Laporkan Masalah

Pembuatan briket penyala dari campuran coco-dust dan arang tempurung kelapa

FAISAL, Muslikhin Hidayat, S.T.,M.T.,Ph.D

2010 | Tesis | S2 Teknik Mesin

Salah satu kendala yang di hadapi oleh konsumen pengguna briket dewasa ini adalah masalah kesulitan dalam penyalaan awal. Karena briket tidak akan bisa menyala langsung sehingga harus membutuhkan bahan pemantik untuk mempermudah penyalaan awal. Bahan pemantik yang biasa digunakan masih mengandalkan minyak tanah dan solar yang bersifat berbau, berasap. Dengan dicabutnya subsidi BBM sejak tahun 2006 menyebabkan harga minyak tanah naik yang berkisar Rp 8.000 – Rp 9.000/Liter. Kenaikan harga minyak tentu membebani masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Penelitian ini bertujuan membuat briket yang akan dipergunaan sebagai pemantik awal dari bahan limbah serbuk kelapa (coco-dust) karena sifatnya sangat mudah terbakar dan berlangsung cepat akan dicampur dangan arang tempurung kelapa yang memiliki nilai kalor yang sangat tinggi serta bertahan lama sehingga diharapkan konsumen tidak lagi bergantung pada minyak tanah atau solar. Bahan baku yang digunakan adalah limbah dari serbuk kelapa (coco-dust) (A) dicampur dengan arang tempurung kelapa (B) dengan bervariasi campuran X1(30%A+70%B), X2(40%A+60%B), X3(50%A+50%B), kemudian dicetak dengan 3 variasi tekanan P1(50 kg/cm2(simbol)), P2(75 kg/cm2(simbol)), P3(100 kg/cm2(simbol) ). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kecepatan nyala awal briket bentuk bulat adalah antara 22.32-30.91 detik atau dengan waktu nyala awal rata-rata sebesar 27.28 detik, sedangkan berbentuk kotak waktu nyala awal antara 11.22 – 16.64 detik atau dengan rata-rata waktu nyala awal 14,76 detik. Komposisi terbaik adalah X3P2-X3P3 karena waktu nyala rata-rata tercepat 11,22 detik. Dari hasil pengujian bahwa untuk ½ kg briket bahan bakar dalam tungku cukup dibutuhkan 2-3 biji briket penyala berbentuk bulat dengan massa @ 37 gram dan berbentuk kotak dengan massa @ 25 gram. Untuk menghasilkan briket penyala 1.200 kg/bulan, dibutuhkan investasi awal Rp. 6.120.000 dan biaya produksi Rp. 1..030.001/bulan,- dengan keuntungan bersih Rp. 13.979.075 setiap tahun. Sedangkan nilai BEP sebesar 515 kg/bulan; B/C Ratio 1,94 dan PBP 0,44 tahun.

A problem that faced by the briquette’s consumer today’s is difficulties in starting ignition. Because the briquette can’t be burned immediately but needs a media for facilitation in starting to burn. The consumer still depend on kerosene for starting ignition media that has bad smell and fumes. In 2006 the Indonesia government stopped out subsidy of fuel that make high cost of kerosene (Rp 8.000 – Rp 9.000) in national marketing. It will burden the populace (society).This research will design of starter ignition briquette for starting ignition media so the consumer not depend on kerosene anymore. The raw material for research uses the cocodust (fiber coconut powder) and coconut charcoal. The cocodust is flammable and the coconut charcoal has high heat value. The mixing of these two materials will produce a media for starting ignition and will replace the kerosene. The experiment with the variation of composition cocodust (A) mixed with coconut charcoal (B) in three variations comparison; X1 (30%A+70%B), X2 (40%A+60%B), X3 (50%A+50%B), and then form with three pressures (P) variations; P1(50 kg/cm2(symbol)), P2(75 kg/cm2(symbol)), P3(100 kg/cm2(symbol)). The result showed that the time needed for starting ignition between 22.32- 30.91 seconds or needs 27.28 seconds of averaging time for starting ignition (for circle briquette types). For box briquette types needs 11.22 – 16.64 seconds for starting ignition or needs 14.76 seconds of averaging time for starting ignition. The best composition are X3P2 and X3P3 because it more quickly in starting ignition time than the others. After testing showed that needs 2-3 starter briquettes with circle types (@ 0.037 kg) or 2-3 starter briquettes with box types (@ 0.025 kg) for burning ½ kg fuel briquette. For producing the starter ignition briquette 1.200 kg/month, needs fixed investment Rp. 6.120.000 and production cost Rp. 1,030,001/month the net benefit are Rp. Rp. 13.979.075/year. With BEP 515 kg/month; B/C Ratio 1,94, and PBP 0,44 year.

Kata Kunci : Coco,dust,Briket,Penyala awal,Briket bahan bakar,Arang,Kelapa


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.