Laporkan Masalah

Lulo ngganda: Ritual pasca panen pada orang Tolaki :: Analisis interpretatif fungsional atas ritual lulo ngganda di Desa Benua Kecamaatn Benua Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

RAEMON, Prof. Dr. Hari Poerwanto

2010 | Tesis | S2 Antropologi

Penelitian ini mengkaji mengenai sebuah ritual pasca panen yang dalam istilah lokal dikenal sebagai ritual lulo ngganda di Desa Benua Kecamatan Benua Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan yang ingin dicapai adalah 1) menelaah proses pelaksanaan ritual lulo ngganda; 2) mengkaji makna ritual; serta 3) menelaah fungsi ritual tersebut dalam kehidupan masyarakat setempat. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, maka pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik participant observation dan in-depth interview.Pemilihan informan dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan informan kunci yakni seorang mbusehe atau pemimpin ritual lulo ngganda. Informan lainnya terdiri dari beberapa orang pemangku adat, tokoh masyarakat, tokoh pemerintah, serta tokoh pemuda serta tokoh agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual lulo ngganda ritual lulo ngganda terdiri dari dua bagian ritual saling berkaitan, serta dilaksanakan secara berurutan. Dimulai dari ritual awal lulo ngganda dan diakhiri dengan ritual mosehe. Ritual ini masih dipertahankan oleh masyarakat setempat, karena berkaitan dengan kepercayaan mereka mengenai adanya dzat transenden yang memiliki kuasa atas hidup mereka. Di samping itu, ritual ini dalam perkembangannya tidak hanya ditujukan terhadap aktivitas berladang saja, namun juga dilaksanakan untuk keberhasilan panen berbagai jenis tanaman yang ditanam oleh warga setempat di lahan kebun. Ritual awal lulo ngganda dilaksanakan sebagai wujud perhormatan yang tinggi kepada Sanggoleo Mbae atau Wetulanggalaru, serta penghiburan bagi Siti Hawa atas dikorbankannya anaknya. Ritual mosehe sifatnya lebih sakral. Melalui ritual ini, masyarakat setempat melalui mbusehe berupaya menjalin komunikasi, memohon agar Dzat Yang Maha Kuasa dapat melindungi mereka dari segala abala atau bencana yang mungkin mengganggu diri, keluarga serta tanaman yang mereka tanam di ladang ataupun di kebun. Mensucikan mereka dari segala sumpah serapah, kesalahan dan perbuatan buruk di masa lalu, serta mendamaikan segala kesalahpahaman atau konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, juga ditemukan adanya tiga fungsi dari ritual lulo ngganda, yakni fungsi religius spiritual, fungsi sosial dan fungsi psikologis. Pada aspek spiritual religius, ritual ini berupaya menghubungkan manusia dengan dzat yang berada di luar jangkauan manusia yakni Dzat Yang Maha Kuasa yang dianggap mampu membantu manusia dalam menjalankan aktivitas bercocok tanam di ladang maupun di kebun yang merupakan mata pencaharian mereka. Pada aspek sosial, ritual ini menjadi jembatan relasi sosial yang integratif baik antara pemerintah dengan pemangku adat yang memelihara adat istiadat orang Tolaki, pemerintah dan masyarakat, pemangku adat dengan masyarakat maupun solidaritas antar warga itu sendiri. Selain itu ritual ini juga merupakan resolusi dari konflik yang terjadi dalam masyarakat. Ritual ini juga merupakan menjadi ajang silahturahmi di antara warga Desa Benua dengan warga dari desa lain. Pada aspek fungsi psikologis, ritual ini memunculkan keyakinan baru bahwa mereka telah menjadi individu yang memiliki jiwa yang bersih. Selain itu, juga menciptakan semangat baru dalam jiwa masyarakat setempat untuk menghadapi musim tanam yang baru. Terlepas dari semua itu, ritual lulo ngganda juga merupakan wujud rekreasi dan penghiburan bagi warga setempat, maupun warga dari desa lain yang mengikuti ritual tersebut.

This research studied a post harvest ritual known as lulo ngganda in Benua village, Benua district, South Konawe regency, Southeast Sulawesi Province. Objective of this research was to study lulo ngganda implementation; (2) study its means; and (3) analyze its function in the local society. Data in this research was collected through participant observation technique and in-depth interview. Informants were selected by determining key informant of mbusehe or lulo ngganda ritual leader. Other informants consist of custom leaders, community figures, governmental figure, youth figure and religious figure. Results indicated that lulo ngganda ritual consist of two related parts that were done consecutively. It began from lulo ngganda ritual and ended with mosehe ritual. This ritual was kept by local society, because it related to their faith over transcendent substance having power over their life. In addition, this ritual in its development was not only intended to field activity but also for harvest success of various plants the local people planted in their yard. Lulo ngganda ritual was done as respect to Sanggoleo Mbae or Wetulanggalaru, and entertainment for Siti Hawa over her children sacrifice. Mosehe ritual was more sacred. With this ritual, local people through mbusehe built communication with and asked the omnipotent substance to protect them from all abala and disaster that may harm their self, family and plant they planted in field or yard, purify them from curse, mistake, and bad doing in the past and reconcile all misunderstandings or conflicts occurring in society. Results of the research also indicated that there were three other functions of lulo ngganda ritual: spiritual religious, social and psychological functions. In spiritual religious aspect, this ritual relates humankind and the substance beyond human reach as omnipotent substance that is considered capable of helping humankind in doing planting activity in field and yard that is their livelihood. In social aspect, this ritual is a bridge for good integrative social relation between government and custom leaders that keep Tolaki custom, government and society, custom leaders and people, and amongst people. In addition, this ritual is resolution of conflict occurring in the society. It was also to build good relationship among Benua people and others. In psychological function, this ritual induced new conviction that they have been individuals with clean soul. In addition, it also created new spirit in local people soul to face next planting season. Separately, lulo ngganda ritual was also manifestation of recreation and entertainment for local people or people from other villages following the ritual

Kata Kunci : Ritual,Lulo ngganda,Mosehe,Makna,Fungsi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.