Ekonomi pengelolaan irigasi pompa studi kasus daerah irigasi Sikakak Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau
PEBRI, Prof. Dr. Ir. Djoko Legono
2010 | Tesis | S2 Teknik SipilHamparan lahan sawah tadah hujan di Desa Sikakak kecamatan Cerenti seluas 66 ha telah dibudidayakan oleh masyarakat sejak berpuluh tahun silam. Lahan ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi 187 ha jika terdapat air irigasi. Sungai Kuantan yang mengalir sepanjang tahun merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan. Karena perbedaan elevasi, maka teknik irigasi sistem pompanisasi merupakan satu-satunya solusi. Irigasi pompa Sikakak dibangun dalam tiga tahun anggaran (2008-2010) oleh Pemerintah Provinsi Riau dan akan dioperasikan pada tahun 2011. Operasi dan pemeliharannya akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dan masyarakat setempat. Untuk itu perlu kajian yang akurat untuk menyusun pedoman pengoperasian dan pemeliharaan pompa irigasi agar pemanfatannya dapat memenuhi kebutuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan air irigasi dan menentukan kapasitas dan jam kerja pemompaan, melakukan kajian ekonomi dengan berbagai variabel (harga gabah, harga solar, bunga bank, dan hasil produksi pertanian), dan merekomendasikan harga air irigasi. Kebutuhan air irigasi diketahui dari besaran evapotranspirasi, kebutuhan air pengolahan lahan dan pembibitan, pergantian lapisan air dan curah hujan efektif. Evapotranspirasi dihitung dengan metode Penman-Montheith. Ekonomi pengelolaan diketahui dengan analisis biaya manfaat (cost benefit analysis), yaitu dengan menghitung BCR (benefit cost ratio), NPV (net present value), dan IRR (internal rate of return). Sedangkan harga air irigasi dihitung dari biaya operasi dan pemeliharaan persatuan luas lahan (per area pricing) dan per satuan volume (volumetric pricing). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi pada MT-1 adalah 1.515.095,58 m3 dan pada MT-2 adalah 2.019.160,13 m3, dengan kapasitas pompa yang sama,maka lama pemompaan rata-rata pada MT-1 6,54 jam/hari dan pada MT-2 9,16 jam/hari dan biaya eksploitasi mesin pompa Rp. 166.320 per jam kerja. Analisis proyek ditinjau pada awal tahun 2010 dengan umur ekonomis 15 tahun, yaitu didasarkan pada umur ekonomis mesin dan pompa. Analisis perekonomian menunjukkan bahwa pada tingkat bunga 12%, harga gabah Rp. 3000 per kilo gram dan harga solar Rp. 4500 per liter, diperoleh nilai BCR 1,02, NPV Rp. 346.268.395,49 dan IRR 12,66%. Sedangkan harga air irigasi pada harga solar Rp. 4500 per liter adalah Rp. 3.513.199,22 per hektar per tahun atau setara dengan Rp. 185,89 per meter kubik.
The communities of Sikakak village, Cerenti sub district have been cultivating 66 hectares of rain dependent paddy rice field since years ago. These areas are potential for extending the rice field up to 187 hectares if the irrigation water is sufficient. Meanwhile, Kuantan River which flows permanently during the whole year is potential to be utilized. Currently, pumping irrigation has been applied as the only solution due to difference elevation. Sikakak pumping irrigation was built by the Government of Riau Province during the courses of three consecutive annual budgets (2008-2010) and is expected to be operated in 2011. Maintenance and operation of the irrigation will be transferred to the government of Kuantan Singingi Regency and the communities. Therefore, accurate research is necessary to formulate operation and maintenance guide of pumping irrigation to guarantee sustainable water supply. The goals of this research are to understand irrigation water need and capacity and time work pumping performance, to do economic analysis with various variables (pumping cost and farm production), and to determine irrigation water pricing. Irrigation water need is classified by the amount of Evapotranspiration, land preparation, seedling, water layer shift and effective rainfall. Evapotranspiration is calculated by Penman-Mentheith method. Economic management is determined by cost benefit analysis, by calculating the BCR (benefit cost ratio), NPV (net present value) and IRR (internal rate of return). Irrigation water pricing is then calculated by its maintenance and operation cost divided by area pricing and volumetric pricing. The result shows that irrigation water need on first cropping season is 1,515,095,58 m3 and secondary cropping season is 2,019,160.13 m3, by equal pump capacity , the average length of pumping time first cropping season is 6.54 hours/day and secondary cropping season is 9.16 hours/day and pumping engine exploitation cost is Rp. 166,320 per actual hour time work. Project analysis is initiated in early 2010 with project life time is 15 years, based on machine and pump life time. Economic analysis with interest 12%, show that rice grain Rp. 3000 per kilogram, and diesel fuel cost Rp. 4500 per liter, economic analysis shows the BCR value is 1.02; NPV is Rp. 346,268,395.49 and IRR value is 12.66%. With those conditions, irrigation water pricing will be Rp. 3,513,199.22 per hectares per year or equally Rp. 185.89 per meter cubic.
Kata Kunci : Kebutuhan air irigasi,Analisis ekonomi,Harga air irigasi