Laporkan Masalah

Konsep pengetahuan keagamaan William C. Chittick :: Relevansinya bagi heterogenitas pemahaman keagamaan di Indonesia

ALHADI, Abda'iyah, Dr. Arqom Kuswanjono

2010 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Heterogenitas pemahaman keagamaan di Indonesia dilihat oleh masyarakat tidak selalu positif, perbedaan pemahaman keagamaan sering mengakibatkan munculnya kekerasan yang berdampak pada ketidakadilan, pertumpahan darah dan perselisihan antarumat beragama. Berbagai bidang kehidupan umat beragama seperti politik, pendidikan, sosial, maupun budaya tidak terlepas dari munculnya fenomena kekerasan agama. Agama dijadikan sebagai legitimasi bagi suatu kekuatan gagasan, kekuatan kekuasaan maupun kekuatan sistem-sistem yang diberlakukan di masyarakat. Kekerasan agama secara langsung berdampak tidak hanya pada umat beragama, akan tetapi juga pada agama itu sendiri. Agama jika sudah dijadikan sebagai alat bagi kekuatan tertentu maka yang terlihat dari agama-agama tersebut bukan lagi entitasnya yang asli, melainkan hanya fenomenanya yang tampak. Akhirnya publik sulit melihat agama secara jernih, mereka hanya melihat bayangannya saja, sehingga antar umat beragama timbul suatu sikap saling curiga dan mengklaim kebenaran dan kesalahan atas suatu peristiwa kekerasan tertentu. Permasalahan keberagamaan seperti ini menjadi kajian utama dalam penulisan tesis berikut. Melalui pendekatan epistemologi kajian berikut ini akan menguraikan persoalan pemahaman keagamaan yang berkembang di Indonesia dan berangkat dari pendekatan ini pula akan ditarik suatu jalan baru bagi solusi persoalan keberagamaan tersebut. Solusi permasalahan keberagamaan dalam kasus ini akan diselesaikan melalui penawaran pola berpikir baru yang ditemukan dengan menggunakan metode heuristik, yaitu gagasan pengetahuan keagamaan yang bercorak perenial. Corak pengetahuan perenial merupakan suatu bentuk jalan baru yang menengahi pola pikir fundamentalis dan pluralis dalam beragama. Bentuk pengetahuan keagamaan ini tetap menjaga tradisi agama dan memiliki prinsip 4 menjaga harmoni kehidupan untuk dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang abadi, yaitu akhirat, dan dengan ini mereka tidak terjebak pada pandangan dan argumentasi sempit yang membenarkan diri sendiri dan mengadili bahwa agama di luar dirinya adalah salah. Suasana harmonis dalam kehidupan beragama tentu merupakan satu solusi yang bersumber dari ajaran agama itu sendiri. Bahwa umat manusia diciptakan dalam keragaman, untuk itu tugas manusia bukan untuk menegakkan kekuatan dirinya dan melemahkan yang lain, akan tetapi lebih pada menjaga keserasian dalam kehidupannya. Keharmonisan yang berprinsip pada keEsa-an Sang Pencipta ini akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan dan keselamatan dalam kehidupan beragama dan kehidupan akhirat yang abadi kelak. Konsep inilah yang menjadi prinsip bagi etika perennial yang bersifat global sebagai jalan alternatif penyelesaian permasalahan keagamaan di negeri ini.

Heterogeneous religious comprehension, in Indonesia, is not always seen positively by people. The different of religious comprehensions often result some violence types that affected into injustice, bloodshed and dispute religious human. Various of religious human life area, as politic, education, social and culture can not be loose from appearance phenomenon of religious violence. Religion is used by people as legitimation for idea power, authority and the system which is used in social life. Religious violence immediately is impacted not only to religious human, but also upon religion itself. If religion have used as organization for any power, it will be seen only in its phenomenon appearance. Finally people is hard to see truly religion, but they only see the shadow of religion until inter religious human emerge some suspicious act to others and claim about true and false for any violence phenomenon. This religious problem is the main study in this thesis. Epistemology, as an approach in this study, will describe religious comprehensions which grow in Indonesia so that they will find a new path of religious problem solving in this country. The religious problem solving, in this case, will final through bargaining a new mode of thought which is found by using heuristic method. It is an idea of knowledge with perennial characteristic. Perennial knowledge is a new mode of path which mediates pattern of fundamentalism thought and pluralism thought in the case of religion. The mode of religious knowledge constantly keeps religious tradition and keeps principles of life harmony so that they can reach out for eternal happiness and salvation, the hereafter. The doctrines of religion strongly must be known and applied by religious human so that they is not trapped into narrow-minded that make justification to themselves and claim false to the other religion. Harmonious life of religious human, of course, is a solution that based on religious doctrine itself. Human is made in diversity, therefore the duties of human don’t built the power themselves and weaken the others, but significantly keep harmonious in the human life. This harmony, which is holding the principle of unity of God, will introduce human into happiness and salvation in the religion human life and the eternal hereafter. This concept becomes the principle of perennial ethic, this is global ethic, as alternative religious problem solving in this country.

Kata Kunci : Epistemologi keagamaan,William C Chittick,Heterogenitas pemahaman keagamaan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.