Laporkan Masalah

Studi pemberdayaan sistem peringatan dini banjir kali Welang sebagai upaya pengurangan resiko bencana di Kota Pasuruan

BRILLIANTO, Ahmad Farid, Ir. Joko Sujono, M.Eng., Ph.D

2010 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Daerah Aliran Sungai Welang seluas 507,36 km2 melintas di tiga wilayah, yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, serta Kota Pasuruan. Banjir yang terjadi pada 30 Januari 2008 akibat meluapnya Sungai Welang merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi di Kota Pasuruan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh banjir Sungai Welang, Balai PSAWS Gembong - Pekalen menerapkan Sistem Peringatan Dini Banjir dengan penempatan pos pengamatan Tinggi Muka Air (TMA) di dua lokasi yakni di Bendung Selowongko (sta. 24.950) dan Jembatan Kraton (sta. 650). Upaya untuk memberdayakan dan meningkatkan kinerja dari Sistem Peringatan Dini Banjir Sungai Welang yang telah ada penting dilakukan sehingga mampu memberikan informasi yang cepat dan tepat. Penelitian dilakukan dengan melakukan studi pustaka dan pengumpulan data sekunder yang meliputi data curah hujan harian, data debit, dan data geom etri Sungai Welang sepanjang 24,95 km. Analisis dan simulasi Hidrologi dilakukan untuk mendapatkan parameter dan karakteristik DAS Welang dengan alat bantu software HEC-HMS versi 3.3. Dalam Penelitian ini dilakukan simulasi kapasitas sungai existing dan flood routing alur sungai dari titik kontrol yang telah ditetapkan ke titik yang diprediksi menimbulkan banjir untuk mendapatkan waktu penjalaran dan ketinggian muka air penyebab banjir dengan alat bantu software HEC-RAS versi 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penempatan titik kontrol tinggi muka air pada sta. 24.950 tidak efektif karena masih terdapat lateral inflow pada bagian hilirnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka stasiun pengamatan Tinggi Muka Air (TMA) ditetapkan berada di 2 lokasi, yaitu di Jembatan di Desa Pakijangan (sta. 17.050) dan Tanggul Sungai Welang (sta.6.450-sta.6.500). Penentuan kondisi batasTMA untuk titik kontrol 1 adalah < 1,4 m ”normal”, 1,4- 1,6 m “siaga” (hijau), 1,6-2,1 m “waspada” (kuning). dan > 2,1 m “awas” (merah) . Penentuan kondisi batas TMA untuk titik kontrol 2 adalah < 1,6 m “normal”, 1,6- 1,8 m “siaga” (hijau), 1,8-2,2 m “waspada” (kuning), dan > 2,2 m “awas” (merah) . Waktu penjalaran banjir dengan kala ulang 10 tahun (Q10) dari titik kontrol 1 (sta. 17.050) ke titik kontrol banjir (sta. 1.050) selama 138 menit dan dari titik kontrol 2 (sta.6.450-sta.6.500) ke titik kontrol banjir (sta. 1.050) selama 94 menit. Penelitian ini juga menghasilkan prosedur operasi dan standar yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat sehingga diharapkan dapat menambah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir.

Welang river watershed of 507.36 km2 cross three regions (Malang regency, Pasuruan regency and Pasuruan town). Flood occurring in January 30, 2008 due to overflow was the greatest flood in Pasuruan town. To reduce impact induced by Welang River flood, Balai PSAWS Gembong-Pekalen implemented flood early warning system by placing water surface level observation station in two locations: Selowongko Dam (sta. 24.940) and Kraton Bridge (sta. 650). Effort to use and improve performance of Welang River flood early warning system is important to provide fast and accurate information. This research was done by literary study and colleting secondary data consisting of daily rainfall data, flow rate data, and data of Welang River geometry along 24.95 km. Hydrology analysis and simulation was done to get parameter and characteristic of Welang River watershed with software HEC-HMS version 3.3. This research did existing river capacity simulation and flood routing of river course from control point to point predicted causing flood to get travel time and water surface level causing flood with software HEC-RAS version 4.0. Results indicated that placing water surface level control point at sta. 24.950 was not effective because there was lateral inflow at downstream part. To anticipate it, water surface level observation station was determined in two location: bridge in Pakijangan village (sta.17.050) and Welang River Dam (sta. 6.450-sta. 6.500). Determination of water surface level limit for control point 1 was <1.4 m, “normal”, 1.4-1.6 m “ready” (green), 1.6-2.1 m “alert” (yellow), and >2.1 m “watchful” (red). Determination of water surface level limit for control point 2 was <1.6m “normal”, 1.6-1.8 m “ready” (green), 1.8-2.2 m “alert” (yellow), and >2.2 m “watchful” (red). Travel time of 10 years return period of flood (Q10) from control point 1 (sta . 17.050) to flood control point (sta. 1.050) was 138 minutes and that from control point 2 (sta.6.450-sta.6.500) to flood control point (sta.1.050) was 94 minutes. This research shows StandardOperating Procedure that adapted with needs and characteristics of local community so hopely can increase the awareness and preparedness of community in face flood disaster.

Kata Kunci : Sistem peringatan dini banjir,Waktu penjalaran,Status siaga


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.