Laporkan Masalah

Konsep manusia batak Toba primitif

SILITONGA, Saut Horas Martua, Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin

2010 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Tulisan ini berjudul Konsep Manusia Batak Toba Primitif. Pemakaian istilah ‘primitif’ dimaksudkan untuk mengarahkan pemikiran kepada masa sebelum orang Batak Toba dipengaruhi oleh pemikiran agama baru, yaitu agama Kristen dan Islam. Ada pun yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah, pertama untuk menemukan esensi, dan kedua adalah untuk menggambarkan aktualisasi diri manusia menurut pemahaman orang Batak Toba. Model penelitian yang dipakai adalah kepustakaan. Penelitian ini mengambil bahan dari hasil-hasil penelitian antropologis mengenai suku Batak, baik oleh orang Batak sendiri maupun dari luar orang Batak. Adapun langkah metodologisnya adalah pengumpulan data, interpretasi, koherensi dan perbandingan pemikiran dengan pemikiran para filsuf. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa esensi (keadaan yang dapat dipikirkan) manusia itu adalah roh, yang dalam bahasa Batak disebut dengan tondi. Tondi adalah hakekat manusia yang sebenarnya, sedangkan untuk membedakan manusia yang satu dengan yang lain, tondi itu memiliki satu aspek yang disebut dengan sahala. Tubuh hanya dipandang sebagai media untuk menyatakan diri. Manusia sebagai roh dipahami memiliki relasi yang jelas dengan Tuhan yaitu sebagai satu kesatuan. Sedangkan aktualisasi diri manusia Batak ditunjukkan melalui unsur pengenal yang disebut dengan marga, aktualisasi hidup melalui sistem kekerabatan yang disebut dengan dalihan na tolu dan melalui tujuan hidupnya yang harus dicapai, yaitu hamoraon, hagabeon dan hasangapon

The title of this paper is Consept of Man of The Toba Batak Primitive. Intended to the term primitive was the direct thought to the periode before the Batak oba’s people influenced by new religious thougth, that is Christian and Islam. As for which will be reached throught this research is to find essence, and the secondly to describe human self actualization according to Batak Toba’s people. This research is library research. Based on research took the materials from anthropologist research results about Batak’s tribe, the Batak anthropologist in one hand, and the other was one another. The metodologist steps are data’s collecting, interpretation, coherence, and comparasion of thought with the philosopher’s thought. The result of this research has shown that human essence (circumstances which may be tought) was spirit that in Batak term called tondi. Tondi was the truth of the human essence and to distinguish between one from the other/another, tondi have one aspect that called sahala. Body viewed only as a media to express themselves. Human being as a spirit was understood to have a distinct relationship with God as a unity. While self-actualization of Batak’s human shown through element identification that is marga, life-actualization through kinship system that is dalihan na tolu and through his life-goal to be achieved that is hamoraon, hagabeon and hasangapon.

Kata Kunci : Esensi,Roh,Marga, essence, spirit, and marga


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.