Le Corbusier: Penerapan "5 butir arsitektur baru" pada karya-karyanya

SISWADI, Rony Setya, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch, Ph.D

2010 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Le Corbusier adalah tokoh arsitektur modern. Dia menyerukan bahwa arsitektur baru harus mengikuti perkembangan zaman dan memanfaatkan kemajuan teknologi. Arsitektur, bagi Le Corbusier dapat dianalogikan dengan mesin, yang harus efisien dan ekonomis, tanpa mengabaikan keindahan, dan dapat dibuat secara fabrikasi agar cepat dan massal. Keindahan akan muncul dengan sendirinya dari kejujuran bentuk dan fungsi, sebagaimana keindahan pada mobil, pesawat terbang, kapal laut. Dia satu-satunya arsitek modern yang memerinci secara tegas apa yang dimaksud dengan arsitektur baru, melalui pemikirannya yang diberi judul ‘Les 5 points d’une architecture nouvelle’ (1926) atau ‘5 butir arsitektur baru’, yang terdiri dari (1) Pilotis atau mengangkat bangunan dari permukaan tanah, (2) Free façade, atau mengolah fasade dengan leluasa, (3) Free plan, atau mengolah denah dengan leluasa, (4) Long horizontal window, atau jendela memanjang horizontal, dan (5) Roof garden, atau taman di atap. Karena itu sangat menarik untuk meneliti konsistensi Le Corbusier dalam menerapkan pemikirannya dalam karya-karyanya. Metode pengambilan sampel menggunakan penyaringan berganda, pertama disaring berdasar interval waktu, sehingga mewakili 60 tahun (1905-1965) keseluruhan waktu berkarya Le Corbusier. Penyaringan kedua, adalah seleksi jika pada interval tersebut terdapat beberapa karya, dimana diprioritaskan karya yang dikenal luas, dan mempertimbangkan variasi sampel. Akhirnya, didapatkan 19 buah sampel. Analisa dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah analisa per sampel. Tahap kedua adalah analisa keseluruhan, untuk melihat tingkat dan variasi penerapan ‘5 butir arsitektur baru’ dalam perspektif waktu. Hasil penelitian ini bahwa secara umum Le Corbusier cenderung konsisten menerapkan pemikirannya ‘5 butir arsitektur baru’ dalam karya-karyanya. Dengan rincian sebagai berikut : • Pada Periode 1, usia 18-30 tahun, tingkat penerapan ‘5 butir arsitektur baru’ hanya 22%. Hal ini dapat dimengerti karena Le Corbusier masih muda, masih belajar, dan konsep ‘5 butir arsitektur baru’ belum tersusun utuh. • Pada Periode 2, usia 34-50 tahun, tingkat penerapan ‘5 butir arsitektur baru’ sangat tinggi mencapai 80%. Hampir pada semua bangunan di periode ini menerapkan kelima butir arsitektur baru tersebut.• Pada Periode 3, usia 60-78 tahun, tingkat penerapan ‘5 butir arsitektur baru’ menurun dibandingkan periode sebelumnya, meskipun angkanya cukup tinggi, yakni 69%. Penurunan angka ini disebabkan oleh berkurangnya karya yang memakai pilotis dan roof garden.

Le Corbusier was a prominent figure of modern architecture. He stated that new architecture had to follow epoch progress and used high technology at that time. Architecture, according to Le Corbusier, could be analogized with machine which had to be efficient and economical, without ignoring beauty, and could be made in fabrication as to be quick and massive. Beauty would appear from honesty of shape and function, such as, beauty of car, air plane, and ocean ship. He was the only modern architect who stated firmly what was new architecture through his theory titled ‘Les 5 points d’une architecture nouvelle’ (1926) or ‘5 points of new architecture’, consisting of (1) Pilotis, or to lift building from land surface, (2) Free facade, or to design facade freely, (3) Free plan, or to design plan freely, (4) Long horizontal window, or to lengthen window horizontally, and (5) Roof garden, or garden on roof. Therefore, it was interesting to examine Le Corbusier consistency in applying his theory on his works. Samples were taken by using double screening; first, they were screened based on time interval as to represent period of 60 years (1905-1965) for overall time of Le Corbusier’s works; second, selection, if the interval had some works, the widely well-known works were prioritized, and variation of sample were considered too; finally, 19 samples were found. Data were analyzed in the following two stages: first, analysis per sample; second, analysis through entire samples, to see rate and variation of application of ‘5 points of new architecture’ in time perspective. Results of research indicated that, generally, Le Corbusier tended to be consistent in applying his theory of ‘5 points of new architecture’ on his works with the following periods: • In Period 1, age of 18-30 years old, application rate of ‘5 points of new architecture’ was only 22%. It could be understood because Le Corbusier was young, and still learning, and concept of ‘5 points of new architecture’ had not been completely formed. • In Period 2, age of 34-50 years old, application rate of ‘5 points of new architecture’ was very high, 80%. Nearly all buildings at the time applied the ‘5 points of new architecture’. • In Period 3, age of 60-78 years old, application rate of ‘5 points of new architecture’ was lower than previous period, although the rate was sufficiently high, 69%. This decreasing rate was caused by lack of works using pilotis and roof garden.

Kata Kunci : 5 butir arsitektur baru,Pilotis,Free focade,Free plan,Long horizontal window