Potensi ruang tumbuh ekosistem hutan rakyat sebagai sumber pangan di Kabupaten Gunungkidul
LEWERISSA, Ebedly, Prof. Dr. M. Sambas Saharnurdin, M.Sc
2010 | Tesis | S2 Ilmu KehutananPotensi hutan rakyat dari segi luasan dan produktivitas di wilayah DIY sangat besar (Wahyuningsih, 2007; Faidah, 2007; Utomo, 2009; Hartanto, 2009), tetapi belum dimanfaatkan optimal untuk menghasilkan multi produk termasuk pangan. Hutan rakyat merupakan suatu ekosistem yang didominasi kayu-kayuan sebagai komponen utama, dengan dicirkan oleh tingkat naungan yang berat. . Agroforetri pada lahan hutan rakyat perlu dipertahankan dan dikembangkan dengan menerapkan sistem usaha tani terpadu dengan memperhatikan dan menerapkan teknik pemanfaatan ruang tumbuh yang baik di bawah tegakan hutan rakyat Penelitian ini dilakukan di hutan rakyat Kabupaten Gunungkidul. Enam Dusun dipilih dengan menggunakan metode Snowball sampling sebagi sumber data. Data yang diambil untuk mengetahui komposisi dan struktur vegetasi, kelimpahan tanaman pangan jenis empon-empon tahan naungan serta pemanfaatan ruang tumbuh di bawah tegakan hutan rakyat. Sebanyak 60 responden diambil secara purposive, setiap dusun terdiri dari 10 responden untuk mengambil data sosial dan biofisik lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman vegetasi tingkat pertumbuhan pada ekosistem hutan rakyat Kabupaten Gunungkidul sangat bervariasi yakni terdapat stuktur hutan yang baik dari tingkat pohon, tiang, sapihan dan semai. Berdasarkan INP pertumbuhan tingkat pohon, tiang dan sapihan, didominasi oleh jati (Tectona grandis) yang dibuktikan dengan nilai INP yang tertinggi 162,21% pada areal hutan rakyat dusun Pucung Malang. Diikuti jenis mahoni sebesar 129,55% pada dusun Prahu dan melinjo sebesar 55,80% di dusun Prahu. Pemanfaatan ruang tumbuh dengan penanaman umbiumbian tahan naungan pada ekosistem hutan rakyat Kabupaten Gunungkidul sangat berpeluang besar, seperti tanaman garut (Marantha xanthorrhiza) dengan nilai INP sebesar 56,74 terbanyak di dusun Karang Poh, kimpul (Hanthosoma violaceum ) terbanyak ditemukan di dusun Pucung Malang dengan nilai INP sebesar 56,72% dan Uwi (Dioscorea alata ) terbanyak ditemukan di dusun Plarung dengan INP sebesar 14,12%. Produksi tanaman pangan empon-empon di Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi terutama oleh luas tajuk pohon, intensitas cahaya dan kelembaban
Based on its area and productivity, community’s forest in Yogyakarta province has a great potency (Wahyuningsih, 2007; Faidah, 2007; Utomo, 2009; Hartanto, 2009). Unfortunately, this potency has not optimally utilized yet to produce various products, including foods. Community’s forest is an ecosystem dominated by wood trees as its main component, and characterized by heavy shading level. Agroforestry in community’s forest should be maintained and developed by implementing an integrated farming system which considering and applying good utilization techniques of growing space under community’s forest stands. This research was conducted in community’s forest at Gunungkidul Regency. Six villages were chosen as data sources through Snowball sampling method. Data was collected to determine the composition and structure of vegetation, the abundance of food plants from tubers kind which have shades-resistance, and growing space utilization under community’s forest stands. As much as 60 respondents were sampled purposively (10 respondents from each village) to collect their social and biophysical data. The results shows that the vegetative diversity in growth level at Gunungkidul community’s forest is highly vary which has good forest structures of trees, pole, sapling, and seedling level. Based on important values index (IVI) of growth, the level of trees, pole, and sapling was dominated by teak (Tectona grandis) which has highest IVI of 162.21% in community’s forest area at Pucung Malang village. This followed by mahogany (Swietenia mahagoni) with IVI of 129.55% and melinjo (Gnetum gnemon .) with IVI of 55.80% in Prahu village. The utilization of growing space by planting shades-resistance tubers plants in Gunungkidul community’s forest has a great prospect, i.e. garut (Marantha xanthorrhiza) plants with IVI of 56.74% mostly found in Karang Poh village, kimpul (Hanthosoma violaceum) with IVI of 56.72% mostly found in Pucung Malang village, and uwi (Dioscorea alata) with IVI of 14.12% mostly found in Plarung village. Tubers food plants production in Gunungkidul Regency mainly affected by tress canopy area, light intensity, and humidity.
Kata Kunci : Ruang tumbuh, Hutan rakyat, Tanaman pangan, Gunungkidul