Pengaruh setting fisik terhadap setting aktivitas pada "kehidupan" fungsi kawasan :: Studi kasus kawasan Jalan Gadjah Mada, Denpasar Bali
MAHENDRA, I Made Agus, Ir. Didik Kristiadi, MLA.,MAUD
2010 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur DKBPada umumnya di Asia Tenggara, kita dapat melihat bahwa perkembangan kota-kota modern banyak dibentuk berdasarkan warisan sejarah masa sebelumnya. Dalam kajian tentang masalah perkotaan, beberapa aspek penting yang memainkan peranan penting adalah keadaan demografi, teknologi, organisasi aktivitas, dan lingkungan Dimana sebuah kota terbentuk karena adanya interaksi aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan dan penghidupannya Keberadaan setting fisik serta setting aktivitas kawasan kota tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan manusia sebagai pelaku utama kegiatan di kawasan perkotaan Berarti secara fisik dan fungsional intensitas dan kualitas kegiatan kota akan selalu berubah seiring dengan setting fisik dan setting aktivitas yang melingkupinya Kawasan Jalan Gajah Mada Denpasar,Bali merupakan kawasan pusat kota yang padat kapasitas penghuni dan pengguna jalan, kawasan ini juga terdiri dari percampuran berbagai macam fungsi (mixed land use) yaitu fungsi komersial, budaya dan perkantoran. Dari keberadaan setting fisik serta setting Aktivitas yang melingkupi kawasan ini, menjadi permasalahan yang signifikan terhadap “kehidupan†fungsi kawasan, mulai dari konteks Keberlanjutan pembangunan baik dari sisi lingkungan, sosial maupun Ekonomi Keberadaan dari setting fisik Elemen-elemen street furniture, vegetasi yang kurang dan sangat minim sebagai faktor yang dapat mendukung keberlanjutan.Pada setting aktivitasnya Keberlanjutan Bangunan yang fungsinya ‘mati’ terkonsentrasi pada lokasi tertentu serta Kurang optimalnya dan tidak seimbangnya penggunaan/fungsi kawasan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menemukan pengaruh setting fisik terhadap setting aktivitas pada “kehidupan†fungsi kawasan Jalan Gadjah Mada Denpasar serta memberikan guideline dan arahan penataan pada setting fisik dan aktivitas yang dapat menghidupkan kawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dengan data yang diolah secara kualitatif. Data berupa literatur dan peta dikumpulkan untuk melihat tanda-tanda dan temuan di lapangan. Kemudian menyusun konsepsualisasi teoritik berdasarkan teori-teori yang ada dari variabel penelitian.Dalam penelitian ini juga dilakukan proses Metode Analisa deduksi Temuan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada Messo kawasan Magnet kawasan yang berada pada kawasan zona budaya menjadi faktor yang berpengaruh terhadap â€kehidupan†fungsi kawasan yang menyebabkan tidak seimbangnya kehidupan fungsi kawasan di kawasan Jalan Gadjah Mada Denpasar. ini disebabkan oleh aktivitas PKL yang berada pada selatan ruang jalan yang berjualan sesaji banten, dan perlengkapan sembahyang umat hindu, dan Pasar badung yang menjadi pilar dan yang menjadi salah satu pasar terbesar dikota Denpasar. Pada mikro kawasan, yang berpengaruh terhadap “Kehidupan†fungsi kawasan adalah set back bangunan, kolom bangunan,windows shopping, jalur pedestrian, tempat parkir, vegetasi dan street furniture
In Southeast Asia, we can see that the developments of modern cities are, in general, formed based on the historical legacy of the past. In a study of urban problems, several aspects that play an important role are demography, technology, organization, activity and environment in which a city is formed by the interaction of human activities in their life and in their effort to earn living. On the other hand, a city is not the place that formed in a short time period, but a place that grows and develops from time to time. Development of the physical environment represents a human effort to improve environmental quality in order to enhance their performance in carrying out their activities. The existence of the physical setting and of the activity setting of the urban area can not be separated from human needs as the main actors in urban areas. Thus, physically and functionally, the intensity and quality of urban activities will always change with the surrounding physical and activity settings. Gajah Mada Street in Denpasar, Bali is a crowded downtown area that densely populated and full of road users. It has also mixed functions (mixed land use), namely commercial, cultural and office functions. It has a variety of potentials that will greatly contribute and positively affect the region planning and the entire community life. Physical and activity settings around this area raised significant issues to the functions of the region, ranging from sustainable development, environmental, social and economic to the vegetation issues. In the activities setting, sustainable development was aimed at a particular location that is not functional and at the less optimal and imbalance use of the area. This study aimed to determine the influence the physical and activities settings have on the function livability of Gajah Mada Street area in Denpasar and to provide guideline about the arrangement of physical and activity settings to revive the area. The current study uses rationalistic approach with qualitatively processed data. The collected data are in the forms of literatures and maps to see the signs and findings in the field. We subsequently develop the theoretical conceptualization based on the existing theories of the study variables. This study employed also deductive analysis to explain or predict the existence of facts/events in the research area according to the extant theoretical basis. The results showed that Messo, that represents the Magnet area located in the cultural zone, is a factor that influence the function livability that, causing imbalance function of Gadjah Mada street area in Denpasar. This is mainly caused by the activities of street vendors located on the southern road space who sell various items for daily pray for Hindus, as well as the activities in Badung market. The latter represents the local economic pillar and one of several biggest markets in micro economic area of Denpasar. Among those that influence the function livability of the area are building set back, building column, window shopping, pedestrian lines, parking area, vegetation, and street furniture.
Kata Kunci : Setting fisik,Setting aktivitas,Elemen kota,Koridor jalan5Kehidupan kota