Analisis semiotika dan dekonstruksi derrida atas representasi pernikahan dan eksistensi perempuan dalam film Eliana eliana
AJIB, Nurul, Dr. Wening Udasmoro, DEA.,M.Hum
2010 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan MediaGagasan perlawanan terhadap falosentrisme dalam film Eliana Eliana menarik untuk ditelaah sebagai sebuah film yang mencoba melakukan dekonstruksi atas dominasi kekuasaan falus yang sering bersifat tidak adil terhadap perempuan (yang tidak memiliki falus). Sebagai teks, film bersifat diskursif. Dalam sebuah diskursus terdapat pemaknaan dominan dan ada yang tersupresi. Pembacaan semiotik- dekonstruktif tidak sekedar melakukan pemaknaan atas sudut pandang ideologi arus utama dalam film –yang dibawa oleh Eliana sebagai tokoh sentral- tapi juga berupaya menampilkan pemaknaan lain yang termarjinalkan dalam teks Film Eliana Eliana mengenai pernikahan, tubuh dan eksistensi perempuan. Analisis teks menggunakan teori semiotik-dekonstruktif dalam film Eliana Eliana ini telah dapat membuktikan asumsi dasar dari teori dekonstruksi Derrida, yaitu: bahwa struktur teks beserta bangunan diskursifnya yang menampilkan praktik pemaknaan secara tidak seimbang adalah bersifat tidak stabil, ada potensi atau agen dekonstruktif yang menjadi bagian marjinal dari teks itu sendiri yang disebut sebagai self-deconstruction. Dengan pembacaan yang dekonstruktif maka dapat terbaca bahwa cara bereksistensi yang dipilih Eliana (yang sentral) tidak menjadi lebih utama / lebih baik dibandingkan cara yang dipilih Heni, Ratna, maupun Bunda (yang termarjinalkan dalam teks). Karenanya, interpretasi dekonstruktif ini bersifat lebih membebaskan bagi perempuan untuk meng-ada. Tubuh perempuan adalah tubuh milik perempuan maka adalah hak setiap perempuan untuk menggunakan femininitas/seksualitas tubuhnya atau tidak dalam upayanya mengukuhkan eksistensi diri.
The idea against phallocentrism in the film Eliana Eliana, which attempts to deconstruct phallus domination, is interesting to analyze. In this film, the idea is presented that domination is often unequal for women because they don’t have phallus. As a text, film is discursive. In a discourse there are dominant and suppressed interpretations. Semiotic-deconstructive reading doesn’t just look at mainstream ideology in film –which is brought by Eliana as a central role- but also reveals other interpretations about marriage, the body, and woman’s existence, which is presented as marginalized in the film Eliana Eliana as a text. This text analysis using the semiotic-deconstructive theory to anaylze the film Eliana Eliana has affirmed the fundamental assumption of the Derrida theory of deconstruction: that a text’s structure along with its discursive formation practicing an unbalanced interpretation is unstable because there are deconstructive agents that are marginal parts of the text itself, called as selfdeconstruction. By deconstructive reading, we can know that Eliana’s way (the central) to exist is not more prominent than Heni, Ratna, and Bunda ways (marginalized on the text). Because of that, this deconstructive interpretation liberates women to choose their mode of existence. The woman’s body belongs to woman herself so it is the right of woman to use or not to use her body’s femininity/sexuality for strengthening self-existence.
Kata Kunci : falosentrisme, semiotika, dekonstruksi, self-deconstruction, pernikahan, femininitas, tubuh dan eksistensi perempuan, Phallocentrism, semiotic, deconstruction, self-deconstruction, marriage, femininity, body and woman existence