Laporkan Masalah

Kekhalifahan Islam dalam pandangan Ali Abdur Raziq dan Abul A'la Maududi :: Tinjauan historis upaya mencari sistem pemerintahan ideal

FAIDI, Ach, Prof. Dr. M. Abdul Karim, M.A

2010 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya Minat Kajian timur Teng

Penelitian ini membahas tentang sistem kekhalifahan Islam dalam pandangan Ali Abdur Raziq dan Abul A’la Maududi. Dari pendapat kedua tokoh ini penulis kemudian mengurai tentang sistem pemerintahan ideal menurut mereka. Penelitian ini merupakan studi pemikiran tokoh yang berjenis riset pustaka (library rearch) dengan menggunakan normatif dan sosio-historis sebagai pendekatannya. Sistem kekhalifahan dalam bingkai sejarah pemerintahan umat Islam memang banyak menorehkan prestasi dan suka-cita bagi umat Islam, khususnya ekspansi Islam ke segala penjuru, namun tidak dapat dilupakan pula dari sejarah masa kekhalifahan tersebut umat Islam banyak menemukan luka dan duka. Praktek politik kekerasan akibat rivalitas politik dalam merebut tahta kekuasaan, kudeta berdarah, dan pemaksaan-pemaksaan kebijakan terhadap rakyat yang tidak sepaham, sering mewarnai dinamika sejarah pemerintahan Islam era kekhalifahan yang berlangsung sejak 632-1924 M. Dalam merespon hal ini, setidaknya umat Islam memilki dua pandangan yang berbeda; pertama, menerima dan memperjuangkan sistem kekhalifahan sebagai sistem pemerintahan politik umat Islam, dan yang kedua menolak sistem kekhalifahan dijadikan sistem pemerintahan politik umat Islam. Di sinilah sosok pemikiran Maududi penulis angkat menjadi ikon pendukung pandangan yang pertama, dan pemikiran Raziq menjadi ikon pendukung pemikiran yang kedua. Raziq memandang fenomena kekhalifahan yang pernah terjadi dalam dinamika sejarah politik umat Islam adalah suatu fenomena sejarah yang tidak perlu dilestarikan, mengingat eksistensi kekhalifahan dalam sejarahnya tidak jarang ditegakkan, dan dipertahankan dengan ketajaman pedang dan kekuatan fisik. Menurut Raziq, dalam Islam sistem pemerintahan ideal adalah diserahkan semuanya pada logika dan prinsip berpolitik yang dipandang sesuai memenuhi segala kebutuhan masing-masing masyarakat Islam dalam setiap ruang dan waktu. Adapun Maududi memandang eksistensi kekhalifahan sebagai suatu sistem yang perlu ditegakkan kembali dalam sistem pemerintahan umat Islam, mengingat sistem ini merupakan sistem pemerintahan yang islami, dengan sebuah tawaran konsep politiknya untuk suatu sistem pemerintahan ideal yang populer disebut dengan istilah teo-demokrasi. Mereka berdua sama-sama medasarkan pendapatnya pada petunjuk al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam. Oleh sebab itu, menurut penulis meneliti sistem kekhalifahan merupakan sesuatu hal yang urgen, bukan merupakan hal yang out of date dan tidak perlu, justru sebaliknya, merupakan hal yang up to date dan menerik di tengah umat Islam yang sedang gamang mencari identitas religio politiknya. Penelitian ini bertujuan ikut serta membantu menemukan rumusan sistem pemerintahan ideal bagi umat Islam, dengan mempertimbangkan dua corak pemikiran yang berlawanan.

This research discusses the system of the Islamic Caliphate in a view of Ali Abdur Raziq and Abul A'la Maududi. From both these figures, we analyzed about the ideal system of government according to their opinion. This research is a study of thought leaders with the type of research libraries (library rearch) that using the normative and socio-historical approach. The system of caliphate in a history of Muslim’s government has left a lot of joy for the Muslims, especially the Islamic expansion to all directions, but can not be forgotten too, there are a lot of wound and grief happened in history of the Islamic Caliphate era. Practicing of political violence caused by the struggle for power, a bloody coup, and enforcing policies to the peoples who disagree, a lot of coloring the history of Islamic Caliphate era that happened from 632-1924 AD. At least, there are two different opinions of Muslims about this problem : first, accept and fight for the caliphate system as a system of Islamic Government, and the second, rejected the caliphate system as a system of Islamic Government. So, in this rearch we presented Maududi as a supporter of first opinion, and Raziq as a supporters of second opinion. Raziq look at the phenomenon of the caliphate in Muslim political history as a historical phenomenon that does not need to be preserved, because the existence of the Caliphate often established and maintained with physical strength and sharpness of the sword. According to Raziq, an ideal government system in Islam is submitted to logic and principles of Muslim political that considered in accordance with all the needs of Muslim communities in every space and time. While Maududi look at the phenomenon of the caliphate as a historical phenomenon that need to be preserved, because the caliphate system is the Islamic Government System, with “Teo-Demokrasi” as an offer of his political concepts. Both them based their opinion on the instructions of the Qur'an and Hadith as the main source of Islamic Teachings. Therefore, I think the caliphate system is an important discussion, not something that out of date but something that up to date, and suitable at the time muslim is looking for political religio identity. The Purpose of this research is to participate to find the ideal government system for muslims, by considering two opposite styles of thinking.

Kata Kunci : Kekhalifahan Islam,Pemerintahan ideal,Teo,Demokrasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.