Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap emisi gas CO2 di inceptisol KP4-UG Kalitirto Kabupaten Sleman DIY

DHONANTO, Donny, Prof.Dr.Ir. Bambang Hendro Sunarminto, SU

2010 | Tesis | S2 Ilmu Tanah

Konversi hutan menjadi lahan pertanian sering dianggap sebagai penyumbang emisi gas CO2 yang berpartisipasi terhadap perubahan iklim dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai emisi CO2 pada Inceptisol akibat dari perubahan lahan dan untuk mengetahui hubungan beberapa parameter tanah dan lingkungan terhadap laju emisi CO2. Laju emisi CO2 akibat konversi lahan di Inceptisol diukur dengan menggunakan metode Closed Dynamic Chamber (CDC). Penelitian dilakukan di lapangan dan di rumah kaca. Penelitian lapangan menggunakan rancangan petak tersarang (nested design) dengan membandingkan laju emisi CO2 di dua tipe lahan yang berbeda penggunaannya pada satu great group tanah yang sama, sedangkan penelitian rumah kaca menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal (complete randomized design) untuk melihat hubungan beberapa parameter tanah dan lingkungan yang berpengaruh terhadap keseimbangan karbon di lahan pertanian dengan menggunakan tanaman uji jagung (Zea mays). Penelitian dilakukan selama 6 bulan dimulai bulan September 2009 sampai dengan Pebruari 2010. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa lahan pertanian menyumbangkan laju pelepasan emisi CO2 rata-rata sebesar 357 g.m-2h-1 (56%), sedikit lebih tinggi dibanding lahan hutan yang menyumbang 280 g.m-2h-1 (44%) emisi CO2 ke udara. Sedangkan hasil penelitian rumah kaca menunjukkan bahwa tanaman jagung yang ditanam di lahan pertanian memiliki potensi untuk mengurangi emisi CO2, karena memiliki total keseimbangan karbon yang lebih baik dibanding dengan tanaman jagung yang ditanam di lahan hutan. Laju emisi CO2 di Inceptisol dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah kadar lengas tanah, intensitas penyinaran, temperatur udara dan faktor kesuburan (kualitas)

The conversion of forest area to agricultural area is mostly considered as the contributor of the CO2 emission that changes the world climate. This research is aimed to investigate the value of the emission at the Inceptisol as a result of change in land use condition and to identify the relationship between some soil parameters of the environment and the CO2 emission rate. The CO2 emission rate as a result of the land conversion at the Inceptisol is measured by using closed dynamic chamber (CDC) method. The research was done in field and greenhouse. Field research used nested design by comparing CO2 emission rate at the two different types of land use at the same soil great group. Greenhouse research was done by using complete randomized design of a single factor to observe the relationship between some soil and environment parameters and the nett carbon balance at the agricultural land, properties corn (Zea mays) was used as a testing plant. This research was conducted for 6 months, from September 2009 to February 2010. The results of the research show that the agricultural area contributes the CO2 emission rate at the order of 357 g m-2 h-1 (56%) on average. It is a little bit higher than the CO2 emission rate of forest area that reaches 280 g m-2 h-1 (44%). The results of the greenhouse research show that the corn planted in the agricultural area have a potential to reduce the CO2 emission rate, because they have better total carbon balance compared with the corn planted in the forest area. The emission rate at Inceptisol was influenced by some determinants i.e soil humidity, sun light intensity, air temperature and soil fertility (soil quality).

Kata Kunci : Emisi CO2,Konversi lahan,Inceptisol