Pengaruh umur bambu terhadap perilaku kekuatan geser balok laminasi bilah bambu petung
PALING, Theodorus, Prof. Ir. H. Morisco, Ph.D
2010 | Tesis | S2 Teknik SipilDari seluruh tanaman yang dikenal tumbuh di Indonesia bambu merupakan tanaman yang sangat cepat tumbuhnya. Dengan kecepatan tumbuhnya bambu dapat diharapkan sebagai bahan pengganti kayu. Penggunaan bambu muda sebagai bahan bangunan jarang dijumpai karena mudah diserang kumbang bubuk dan susutnya besar sehingga umur manfaat bambu relatif pendek. Dengan pengawetan dan perawatan yang baik maka umur manfaat bangunan bambu dapat diperpanjang.Bambu sebagai bahan bangunan mudah diperoleh di lapangan melalui pedagang bambu atau dibeli langsung dari pemiliknya, juga harganya relatif lebih murah dari bahan yang lainnya.. Untuk membedakan bambu yang tua dan yang muda di tempat pembelian sulit hal ini disebabkan para pedagang telah mencampur bambu-bambu tersebut menjadi satu tumpukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisika dan mekanika bambu petung, juga mengetahui rasio , kekakuan, kuat lentur dan kuat geser balok laminasi bambu umur muda dan sedang terhadap umur tua.Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui sifat fisika dan mekanika bambu petung yang didasari pada standar SNI 03-1726-2002. Benda uji balok laminasi dibuat dalam tiga variasi umur yaitu bambu umur muda (1-2 tahun), umur sedang (2-3 tahun) dan umur tua (3-5 tahun) dengan pengujian lentur untuk seting keruntuhan geser. Tiap variasi dibuat dalam 3 ulangan dan jumlah keseluruhan benda uji balok laminasi 9 batang. Ukuran balok laminasi lebar (b) 60 mm, tinggi (h) 80 mm dan panjang 900 mm. Perekatan antara laminasi bambu menggunakan bahan perekat Urea Formaldehyde (UA-104). Pengempaan balok laminasi dilakukan dengan pengempaan dingin dengan tekanan pengempaan ± 2 MPa selama kurang lebih 24 jam. Bahan pengawet menggunakan boras dengan konsentrasi 5% berat air.Hasil pengujian menunjukan bahwa adanya perbedaan umur bambu memberikan perbedaan yang cukup signifikan terhadap nilai kerapatan dan sifat mekanik bambu petung serta nilai kekakuan, kuat lentur dan kuat geser balok laminasi. Hasilnya menunjukan peningkatan sebanding dengan pertambahan umur,makin tua makin tinggi. Kerapatan bambu muda 590 kg/m3, bambu sedang 770 kg/m3 dan bambu tua 780 kg/m3, peningkatan juga terjadi pada sifat mekanik.kekakuan balok laminasi meningkat, umur muda 1319,584 N/mm, umur sedang 2428,855 N/mm dan umur tua 2594,247 N/mm. Kuat lentur dan kuat geser juga mengalami peningkatan, umur muda (51,72 MPa dan 2,36 MPa), umur sedang (71,59 MPa dan 3,54 MPa) dan Bambu tua (87,22 MPa dan 4,27 MPa)
Of all plants growing in Indonesia, bamboo is one that grows very fast. With its fast growing, bamboo may be expected to be substitution for wood. Use of young bamboo as building material is rare because it is vulnerable to powderpost beetle attack and its shrink is great so its usage time is relatively short. With good preservation and maintenance, usage time of bamboo building may be prolonged.Bamboo as building material is easy to find, and relatively cheap compared other material. Bamboo may be found in field; it may be bought from bamboo trader or bought directly from bamboo owner. To differentiate young and old bamboo in trading site is difficult because traders have mixed the different-age bamboos. This research was intended to study whether laminated beam of young bamboo can be used or not and to identify strength ratio, stiffness, flexural strength and shear stress of laminated beam of young, middle, and old bamboo.Preliminary test was done to identify physical and chemical property of bamboo using SNI103-1726-2002. Laminated beam sample was made in three age variations (young 1-2 years; moderate, 2-3 year; and old, >3 years) for flexural test with shear failure. Each variation was made in three repetitions and there were 9 total laminated beam samples. The laminated beam has diameter of 60mm wide x 900mm length x 80 mm height. To stick bamboo lamination, it used Urea Formaldehyde (UA-104) adhesive. Laminated beam pressing was done using cold pressing at ±2 MPa for about 24 hours.The test results indicated that difference in bamboo age lead to significant difference in density level, mechanic property, stiffness, strength, flexural strength,and shear strength of laminated beam. The results showed increase along with age;the older the higher. Density of young, middle and old bamboo were 590 kg/m3, 770 kg/m3 and 780 kg/m3, respectively. The increase also occurred in mechanic properties, such as strength, stiffness, flexural strength and shear strength. Strength and stiffness of laminated beam for young, middle and old bamboo were 3517.497 kN/m2 and 1319.584 N/mm, 4741.776 kN/m2 and 2428.855 N/mm, and 5999.143 kN/m2 and 2594.247 N/mm, respectively. Flexural strength, and shear strength of young, middle and old bamboo were 51.72 MPa and 2.36 MPa, 71.59 MPa and 3.54 MPa, and 87.22 MPa and 4.27 MPa, respectively.
Kata Kunci : Balok laminasi,Bambu petung,Umur bambu,Keruntuhan geser, Laminated Beam, Petung Bamboo, Bamboo Age, Shear failure