Laporkan Masalah

Uji kinerja kompor surya dengan variasi bentuk geometri dan luas kolektor

WIJAYANTI, Fitri, Dr.-Ing. Ir. Kusnanto

2010 | Tesis | S2 Teknik Mesin

Telah dilakukan uji kinerja kompor surya dengan variasi bentuk geometri (segi empat, segi lima dan segi enam) dan luas kolektor (0,16 m2 dan 0,36 m2). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja kompor surya dengan variasi bentuk geometri, yaitu segi enam, segi lima dan segi empat dengan variasi luas kolektor 0,36 m2 dan 0,16 m2 serta merancang kompor surya tersebut berdasarkan hasil uji. Prinsip kerja kolektor adalah radiasi matahari baik secara langsung maupun hasil dari pantulan aluminium foil akan menembus kaca penutup dan diserap oleh kolektor dalam sebuah sistem yang terisolasi sehingga sistem mengalami kenaikan temperatur. Panas dari kolektor akan memanaskan panci sehingga temperatur makanan yang dimasak dalam panci meningkat. Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh hasil terbaik, pada bentuk geometri segi enam dan luas kolektor 0,16 m2 dengan efisiensi lebih dari 70% yaitu untuk mendidihkan air 1,5 liter sampai 100°C diperlukan waktu 105 menit dengan intensitas surya rata-rata 1100 W/m2. Beberapa jenis bahan bakar fosil yang sebagian besar digunakan untuk memasak yaitu minyak tanah, gas LPG, briket batubara dan kayu bakar (biomassa) menimbulkan emisi CO2 dan CO karena hasil pembakaran yang tidak sempurna dan emisi tersebut berbahaya bagi kesehatan dan berpengaruh langsung terhadap pemanasan global. Oleh karena itu, untuk mengurangi emisi CO2 dan CO bahan bakar fosil dalam memasak digunakan energi alternatif dari sinar matahari yang dianggap layak dari segi teknis, ekonomi, dan lingkungan, yaitu dengan menggunakan kompor surya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak sisi reflektor maka semakin baik kinerja kompor surya. Oleh karena itu, untuk ke depannya dapat dikembangkan model kompor surya dengan banyak reflektor. Akan tetapi, dalam penggunaan dan pengoperasiannya secara teknis harus mudah dan aman. Begitu juga dari segi ekonomi, kompor surya harus relatif murah harganya dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Performance test of solar cooker with variation of the geometry shape (square, pentagon and hexagon) and collector area (0.16 m2 and 0.36 m2) have been done. The purposes of this research are to test the performance of solar cooker with variation of the geometry shape (square, pentagon and hexagon) and collector area (0.16 m2 and 0.36 m2) and also to design solar cooker based on test result. The working principle of the collector is solar radiation directly and also result from reflection of aluminium foil will penetrate the glass cover and absorbed by collector in an insulated system so that the temperature increases in the system. The collected heat will warm the pan so the temperature of food inside will be increasing. According to the result of performance test is obtained that the best result is hexagonal geometry and collector area in 0.16 m2 with the efficiency more than 70% that is to boil 1.5 liters of water until 100°C takes 105 minutes with the average solar intensity of 1100 W/m2. The several types of fossil fuel which are mainly used for cooking such as kerosene, LPG, briquette of coal and biomass cause CO2 and CO emissions because imperfect combustion. It is harmful to health and direct effect on global warming. Therefore, for reducing fossil fuel use in cooking is used alternative energy from sun which is considered feasible from a technical, economical, and environmental that is using a solar cooker. The results show that more side of reflectors increase the performance of solar cooker. Hence for the future it can be developed solar cooker model with many reflectors. However, in use and its operational must be easy and safety in technically. And then from economic aspect, solar cooker should be cheaper than fossil fuels.

Kata Kunci : Kompor energi surya,Kolektor,Efisiensi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.