Laporkan Masalah

Makna kebahagiaan pernikahan lintas budaya pada perempuan Bali :: Sebuah studi fenomenologi

RUMAGIT, Freandy David, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc. PhD

2010 | Tesis | S2 Magister Sains Psikologi

Pasangan beda bangsa di Bali dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Sejak dikenal di dunia internasional sebagai daerah tujuan wisata di Asia maka terjadi interaksi sosial antara wisatawan asing dengan penduduk lokal yang mengakibatkan terjadinya nikah campur. Fenomena tersebut berlangsung hingga saat ini terutama pada perempuan Bali. Tujuan pernikahan adalah membentuk sebuah keluarga yang bahagia. Pernikahan lintas budaya pada perempuan Bali membawa banyak perbedaan seperti budaya dan agama. Oleh karena itu penelitan ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui makna kebahagiaan pernikahan lintas budaya pada perempuan Bali serta dinamika psikologis mereka. Subjek penelitian ini adalah perempuan Bali yang telah menikah secara sah dalam hukum dengan pria warganegara asing dan bertempat tinggal di Bali. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan observasi. Subyek penelitian sebanyak 5 orang yang menikah dengan pria asing berkebangsaan Belanda, Australia dan Inggris serta 3 orang informan. Metode analisis mengacu pada Moustakas (1994) yaitu :deskripsi pemahaman fenomena, reduksi dan eliminasi, pengelompokkan tema dan deskpripsi individu terhadap fenomena. Hasil temuan penelitian ini adalah pengaruh lingkungan memberikan potensi yang besar terhadap terjadinya nikah campur. Dalam proses pengambilan keputusan sesuai dengan teori planned behavior Ajzen (2005) untuk menikah, perempuan Bali memperhitungkan dengan benar faktor – faktor positif dan negatif untuk mencapai kebahagiaan hidup dalam berumah tangga. Pertimbangan budaya dan agama menjadi poin penting dalam pengambilan keputusan. Dinamika psikologis kebahagiaan penikahan lintas budaya pada perempuan Bali sesuai dengan choice theory Glasser (dalam Ridgway, 2007) menunjukkan sebuah tahapan – tahapan penyesuaian hubungan terhadap perbedaan – perbedaan yang ada. Makna kebahagiaan pernikahan lintas budaya pada perempuan Bali menunjukkan elemen afeksi ( perhatian, menghargai dan kasih sayang ) serta elemen kognitif yaitu makna budaya dan hidup beragama.

Balinese cross-cultural couples have been growing significantly in years. Social interactions in Bali as a tourism site support the emergence of these crosscultural marriages. The phenomenon has been taking place among Balinese, the women in particular, until the present time. The main purpose of marriage is happiness. However, cross-cultural marriage amidst Balinese women brings out many differences, adaptation to culture and religion for instance. For this reason, this research aims to investigate the meaning of happy cross-cultural marriage for Balinese women and the psychological dynamic these women undergo. The subject of this research is Balinese women who are legally married to Westerners, and who live in Bali. This research is a qualitative one with phenomenological approach. It conducts interview and observation for data collection. There are 5 participants who are married to Dutch, Australian, and British males involve in the research, and additionally 3 informants. The analysis refers to Moustakas (1994) which is: understanding descriptive phenomenon, reduction and elimination, synthesizing meaning, and describing individual phenomenon. The research discovers the significant potential of the environment for crosscultural marriage. Based on planned behavior Ajzen (2005), Balinese women take serious considerations between positive and negative aspects to build happy marriage life. Culture and religion are important factors for the women in performing crosscultural marriage. The psychological dynamic of Balinese women according choice theory Glasser ( in Ridgway, 2007) shows adaptation levels for them in adjusting differences in their relationships. The research results in affection (care, love, and admiration) and cognitive element (the meaning of culture and religious life) as the meaning of happy cross-cultural marriage for Balinese women.

Kata Kunci : pernikahan, kebahagiaan, pernikahan lintas budaya, perempuan Bali, marriage, happiness, cross-cultural marriage, Balinese women


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.