Perancangan kompor gravitasi tanpa sumbu berbahan bakar spiritus untuk pelelahan lilin batik tulis
DWIRATNA, Trustha, Dr. Andi Sudiarso, S.T., M.T.,M.Sc
2010 | Tesis | S2 Teknik MesinBatik tulis adalah warisan budaya bangsa, dalam membuat suatu kain batik tradisional dengan cara menuliskan cairan lilin pada kain sesuai motif. Lilin tersebut perlu dilelehkan di atas wajan sesuai dengan suhu lilin yang sesuai. Saat ini para perajin batik tulis dalam melelehkan lilin menggunakan kompor minyak tanah yang menghasilkan panas berlebih, uap lilin berlebih dan jelaga serta bahan bakarnya mahal dan tidak terbarukan. Penggunaan kompor minyak tanah menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan semakin bertambah karena harga minyak tanah yang sudah tidak di subsidi.Penelitian ini bertujuan untuk merancang kompor gravitasi tanpa sumbu berbahan bakar spiritus untuk pelelehan lilin batik tulis bagi para perajin batik tulis. Dalam merancang desain kompor penulis enggunakan pendekatan yang mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan industri kecil dan menengah batik tulis serta industri rumah tangga batik tulis. Kompor yang ihasilkan kemudian diuji unjuk-kerja di laboratorium dengan dibandingkan dengan kompor minyak tanah, selanjutnya dilakukan uji unjuk-kerja di pengrajin batik sebagai pengganti kompor minyak tanah.Dari hasil perancangan kompor gravitasi spiritus, dihasilkan rancangan sebuah kompor portable dengan tinggi head antara burner dan tangki sebesar 2 cm. Suhu kerja lilin dapat dicapai dalam 30 menit dengan aliran bahan bakar tetap sebesar 2,016 ml per menit. Dari hasil pengujian di pengrajin batik tulis didapatkan data bahwa kompor memiliki unjuk-kerja dengan nyala api yang biru dan stabil, menghasilkan sedikit uap lilin, tidak menghasilkan jelaga, mudah dalam mengisi ulang bahan bakar, dan pengaturan panas sesuai kebutuhan bisa dilakukan dengan lebih mudah. Dari sebaran angket didapatkan data bahwa para perajin sudah bisa menerima dan mau menggunakan kompor spiritus gravitasi ini untuk mengganti kompor minyak tanah yang selama ini mereka gunakan. Biaya operasional menggunakan bahan bakar spiritus lebih rendah 48% dibandingkan dengan bahan bakar minyak tanah, dengan harga spiritus Rp. 7000,00 per liter dan penggunaan 1 (satu) liter spiritus untuk bahan bakar kompor spiritus gravitasi untuk pelelehan lilin batik tulis adalah selama 4,6 hari kerja (setara 210 ml per hari).
Batik is the nation's cultural heritage, in making a traditional batik cloth with a way to write a liquid wax on the fabric according to the motive. Wax need to be melted in the pan according to the temperature appropriate wax. Currently batik craftsmen in melting the wax using kerosene stoves that generate excessive heat, steam wax, soot and excess fuel is expensive and not renewable. The use of kerosene stove caused the production costs incurred growing because the price of kerosene which is not in subsidies.This study aimed to design of non wick spiritus fueled gravity stove for wax melting for batik painting for batik painting crafters. In designing a stove design approach that considers the author wants and needs of small and medium industries as batik painting and batik painting home industry. Stove generated and then examine the performance of work in the laboratory by comparison with kerosene stove, then made a performance test makers working in batik painting crafters as a substitute for kerosene stoves.From the result of design of non wick spiritus fueled gravity stove, produced the design of a portable stove with a high head between the burner and the tank at 2 cm. Working temperature of a wax can be reached within 30 minutes with a flow of fuel is fixed at 2.016 ml per minute. From the test results in batik painting crafters data obtained show that the stoves have to work with a blue flame and stable, produces less steam wax, do not produce soot, easy to refill the fuel, and heat settings as needed can be done more easily. Distribution of data obtained from questionnaires that the crafters would be able to receive and use this spiritus fueled gravity stove to replace the kerosene stoves that they are using for this time. Operational cost use spiritus fuel more efficient 48% than that of kerosene fuel, the price of spiritus Rp. 7000.00 per liter and the use of 1 (one) liter of spiritus to spiritus fueled gravity stove to melt wax batik painting is for 4,6 days (equivalent to 210 ml per day).
Kata Kunci : Kompor gravitasi, Tanpa sumbu, Pelelehan, Lilin batik tulis, Spiritus, gravity stove, non wick, hot melt, wax of batik painting