Laporkan Masalah

Evaluasi lapangan durasi kekebalan pasca vaksinasi antraks pada sapi Bali di Pulau Lombok

ARSANI, Ni Made, Prof. drh. Widya Asmara, SU., Ph.D

2010 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis. Penyakit ini bersifat zoonosis dan sulit diberantas karena kuman Bacillus anthracis dapat membentuk spora yang mampu bertahan dalam tanah sampai puluhan tahun. Salah satu cara pencegahan dan pengendalian penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi pada hewan rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui titer antibodi terhadap antraks pada sapi Bali pada berbagai periode pasca vaksinasi. Manfaat yang diharapkan adalah agar dapat memberikan informasi mengenai waktu yang paling tepat dalam melakukan vaksinasi ulangan (booster). Penelitian lapangan ini dilakukan pada tiga kelompok sapi Bali yang dipelihara oleh peternak di Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Masing-masing kelompok terdiri atas 14 ekor sapi Bali betina dewasa umur 3 – 10 tahun. Kelompok pertama merupakan kelompok sapi yang tidak divaksin (kontrol), kedua adalah kelompok sapi yang divaksin satu kali, dan ketiga adalah kelompok sapi yang divaksin dua kali. Interval waktu antara vaksinasi pertama dan kedua adalah sepuluh bulan. Vaksinasi pada sapi tersebut dilakukan oleh petugas pos kesehatan hewan setempat. Pengamatan dilakukan sebanyak enam kali secara periodik setiap 1,5 bulan, dimulai pada 4 bulan dan berakhir pada 11,5 bulan pasca vaksinasi. Pengamatan titer antibodi dilakukan dengan cara mengambil serum darah sapi dari masing-masing kelompok. Serum yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dan hasil uji ELISA dinyatakan dalam Elisa Unit (EU). Data titer antibodi tersebut dianalisis dengan ANOVA dua klasifikasi, dan dilanjutkan dengan uji orthogonal contrast. Untuk mengetahui durasi antibodi pada sapi maka proporsi antibodi positif dihitung berdasarkan nilai cut-off yang ditentukan dengan Mean-ve EU + 3 x SD dan dilanjutkan dengan analisis statistik non-parametrik Chi Square. Hasil analisis menunjukkan titer antibodi pada sapi yang divaksin satu kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan titer antibodi pada sapi yang divaksin dua kali. Titer antibodi terus menurun seiring dengan perjalanan waktu pada kedua kelompok sapi yang divaksin. Antibodi terhadap antraks pada sapi Bali yang divaksin satu kali tetap bertahan sampai sepuluh bulan pasca vaksinasi, sedangkan pada sapi yang divaksin dua kali bertahan sampai tujuh bulan pasca vaksinasi. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar melakukan vaksinasi ulangan pada enam bulan pasca vaksinasi pertama.

Anthrax is a zoonotic disease caused by Bacillus anthracis. The disease is difficult to be eradicated because of B. anthracis can form spores that survive in soil for decades. One way of preventing and controlling the disease is by vaccination of susceptible animals. This study aims to determine the titer of antibodies against anthrax in Bali cattle at various periods after vaccination. Expected benefit is to provide information regarding the most appropriate time in doing repeated vaccination (booster). Field research was conducted on three groups of Bali cattle are reared by farmers in Janapria Sub-district, Central Lombok District, West Nusa Tenggara Province. The first group was a group of unvaccinated cows (control), the second was a group of vaccinated cows once, and the third was a group of vaccinated cows twice. The time interval between the first and second vaccination is ten months. Vaccination of cows were done by the officers of local animal health center. Observations were conducted six times periodically every 1.5 months, starting at 4 months and ending at 11.5 months post-vaccination by taking blood serum of cows from each group. Serum were then tested using Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) and ELISA results expressed as Elisa Units (EU). The data obtained were analyzed by ANOVA two classifications, and continued by orthogonal contrast test. To find out how long the antibodies persist in cattle, the proportion of antibody positive then calculated based on a cut-off value which is determined by formula Mean-ve EU + 3 x SD, and then analyzed by Chi Square. The results showed that antibody titer in cows vaccinated once higher than those in cows vaccinated twice. Antibody titer continued to decline over time in both groups of vaccinated cows. Antibodies against anthrax in Bali cattle vaccinated once persisted until ten months post-vaccination, whereas in cattle vaccinated twice last until seven months post-vaccination. Based on the results of this study suggested that repeated vaccination at six months after first vaccination.

Kata Kunci : Antraks,Bacillus anthracis,Vaksinasi,Antibodi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.