Laporkan Masalah

Respon PMI Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada masa tanggap darurat gempa bumi

KUSMINARI, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang. Gempa bumi tektonik dengan kekuatan 5,9 SR yang terjadi pada sekitar pukul 05.53, tanggal 27 Mei 2006, merupakan sejarah penting bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Meski berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, namun gempatelah membawa akibat yang sangat luar biasa, terutama korban yang ditimbulkan, mulai dari jiwa, luka sampai dengan bangunan yang roboh dan rusak berat. Upaya yang dilakukan oleh PMI DIY dalam penanganan korban bencana, merupakan hal yang penting dan menarik untuk diteliti, terutama mengenai bagaimana respon cepat dilakukan dan bagaimana PMI mengembangkan suatu tata kelola penanganan bencana dalam masa tanggap darurat. Tujuan Penelitian. Penelitian ini pada dasarnya adalah upaya untuk menggali dan memahami pengalaman PMI DIY dalam penanganan korban bencana gempa bumi 27 Mei 2006 di DIY. Metode Penelitian. Penelitian ini dilakukan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Sifat penelitian ini memungkinkan penggalian data melalui proses komunikasi intensif dengan subjek penelitianyang berjumlah 12 orang, dan memungkinkan peneliti, yang juga mengalami langsung kejadian gempa bumi, dapat ambil bagian di dalamnya, menjadi bagian dari subjek penelitian. Hasil. Tindakan yang dilakukan oleh PMI DIY merupakan respon cepat terhadap situasi darurat yang muncul paska Gempa Bumi 27 Mei 2006. Sebagai sebuah respon cepat, orientasi utama tindakan adalah upaya penyelamatan korban, yang dilakukan dengan segera, simultan dan tepat. Gabungan antara keadaan, kondisi korban dan kebutuhan yang besar, membuat langkah yang muncul adalah langkah yang tidak dipersiapkan secara matang, dan lebih merupakan tindakan yang disesuaikan dengan kebutuhan situasional. Kesimpulan. PMI DIY perlu mengembangkan suatu mekanisme kerja penanganan bencana, yang mampu diterapkan dalam berbagai situasi kedaruratan paska bencana.

Background. Tectonic earthquake with magnitude of 5.9 SR striking at 05.53 on May 27, 2006 becomes an important history of the people of Yogyakarta Special Province (DIY). Although it’s strike lasted in relatively short period of time, the aftermath was quite enormous, espcially the victims it claimed, including life victims and injured victims, collapsed and damaged building. The effort done by Yogyakarta Provincial Red Cross was crucial and worth researching, especially the immediate respond and disaster management during the emergency phase developed by Yogyakarta Provincial Red Cross. Objective. The research aimed at analyzing and understanding Yogyakarta Provincial Red Cross’s experiences in managing the May 27, 2006 earthquake victims in Yogyakarta. Method. The research applied descrptive-qualitative method. Such method allows data gathering through intensive communication with 12 research participants and allows the researcher, who personally experienced the earthquake, to take a part as a research participant. Results. Action done by Yogyakarta Provincial Red Cross represented an immediate response during the emergency phase of the May 27, 2006 earthquake aftermath. As an immediate response, the action was mainly orientated in lifesaving the victims, which was done promptly, simultaneously, and properly. The combination among the victim situation and condition and immense needs resulted in measures which were not well-prepared, and were more of measures adjusted to the situational needs. Conclusion. Yogyakarta Provincial Red Cross needs to develop a working mechanism of disaster management which is applicable in different situation of aftermath emergency.

Kata Kunci : Respon cepat,PMI DIY,Pasca bencana gempa bumi,Manajemen bencana, immediate response, Yogyakarta Provincial Red Cross, aftermath, disaster management


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.