism). Historically, Wahhabi movement grew in the Arab world such as Egypt, Iran, Saudi Arabia, and even to Indonesia that society is pluralistic and Islamic majority. In line with Islamic movements in Indonesia, local or national, Wahhabi movement has a major influence on the issues of social religious, economic, and even the existing Indonesian politicaly. This case is very interesting to studied associated with the history of the Wahhabi movement in the Arab world and the history of its spread to Indonesia, particularly the response of Indonesian Islamic mass organizations such as Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Haizbut Tahrir Indonesia (HTI), al-Ershad, and so on is so challenging for the researcher to examine more deeply.The approach used in this study is the Socio-Historical approach, while the theory used is the theory evolutions and theory of Challenge and Response. Challenge is the challenge of the development of a Wahhabi movement, while the response is a cultures reaction and new ideas to used to answer the problems and challenges. As a supporter of this research, the researcher uses Karl Jaspers' method of thinking which states that an event or historical events should be determined by the man, time, and place, so that this research can be a perfect fit with existing analysis tools. Results of this research is historical analysis on the root of Wahhabi movement in the Arab world and its spread process to Indonesia through the theory of challenge and response which is the end of this research as intellectual contributions.In chapter IV is the result of application of the theory of Challenge and response by analyzing the problems of the historical Wahhabi movement, because it appears that the tension was beginning to be politically apolitical, especially in Saudi Arabia. The entry into Indonesia starting from the Paderi Movement in West Sumarta, while the problems of historical Wahhabi movement in Indonesia is a challenge that invites the presence of Wahhabisme pros and cons,because it can threaten the Indonesian culture. Response of Islamic mass organizations such as Muhammadiyah who also opposed the heresy and supertstition, but not too extreme to understand the Qur’an and Sunnah, NU support jargon back to the Qur’an and Sunnah, but he still defend the tradition, tend HTI more extreme with their efforts Khilafah Islamiyah in Indonesia as well as al-Irsyad, but he is more on the Islamic da’wah missions and education.

Kata Kunci : Islamic fundamentalism,Salafism,Wahhabism


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.