Kearifan lingkungan masyarakat adat Malind Anim dalam pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Merauke Propinsi Papua
SOFYANDY, Dendy, Dr. M. Baiquni, M.A
2010 | Tesis | S2 Magister Pengelolaan LingkunganPenelitian ini dilakukan dalam wilayah Masyarakat Adat Malind Anim di Kabupaten Merauke Propinsi Papua. Latar belakang penelitian adalah berlandaskan pada UU RI No. 32 Tahun 2009; Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa pelestarian fungsi lingkungan hidup dapat dilakukan dengan mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat. Kabupaten Merauke merupakan salah satu tujuan investasi nasional dan rencana pembentukan Propinsi Papua Selatan yang akan berdampak pada upaya pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Merauke. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik studi literatur, observasi, wawancara dan dokumentasi, dan kemudian dikombinasikan dengan metode Participatory Rural Appraisal dengan teknik Focus Group Discussion. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini adalah masyarakat adat Malind Anim mengenal pembagian wilayah adat dalam legenda penciptaan manusia berdasarkan arah mata angin, yaitu : adat “Sosomâ€, “Imohâ€, “Mayo†dan “Ezamâ€dan turun temurun pengetahuan ini diwariskan dari generasi ke generasi. Malind Anim dapat dibedakan menjadi sub-sub suku berdasarkan penggunaan bahasa yaitu sub suku Marind, Kanume, Yeinan, Khimaima, Maklew dan Marory Men-Gey. Pengertian lingkungan hidup dikenal dalam ajaran totemisme dimana ada kekerabatan antara alam, manusia, tumbuh-tumbuhan dan binatang. Wilayah yang dianggap sakral meliputi tempat pelestarian adat, kuburan leluhur, perjalanan leluhur, tempat mitologi, kampung lama, dusun sagu, hutan berburu dan sumber mata air. Pembagian bentanglahan masyarakat adat meliputi bentanglahan pantai, rawa dan hutan.
This research was conducted in the area of Local Communities Malind Anim in Merauke Region. This research is based on Republic of Indonesian Law No. 32/2009; about Protection and Environmental Management that the preservation of environmental functions can be done by developing and maintaining the culture and local wisdom of Local Communities. Merauke is one of the national investment goals and plans for the establishment of South Papua province will have an impact on environmental conservation efforts of Merauke. This study uses survey methods to technique literature study, observation, interviews and documentation, and then combined with the method of Participatory Rural Appraisal technique and Focus Group Discussion. Processing and analyzing the data using qualitative analysis. The results of this study is Malind Anim recognize Local Communities customary zoning in the legend of the creation of human beings based on cardinal directions, namely; customary "Sosom", "Imoh", "Mayo" and "Ezam" and handed down this knowledge passed on from generation to generation. Malind Anim can be divided into sub-tribes based on language use is a sub tribe Marind, Kanume, Yeinan, Khimaima, Maklew and Marory Men-Gey. Understanding the environment is known in the teachings of totemism where there kinship between nature, humans, plants and animals. Areas that are considered include the preservation of sacred sites, ancestor transits and routes, where the mythology, the old village, sago areas, hunting and forest springs. Distribution landtypes of Local Communities includes , mangrove areas, swamp forest, and forests.
Kata Kunci : Malind Anim,Kearifan lingkungan,Masyarakat adat,Totemisme,Bentanglahan