Metamorphic facies of Kebutuhjurang area, Banjarnegara regency, central java, Indonesia

INTHAVONGSA, Inthanongsone, Dr. Ir. I Wayan Warmada

2010 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Komplek melange Luk Ulo yang terkenal di Jawa Tengah telah dikenal sejak beberapa tahun dan telah dilakukan penelitian geologi oleh beberapa peneliti pendahulu. Peneliti pendahulu telah menemukan bahwa komplek litologi yang terdapat di area ini merupakan pencampuran dari jenis oceanic rock yang sering bercampur bersama di zona subduksi. Akan tetapi penelitian mengenai batuan metamorf yang baru ditemukan di daerah Kebutuhjurang belum diuraikan secara detail. Dengan demikian, penelitian ini secara spesifik bertujuan untuk menunjuk karakteristik metamorf secara tepat di area ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan mengkarakteristikan batuan metamorf yang berada di daerah Kebutuhjurang yang terletak di komplek Luk Ulo Jawa Tengah, untuk memahami fasies metamorf dan derajatnya (isograds). Selain itu juga untuk menentukan proses deformasi yang telah terjadi di area tersebut. Dengan demikian 40 sayatan tipis dibuat dan dianalisis dengan menggunakan mikroskop untuk mempelajari petrologi dari batuan metamorf di daerah Kebutuhjurang, 12 sampel dipilih untuk dianalisi menggunakan metode XRD dan 2 sampel dianalisis dengan metode AAS. Hasil analisis petrografi dan XRD dapat disimpulkan bahwa batuan metamorf di daerah penelitian mengandung mineral-mineral indeks seperti Serpentin + Klorit + Talk + Diopside + Aktinolit + Kuarsa + Kalsit + Plagioklas + Olivin (Epidot) Berdasarkan kenampakan mineral-mineral tersebut, maka dapat dikarakteristikan bahwa batuan metamorf di daerah penelitian termasuk kedalam fasies greenschist dinama dibagi menjadi 3 golongan yaitu Zona Serpentin, Zona Klorit-Diopsid, dan Zona Aktinolit. Hubungan antara porpiroblast dan matrik mengindikasikan bahwa proses deformasi yang terjadi sebagai polimetamorfisme, deformasi pertama (D1) menghasilkan foliasi pertama dari serpentin dan serisit (S1) dan sejalan dengan milonit, proses tersebut dapat disederhanakan dalam fungsi sebagai D1→S1=M1. Bukti dari adanya deformasi kedua (D2) ditunjukkan oleh muskovit yang mengalami distorsi dan adanya mineral-mineral opak, yang disimpulkan mengalami deformasi setelah D1, dimana kuarsa dan albit telah mengalami rekristalisasi dalam syn-D2, dan terjadi secara bersamaan dengan metamorfisme fase kedua (M2). Dengan demikian hal ini proses deformasi tersebut dapat disederhanakan dalam fungsi dari proses-proses deformasi yang saling berhubunga sebagai post-D1=syn-D2=M2. Proses deformasi terjadi sebagai metamorfisme regional, pada kerak samudra berubungan dengan zona subduksi menghasilkan mineral-mineral greenschist pada temperatur sekitar 300-550 0 C dan pada tekanan kira-kira 1-10 kbar. Hasil dari analisis AAS disimulkan bahwa batuan metamorf Kabutuhjurang mengandung kandungan Mg yang lebih besar dibanding Fe.

The renowned Luk Ulo mélange complex of Central Java has been recognised since the several decades and it was discovered by some previous researchers; they have so far pointed out that the lithology complex of this area is the mixture of many different oceanic rock types that often get jumbled together in the subduction zone. But, however, the newfound metamorphic rocks of Kebutuhjurang area have not elucidated yet in detailed. Thereby, this research is specifically aimed to designate the exact characteristics of metamorphic rocks of this area. The objectives of the research are to determine and characterize metamorphic rocks of Kebutuhjurang area that located in the Luk Ulo mélange complex of Central Java and; to understand metamorphic facies and its isograds as well. It is likewise to point out the deformation process that take place within this area. Thereby, fourteen thin sections are properly made up and analyses by microscopic in order to study the petrology of Kebutuhjurang metamorphic rocks; twelve selective samples are analyzed by XRD technique, and two samples were investigated by AAS analysis. The results from petrographic and XRD analyses infer that the critical minerals, Serpentine + Chlorite + Talc + Diopside + Actinolite + Quartz + Calcite + Plagiocalse + Olivine ± (Epidote) are present. Based on the appearance of these minerals, it enables to characterize into greenschist facies which are then grouped into three zones namely Serpentine zone, Chlorite-Diopside zone and Actinolite zone. The relationship between porphyroblast and matrix indicate that the deformation process occurs as polymetamorphism, the first deformation (D1) produced the first foliation of serpentine and sericite (S1) and synchronous with the formative of mylonite through mylonitization process, so-called serpentine mylonite, the process can be simplified in function as D1→S1=M1. The evident of second deformation (D2) showed by the distortion of muscovite and opaque minerals, that thought to have deformed in the post-D1, whereas quartz and albite have recrystallized in the syn-D2, and conceived to accompany by the second phase of metamorphism (M2).So, it can simplify in the function of interrelation events as post-D1= syn-D2 = M2. The deformation process is occurred as regional metamorphism, at the oceanic related to subduction zone produced greenschist minerals at the temperature about 300 – 550°C and at approximate pressure of 1-10 kbar. While the result from AAS analysis infers that Kabutuhjurang metamafic rocks contain Mg-rich rather than Fe.

Kata Kunci : Polimetamorphism,Milonitasi,Fasies greenchist,Temperatur,Tekanan