Pembuatan mesin pencacah tongkol jagung dan evaluasi kualitas silase berbasis tongkol jagung dengan penambahan inokulum
RAHMANTO, Dwi, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA.,DEA
2010 | Tesis | S2 Teknik MesinTongkol jagung merupakan limbah dari tanaman jagung yang berpotensi diolah menjadi pakan ternak dalam bentuk silase. Ketersediaan limbah tongkol jagung di Indonesia cukup besar yaitu mencapai 4.895.175 ton/ tahun. Untuk mendapatkan kualitas silase tongkol jagung yang baik, diperlukan pencacahan bahan dan penambahan inokulum yang proporsional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja mesin pencacah tongkol jagung serta mengevaluasi kualitas silase berbasis tongkol jagung dengan penambahan inokulum “Biota“. Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan “Ngudi Mulyo“ Jurug, Sidorejo, Lendah, Kabupaten Kulon Progo pada bulan November 2009 s.d. Januari 2010 (3 bulan). Untuk pengujian kinerja mesin pencacah, variabel yang diamati adalah kapasitas produksi, ukuran cacahan, dan konsumsi bahan bakar. Sedangkan untuk evaluasi kualitas silase berbasis tongkol jagung, variabel yang diamati adalah secara fisik: warna, bau, tekstur, dan jamur; secara kimia: Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK), Bahan Kering (BK), dan pH; serta tingkat akseptabilitas pakan. Bahan baku pembuatan silase berbasis tongkol jagung ini adalah tongkol jagung, kleci, nasi aking, molases, aminosin, mineral mix, inokulum “biota“, dan air. Metode analisa data deskriptif kualitatif untuk mengetahui kinerja mesin pencacah tongkol jagung, membandingkan kualitas silase tongkol jagung dengan penambahan inokulum baik secara fisik, kimia, maupun tingkat akseptabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin pencacah tongkol jagung mempunyai kapasitas produksi rata-rata 89,91 kg/ jam dengan konsumsi bahan bakar 0,75 l/ jam dan hasil cacahan rata-rata 5-10 mm (tongkol kering). Sedangkan untuk tongkol basah, kapasitas produksi rata-rata 159,08 kg/ jam dengan konsumsi bahan bakar 0,77 l/ jam dan hasil cacahan rata-rata 5-10 mm. Penambahan Inokulum “Biota“ 1 % dan 2 % mampu memperbaiki kualitas silase berbasis tongkol jagung baik secara fisik maupun kimia, serta mampu meningkatkan akseptabilitas. Penambahan Inokulum “Biota“ 2 % dengan fermentasi selama 15 hari mampu mempengaruhi peningkatan rerata Protein Kasar (PK) sebesar 1,6 % dan rerata penurunan Serat Kasar (SK) 1,59 % dibandingkan tanpa penambahan inokulum.
Corncob is a waste of corn plant that potentially can be processed to be silage. Availibility of corncob waste at Indonesian is sizable which reaches 4.895.175 tons/ year. To get a good quality silage from corncob, it is necessary to chop the corncob and add the right amount of the inoculum. The aim of this research are to test a corncob crusher that has been designed and constructed, and to evaluate the quality of the corncob based silage that has been added with inoculum “Biotaâ€. This research is conducted at “Ngudi Mulyo†farm in Jurug, Sidorejo, Lendah, in the regency of Kulon Progo on November 2009 to January 2010 (3 months). The performance of the crusher that are examinated, are production capacity, chop measure, and fuel consumption. The silage quality are evaluated for it’s physical, chemical and the cattle feed acceptance. The physical parameters are color, odor, texture and fungi growth. The chemical parameters are Crude Protein (CP), Crude Fiber (CF), Dry Matter (DM), and pH. The raw material for making the corncob based silage is corncob, soyabean peel (kleci), dried rice, molasses, aminocine, mix mineral, inoculum “Biota†and water. Data are analysed using the descriptive and qualitative method to examine the crusher performance and the corncob based silage quality. The experiment result show that for dry corncob the corncob crusher has a production rate about 89,91 kg/ hour, has a fuel consumption about 0,75 l/ hour, and the chopped corncob has average size 5-10 mm. If the corncob is wet, the production rate about 159,08 kg/ hour, the fuel consumption about 0,77 l/ hour, and the average size of the crushed corncob is about 5-10 mm. The addition of inoculum “Biota†at 1 % and 2 % can increase the quality of corncob based silage. The addition of inoculum “Biota†at 2 % with 15 days fermentation time can increase the Crude Protein (CP) content to about 1,6 % and can also decrease the Crude Fiber (CF) to about 1,59 % compare without the addition of inoculum.
Kata Kunci : Mesin pencacah,Kualitas silase,Tongkol jagung,Inokulum, crusher, silage quality, corncob, inoculum.