Implementasi kebijakan peredaran beras impor :: Studi kasus di Kementrian Pariwisata, Perdagangan dan Industri Timor Leste
SANTOS, Alfredo Dos, Prof. Dr. Warsito Utomo
2010 | Tesis | S2 Magister Administrasi PublikImplementasi kebijakan peredaran beras impor di Timor Leste merupakan suatu langkah yang ditempuh pemerintah dalam mengatasi kekurangan beras di negara baru tersebut. Kekurangan beras di Timor Leste diakibatkan oleh beberapa hal antara lain: 1.) secara geografis wilayah Timor Leste yang bergunung-gunung dengan curah hujan yang rendah menyebabkan negara tersebut sulit untuk menghasilkan beras lokal dalam jumlah yang besar, 2.) lemahnya perhatian pemerintah diawal kemerdekaan yang tidak memberikan dukungan seperti : perbaikan irigasi,pupuk, bibit unggul,traktor dan mesin penggiling, dan beberapa faktor lain yang memaksa pemerintah harus mengambil langkah dengan melakukan implementasi kebijakan peredaran beras impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan beras. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : metode penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian setelah mereka memberikan jawaban yang sesuai dengan fokus penelitian b. data sekunder yaitu : data yang diperoleh dari banyak literatur yang ada seperti perpustakaan, arsip, dokumen-dokumen serta data dan informasi yang berkaitan dengan implementasi kebijakan peredaran beras impor di Timor Leste c. Hasil observasi yaitu data yang diperoleh dari observasi langsung oleh peneliti di lapangan yaitu data empirik pada hasil temuan seperti peredaran beras impor di pasar Timor Leste. Teknik pengambilan sampel yaitu: dengan informan yang memiliki kunci informasi antara lain Dirjen, Inspektur Pangan dan ekonomi,kepala sumber daya manusia, kepala gudang, satu orang anggota parlamen, satu orang Akademisi, dua orang penjual beras komersial, dua orang yang menyediakan beras MTCI, dua orang pengecer beras MTCI dan dua orang konsumen beras MTCI Implementasi kebijakan impor beras ini ditemukan bahwa pelaksanaan implementasi belumsesuai dengan tujuan yang diharapkan, ketidaksesuaian implementasi yang dimaksud antara lain : kesulitan para pegawai dalam merumuskan program implementasi, kemampuan merealisasikan program implementasi yang masih rendah, kesigapan dalam melayani masyarakat belum optimal, masih sulit untuk menjawab keluhan masyarakat, harga beras impor yang naik turun, keberadaan Inspektorat pangan dan ekonomi dipertanyakan kredibilitasnya akibat implementasi beras impor mencurigakan dengan beberapa temuan tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan implementasi kebijakan peredaran beras impor di Timor Leste yang dijalankan oleh kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri belum optimal. Dalam pelaksanaan implementasi kebijakan peredaran beras impor terdapat faktor pendukung dan penghambat, faktor pendukung terdiri dari : adanya aturan-aturan, kurangnya persediaan beras lokal yang tidak mencukupi kebutuhan nasional, murahnya harga beras impor yang masuk ke pasar Timor Leste dan besarnya potensi pasar beras di Timor Leste. Faktor penghambatnya antara lain : Kurangnya personil dalam menjalankan implementasi menjadi faktor yang menghambat proses implementasi itu sendiri, keterbatasan dana untuk implementasi, rendahnya kualitas personil yang dimiliki oleh instansi yang diberi wewenang untuk menjalankan implementasi tersebut Dalam implementasi kebijakan pemberdayaan beras lokal, Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri menggunakan beberapa strategi antara lain : pengalokasian sumber daya yang merata, motivasi para petani untuk untuk menaikan produksi pertanian mereka terutama beras, menciptakan struktur yang efektif, menyiapkan anggaran yang cukup untuk membangun sektor pertanian yang mampu menyediakan kebutuhan akan beras.
Circulation of imported rice policies implementation in Timor-Leste is a step taken by the government in overcoming the shortage of rice in the new state. Rice shortage in East Timor caused by several things including: 1.) The geographic territory of East Timor is mountainous with low rainfall led to the country's difficult for local rice produce in large numbers, 2.) Lack of government attention in the beginning of independence which does not provide support such as: improvement of irrigation, fertilizer, seeds, tractors and grinding machines, and several other factors that forced the government should take steps to make policy implementation circulation of imported rice to meet the needs of society with rice. The research method used in this study was: a qualitative research method with a descriptive approach. Types and sources of data used in this study include: a. Primary data is data obtained directly from the object of study after they gave answers that fit with the focus of research b. secondary data: data obtained from many of the existing literature, such as libraries, archives, documents and data and information relating to the implementation of the circulation policy for imported rice in East Timor c. The observation result is data obtained from direct observation by the researchers to the field of empirical data on findings such as the circulation of imported rice in the markets of East Timor. The sampling technique that is: with key informants who have other information between the Director General, Inspector of Food and economy, the head of human resources, head of the warehouse, one Member of Parliament, one man Academics, two commercial rice sellers, two of which provide MTCI rice, two retailers MTCI rice and two rice consumers MTCI. Implementation of the rice import policy is found that the execution of implementation is not in accordance with the objectives, implementation is a discrepancy among others: difficulties of the staff in formulating implementation plans, the ability to realize the implementation of programs that are still low, alacrity in serving the community is not optimal, is still difficult to answer public complaints, the price of imported rice up and down, the presence of food and economic Inspectorate questioned its credibility due to the implementation of suspicious imports of rice with some finding suggests that the implementation of policy implementation in the circulation of imported rice in East Timor which is run by the Ministry of Tourism, Trade and Industry has not been optimal. In the implementation of policy implementation circulation of imported rice are the supporting factors and obstacles, supporting factors are: the existence of rules, lack of local rice supply is insufficient national demand, cheapening the price of imported rice into the markets of East Timor and the large potential of rice markets in East Timor. Inhibiting factors include: Lack of personnel in carrying out the factors that hinder the implementation of the implementation process itself, limited funding for implementation, poor quality of personnel which is owned by a government agency authorized to perform these implementations In implementing the policy of empowerment of local rice, the Ministry of Tourism, Trade and Industry uses several strategies, among others: the equitable allocation of resources, motivation for farmers to increase their agricultural production, especially rice, to create an effective structure, prepare enough budget to build the agricultural sector capable of providing the need for rice.
Kata Kunci : Timor Leste,Implementasi kebijakan,Beras impor