Keikutsertaan skrining kanker serviks (Metode pap smear) oleh perawat dan bidan di RSUD Banjarbaru
WINARTI, Agus, Prof. dr. M. Hakimi, SpOG(K), PhD
2010 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang: Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua (11,07%) pada perempuan di Indonesia, dimana lebih dari 80% kasus ditemukan pada tahap lanjut dengan angka survival yang rendah. Kasus dan kematian akibat kanker serviks dapat ditekan dengan skrining. Data di RSUD Banjarbaru menunjukkan masih kurangnya pemanfaatan layanan skrining (metode Pap smear) oleh perawat dan bidan. Penelitian ini menggunakan model kepercayaan kesehatan sebagai variabel prediktor keikutsertaan skrining kanker serviks (metode Pap smear).Tujuan: Memberikan kontribusi bagi peningkatan kesadaran pada perawat dan bidan di RSUD Banjarbaru tentang pentingnya skrining kanker serviks (metode Pap smear) untuk mencegah kesakitan dan kematian akibat kanker serviks.Metode Penelitian: Observasional dengan rancangan cross-sectional dan wawancara mendalam. Populasi penelitian adalah 178 multivariabel.Hasil Penelitian: Persepsi kerentanan, persepsi hambatan dan persepsi efikasi diri berhubungan dengan keikutsertaan Pap smear. Perbedaan skor persepsi kerentanan sebesar 1 poin akan meningkatkan keikutsertaan Pap smear sebesar 1,3 kali (OR 1,3 95%CI= 1,01-1,53),perbedaan skor persepsi hambatan sebesar 1 poin akan meningkatkan keikutsertaan Pap smear sebesar 1,3 kali (OR 1,3 95%CI= 1,10-1,56),perbedaan skor persepsi efikasi diri sebesar 1 poin akan meningkatkan keikutsertaan Pap smear sebesar 1,3 kali (OR 1,3 95%CI= 1,10-1,60), setelah dikontrol variabel adanya saran dari orang lain dan adanya tanda gejala. Kesimpulan: Kepercayaan kesehatan dapat menjadi variabel prediktor dalam keikutsertaan Pap smear. Mengubah persepsi tentang Pap smear dan kanker serviks dapat dilakukan dengan upaya promosi kesehatan metode eksperiensial melalui sensitivity/encounter. Untuk meningkatkan keikutsertaan Pap smear pada bidan dan perawat dapat dilakukan dengan dibuatnya kebijakan serta pelaksanaan Pap smear dengan cara companionship.
Background: Cervical cancer is the second major cancer (11.07%) among women in Indonesia, whereby more than 80% of cases are in later stages with low survival rate. Cases and mortality due to cervical cancer can be minimized through screening. Data at Banjarbaru Hospital show underutilization of screening service (Pap smear method) by nurses and midwives. The study uses health belief as predictor variable of participation in Pap smear.Objective: To contribute to increased awareness in nurses and midwives of the importance of Pap Smear to prevent morbidity and mortality caused by cervical cancer.Method: The study was observational with cross sectional design. Data were obtained through indepth interview. As many as 72 samples were randomly taken. Data analysis used univariate, bivariate and multivariate technique.Result: Perceived susceptibility, perceived barrier and self-efficacy were associated with participation in Pap smear. The difference in score of perceived susceptibility as much as 1 point would increase participation in Pap smear 1.3 times (OR 1.3 95%CI=1.01-1.53); difference in score of perceived barrier as much as 1 point would increase participation in Pap smear 1.3 times (OR 1.3 95% CI=1.10-1.56); difference in score of perceived self-efficacy as much as 1 point could increase participation in Pap smear 1.3 times (OR 1.3 95%Ci=1.10-1.60) a participation. To increase participation of nurses and midwives in Pap smear it was necessary to set up policy on the importance of screening and the implementation of Pap smear by companionship method.
Kata Kunci : Kepercayaan kesehatan,Skrining kanker serviks, health belief, screening, cervical cancer.