Laporkan Masalah

Tipologi ruang terbuka publik di tepian sungai Musi

HIDAYAT, Husnul, Ir. Budi Prayitno, M.Eng.,Ph.D

2010 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur DKB

Penelitian ini membahas tentang keberadaan ruang terbuka publik di tepian sungai Musi yang digunakan oleh warga masyarakat kota Palembang khususnya yang berada dikawasan Benteng Kuto Besak dan sekitarnya, melalui telaah tipologi. Tujuan penelitian ingin menemukan identifikasi dan mendapatkan kejelasan dari hal-hal yang terkait dengan keberadaan dari ruang-ruang terbuka publik yang terdapat di tepian sungai Musi Palembang dan dapat memberikan arahan penataan ruang terbuka publik yang kontekstual. Pemilihan kasus penelitian ruang terbuka publik, berdasarkan pada perubahan elemen pelingkup ruang, bentuk atau kegiatan yang ada, setelah melakukan kajian diakronik dari fase Kerajaan Sriwijaya, fase Kesultanan Palembang Darussalam, fase Penjajahan, fase Pembangunan, selain dikarenakan permasalahan yang begitu kompleks pada ruang terbuka tersebut. Ada 5 kasus ruang terbuka publik yang akan diteliti, yaitu; Plaza Benteng Kuto Besak (K1), Taman Nusa Indah (K2), Plaza Pasar 16 ilir (K3), Halaman Rumah Kapitan (K4) dan Plaza 10 Ulu (K5). Penelitian ini menggunakan metoda rasionalistik. Data digali melalui observasi langsung ke lapangan. Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan terhadap setting fisik dan aspek fungsi. Hasil observasi selanjutnya dikaji dengan tiga teori perancangan kota Roger Trancik ; Figure Ground, Linkage, Place dan teori-teori yang berhubungan dengan ruang publik, serta teori-teori yang berhubungan dengan waterfront . Disimpulkan bahwa bentuk dan ragam ruang terbuka publik di tepian sungai Musi berdasar bentuk dan sistem keterkaitan dengan elemen lingkungannya dapat dikelompokkan menjadi : terbuka linier dinamis (K1, K3, K5), terbuka sentral statis (K2) dan tertutup linier dinamis (K4). Ketiga sistem keterkaitan tersebut dapat digunakan sebagai alternatif konsep perencanaan maupun perancangan ruang terbuka publik yang disesuaikan dengan karakteristik ruang, aktivitas pengguna dan sarana pendukung. Dengan harapan dapat meningkatkan kualitas bentuk kota yang mampu mengekspresikan kehidupannya.Perlu diperhatikan juga, ruang publik akan menjadi istimewa ketika secara filosofi keruangan ia unik, dan secara “event” ia begitu beragam dan terprogram. Salah satu mungkin yang menambah keistimewaan ruang publik, tentu saja karena keragaman “event” yang bergitu luas dan bervariasi, dari kegiatan sehari-hari yang terkait dengan sosial ekonomi budaya masyarakat, sampai kegiatan politik dan yang tak kalah penting dalam penataan ruang-ruang terbuka publik yang ada ditepian sungai Musi harus memiliki : tema, citra, pengalaman dan fungsi.

The research describes the existence of public open spaces in the area of Musi riverside which are frequently used by Palembang’s community especially by those who lived in nearby district, Benteng Kuto Besak. The research is conducted through a typology study to reveal the phenomena occurred at the studied areas. The research aims at the efforts to conclude the urban design guidelines which are assumed contextual to the surrounding environment and able to accommodate the local’s needs. The studied areas are selected on the basis of the continuous changing on their streetscapes, forms and activities after a diachronic analysis were conducted. The research begins from the typology study in Sriwijaya Kingdom phase, continued by that in Palembang Darussalam Kingdom, Colonialism era and eventually that in the Development era. The complicated issues occurred in the recent years have also contributed to the basic reasons on why the studied areas are selected. There are five public open spaces studied which are Benteng Kuto Besak Plaza (K1), Nusa Indah Park (K2), Pasar 16 Ilir Plaza (K3), Halaman Rumah Kapitan (K4) and 10 Ulu Plaza (K5). The research uses the rationalism methodology by performing a direct field observation focusing on the physical setting and the function aspects of the areas. The results summarized are verified by comparing them to Roger Trancik’s theories: Figure Ground, Linkage and Place, and those which are relevant to the public open spaces and waterfront issues. Based on the research, the form of the public open spaces and its varieties which consider their relationship system to the surrounding elements, could be categorized into types as followed: dynamic open linear (K1, K3, K5), static open central (K2) and dynamic open linear (K4). Those three systems found could be used in the future planning and design toward the local public open space. The local’s characteristics, activities, and the support facilities should also be well considered in order to increase the urban quality which is expressing a vitality of its community. The public open space will be said special if the unique entity of its physical form is philosophically perceived while the functions could be performed systematically in a variety, accommodating the daily activities of the locals. Those activities include the aspect of economy, socio-cultures, as well as politic, therefore the public open spaces studied could serve for those purposes reflected in various design themes, images, experiences and functions.

Kata Kunci : tipologi, ruang terbuka publik, tepian sungai, typology, public open space, riverside


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.