Studi kohort tentang kejadian sensitisasi immunoglobulin E protein kedelai pada anak alergi susu sapi

SANTI, Agustina, Prof. dr. Mohammad Juffrie, Ph.D., Sp.A(K)

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinik

Latar belakang. Susu formula kedelai sebagai alternatif pengganti protein susu sapi lebih menjadi pilihan kedua setelah susu ekstensif hidrolisat pada alergi susu sapi disebabkan karena harganya yang lebih ekonomis dan rasanya yang lebih bisa diterima. Namun beberapa dari penderita alergi susu sapi juga mengalami sensitisasi susu kedelai di kemudian hari. Tujuan. dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kejadian sensitisasi protein kedelai pada penderita alergi susu sapi dengan yang tidak alergi susu sapi yang keduanya mendapatkan formula susu kedelai. Hipotesis: Risiko kejadian sensitisasi Imunoglobulin E protein kedelai lebih tinggi pada anak alergi susu sapi dibandingkan dengan yang tidak alergi susu sapi. Metode. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta sejak tahun 2007. Penelitian ini menggunakan pendekatan kohort dan analisanya menghitung relative risk. Sampel diambil dari semua anak usia di bawah 4 tahun yang alergi susu sapi dan yang tidak alergi susu sapi serta diberi paparan formula susu kedelai selama 6 minggu lalu kedua kelompok diperiksa dengan skin prick test protein kedelai. Kedua hasil kemudian dibandingkan. Hasil. Didapatkan 45 anak tiap kelompok yang tidak ditemukan satu pun yang sensitisasi immunoglobulin E protein kedelai positif. Simpulan. Tidak terbukti bahwa penderita alergi susu sapi memiliki risiko sensitisasi protein kedelai lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak alergi susu sapi.

Background: Soy formula as alternative to cow’s milk formula is preferable as the second choice in cow’s milk allergy than extensively hydrolyzed protein because of the economic cost and more acceptable taste. However, cow’s milk allergy patients can develop to be sensitive to soy protein on other days. Objective: To compare the proportion of soy protein sensitization in children allergy to cow’s milk and children without allergy to cow’s milk, both of which have been consuming soy formula. Method: The cohort study was conducted in Yogyakarta since September 2007. The aim is to calculate the relative risk of soy protein sensitization. The subjects of this study were 45 for each, under four years old, one group who suffer from allergy to cow’s milk and the other without cow’s milk allergy, but they have atopic history. They both had been consumed soy formula for 6 weeks, and then compare the results of skin prick test to soy protein between them. Result: There were 45 children for each group, revealed that there is nothing positive in the soy protein sensitization in both groups. Conclusion: Cow’s milk allergy is not proven as risk factor for soy protein sensitization.

Kata Kunci : Alergi susu sapi,Sensitisasi immunoglobulin E protein kedelai