Pendirian perseroan terbatas oleh suami isteri menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas

ARYANTO, Dery, Sularto, S.H.,C.N.,M.H

2010 | Tesis | S2 Magister Kenotariatan

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui akibat Hukum yang akan timbul dan pendirian PT (perseroan terbatas) oleh suami istri tanpa adanya perjanjian kawin menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, mengetahui pertanggung jawaban Notaris atas pembuatan akta Pendirian Perseroan Terbatas tersebut. Sifat penelitian ini bersifat yuridis empiris, karena dilakukan dengan cara penelitian lapangan untuk memperoleh data primer dan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder diolah secara kualitatif kemudain disajikan secara deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode non random sampling artinya tidak semua populasi diberi kesempatan untuk menjadi sampel, tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pendirian perseroan terbatas oleh suami isteri tanpa perjanjian kawin akan menimbulkan akibat hukum terhadap pendiri, dimana kedudukan pendiri dalam PT tersebut tidak dipandang sebagai subjek Hukum yang mempunyai tanggung jawab terbatas, sehingga pendiri tersebut dibebani pertanggung jawaban pribadi. Berpengaruh juga pada keotentikan akta pendirian PT oleh Notaris, dimana akta tersebut akan batal demi hukum karena tidak memenuhi salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu suatu hal tertentu, sebab akta pendirian perseroan terbatas didirikan atas dasar perjanjian dimana meliputi kejelasan prestasi atas hak dan kewajiban Sehingga suami isteri tanpa perjanjian kawin tidak dibolehkan mendirikan PT karena bertentangan dengan falsafah Hukum Perkawinan mengenai hak dan kewajiban suami isteri dalam suatu perkawinan. Akibat hukum juga timbul terhadap PT yaitu tidak mempunyai tanggung jawab lagi sebagai Badan Hukum, Sehingga PT tersebut dapat dibubarkan oleh Pengadilan Negeri. Dalam pendirian perseroan terbatas, Notaris bertanggung jawab penuh baik formil maupun materiil terhadap akta pendirian perseroan terbatas yang dibuatnya, tanggung jawabnya tidak hanya sebatas jika terdapat permasalahan di masa mendatang yang melibatkan akta yang dibuat tetapi juga bertanggung jawab terhadap din sendiri dan klien dalam proses pembuatan akta, karena permasalahan yang terjadi saat pembuatan akta otentik dapat berasal dan Notaris maupun para pihak yang menghadap.

This study aims to determine the legal consequences arising from the establishment of PT (limited Liability Company) by the husband and wife without a marriage contract under Law No. 40 of 2007, knowing the notary responsibility on the Establishment deed of the Limited Liability Company making. The type of research that is used is juridical and empirical in nature as it is carried out trough desk and field research in order to collect primary and secondary data, respectively. Data are then analyzed qualitatively and presented in a descriptive manner. The research employs a non-random sampling method in which not every individual member of the population has a probability of being selected as part of the sample. Samples used in this research are taken using the purposive sampling method. Establishment of limited company by the husband and wife without a marriage contract will lead to legal consequences of the founder, in which the position of founder of the PT is not viewed as subjects of law that have limited liability, so the founder is burdened personal responsibility. It also affects the authenticity of the deed of establishment of PT by the Notary, where the deed will be annulled by the Law for failing to fulfill one of the requirements of a legal agreement; certain things, because the deed of establishment of limited liability companies established on the basis of agreements which include the achievement of clarity of rights and obligations so that husband and wife without covenant marriage is not allowed to establish PT as contrary to the philosophy of marriage laws on the rights and obligations of husband and wife in a marriage. The legal consequences also appear toward PT that it no longer has the responsibility as a legal entity, so the PT can be dissolved by the Court. In establishing a limited liability company, Notary has full responsible both formally and materially to the establishment of limited liability act had made, the responsibility is not limited only if there are problems in the future that involves the act made but also be responsible for themselves and clients in the manufacturing process Deed, because the problems that occur when making authentic certificates can be derived from the notary and the facing parties.

Kata Kunci : Perseroan Terbatas, Suami, Istri, Perjanjian Kawin, Notaris, Limited Company, Husband, Wife, married Agreement, Notary