Kreativitas suwanda dalam tepak kendang jaipongan di Jawa Barat
SAEPUDIN, Asep, Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc
2010 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaPenelitian tentang kreativitas Suwanda dimaksudkan untuk mengungkap seluk beluk dan tahapan-tahapan yang dilalui oleh Suwanda dalam menciptakan tepak kendang jaipongan. Di dalam tesis ini dibahas secara rinci tentang gambaran umum karawitan Sunda, sosok pribadi Suwanda, kreativitas Suwanda, ciri-ciri khas tepak kendang Suwanda, faktor pendukung Suwanda dalam melakukan kreativitasnya, serta analisis terhadap ragam tepak kendang jaipongan dalam lagu Daun Pulus Késér Bojong. Suwanda adalah seniman berbakat kreatif yang telah menciptakan tepak kendang jaipongan sebagai tepak baru dalam kendang Sunda di tahun 1980-an. Ia lahir pada tanggal 03 Maret 1950 di Citopéng Desa Bolang Kecamatan Batu Jaya Rengas dengklok Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Bakat kreatif dan keterampilan seninya diperoleh dari lingkungan keluarga sebagai seniman topéng banjét yang diwariskan secara turun temurun. Berbekal kesenian ini, Suwanda memiliki daya ungkap tepak kendang yang luar biasa sehingga mampu mengaktualisasikan ide, konsep dan gagasan Gugum Gumbira dalam penciptaan jaipongan. Oleh karena itu, Suwanda memiliki peranan yang sangat penting dalam penciptaan jaipongan sehingga mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1980-an. Proses kreatif Suwanda berawal dari ketertarikannya terhadap berbagai fenomena tepak kendang Sunda dalam berbagai jenis kesenian seperti ketuk tilu, topéng banjét, wayang golek, kiliningan, bajidoran, penca silat dan tarling. Kekayaan ragam tepak kendang Sunda, digarap dengan konsep “kebebasan dan “kebaruan†menjadi bentuk baru yakni tepak kendang jaipongan. Garap kendang memiliki peranan sangat penting dalam jaipongan, merupakan ciri khas jaipongan, sebagai pembeda karawitan jaipongan dengan yang lainnya. Kendang jaipongan dibuat dengan konsep garap Suwanda yakni “ngolah nu aya maké cara: salambar langsung saayana tinu heubeul, janten ku nyalira, ngarobah nu aya (ditambah, dikurangan, dipotong, dikerepan, dicarangan).†(mengolah yang ada dengan cara: semuanya langsung dari yang lama, jadi dengan sendirinya atau improvisasi, merubah yang ada (ditambah, dikurangi, dipotong, dipadatkan, dilonggarkan)).
Research on Suwanda’s creativity meant to describe the detail and stages had been done by Suwanda in order to create jaipongan drumming strokes. This thesis generally discusses the Sundanese traditional music, Suwanda’s biography, Suwanda’s creativity, characteristics of Suwanda’s drumming strokes, supporting factors on Suwanda’s creativities, and analyses of the jaipongan drumming strokes varieties on Daun Pulus Késér Bojong. Suwanda is a talented musician who creates jaipongan drumming strokes as a new Sundanese drumming strokes in 1980s. He was born in March 3rd, 1950, in Citopeng, village of Bolang, district of Batu Jaya Rengasdéngklok, regency of Karawang, West Java. He got his creative talent and musical skill from his family who rely on topéng banjét and it had been learned for generations. Supported by this kind of arts, Suwanda has a strong expression in order to depict the drumming strokes, by then he able to actualize the concept and Gugum Gumbira’s ideas on creating the jaipongan. Therefore, Suwanda has a very important role in the process of creating the jaipongan’s until he reached its popularity in 1980s. Suwanda’s creativities process began from his attraction on various kinds of Sundanese drumming strokes phenomenon on many kinds of genre, such as ketuk tilu, topéng banjét, wayang golék, kiliningan, bajidoran, penca silat, and tarling. Various kinds of Sundanese drumming strokes, arranged by freedom and more recent innovation, became a new form calls jaipongan drumming patterns. Drumming arrangement has a very important role in jaipongan, it became the characteristic of the jaipongan, as distinguishing factor of jaipongan with another type of genre. Suwanda’s jaipongan drumming strokes created by the concept of “ngolah nu aya maké cara: salambar langsung saayana tinu heubeul, janten ku nyalira, ngarobah nu aya (ditambahan, dikurangan, dipotong, dikerepan, dicarangan)†(to arrange which already exist by: all directly from the old, done by itself or improvised, changing the existing stuff (adding, decreasing, cutting, excerpting, and not binding).
Kata Kunci : Kreativitas, Proses Kreatif, Garap, Tepak Kendang Jaipongan, Creativities, Creative Process, Arrangement, Jaipongan Drumming Strokes