Makna monoteisme radikal Nurcholish Madjid dalam perspektif filsafat agama
HARKAT, Rinto Agus Akbar, Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin
2010 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatAgama seharusnya menjadi alat untuk mendapatkan kedamaian, kedalaman dan hidup, namun yang terjadi justru sebaliknya, agama dijadikan sebagai pemicu konflik dan sumber untuk penderitaan dan penindasan. Oleh karena itu, untuk membendung terjadinya konflik dan perpecahan, para pemikir dan kaum ilmuwan, khususnya kaum agamawan, di Indonesia kembali membentuk kepribadian bangsa dengan memaknai arti hadirnya agama sebagai sistem interaksi sosial dan komunikasi seperti dialog. Monoteisme radikal merupakan salah satu bentuk interaksi yang dihasilkan oleh Nurcholish Madjid sebagai alat untuk membangun dialog tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, maka judul tersebut menjadi menarik untuk diteliti dengan melihat substansi pemikiran monoteisme radikal Nurcholis Madjid dan bagaimana hal itu dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dan dialog terhadap antar agama. Proses penelitian ini, dilakukan secara bertahap dengan mengumpulkan data, lalu diolah dan disusun secara tertulis. Beberapa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, kemudian interpretatif secara sistematis dan holisistik serta dihayati secara filosofis tentang pemikiran Nurcholis melalui data yang dikumpulkan baik dari sumber primer maupun sekunder. Penelitian ini melahirkan kesimpulan bahwa monoteisme radikal adalah proses memperjelas eksistensi keberadaan manusia secara universal dan eksistensi manusia dalam kehidupannya di dunia. Monoteisme radikal bertujuan untuk mengubah proses kepercayaan politeisme kepada kepercayaan monoteisme dengan menegaskan bahwa Tuhan Yang Mutlak (Tauhid) adalah absolut, mutlak adanya dan selain Tuhan adalah relatif keberadaannya. Namun, keberadaan manusia tidak sertamerta dinafikan. Keberadaan manusia menjadi ada sebagaimana adanya dalam kehidupan dunia (sekularisme). Selain itu, monoteisme radikal Nurcholish Madjid mampu merubah paradigma beragama masyarakat Indonesia menjadi inklusifistik dan pluralistik. Monoteisme radikalnya juga menjadi sesuatu alat untuk mencapai sikap keterbukaan dan saling memahami antara sesama mahluk, sikap toleran di antara sesama manusia sehingga menciptakan kesempatan dialog dan kerjasama dengan kelompok lain.
Religion should present peacefulness, meaningfulness and hopefulness in human life. But, what reveal in everydayness is the contrary. Religion becomes the source of conflicts, suffering and tyranny. Therefore, to prevent conflicts and disunity, intellectuals and clergy in Indonesia try to reshape people’s personality by giving meaning of religious existence as a communication and social interaction system such as dialog. Radical monotheism is one of the forms of interaction which is pronounced by Nurcholis Madjid as a tool to construct a dialog. Based on this background, the theme becomes interesting to be explored concerning the substance of Nurcholis Madjid’s radical monotheism and the way it can be used as communication’s tool and dialog between religions. This research process is done step by step by collecting data, analyzing and literary arranging. Some of analytical methods used in the research were descriptive method, systematical interpretative, holistic and heuristic method concerning Nurcholis thinking using the data which has collected from primary and secondary source. This research emerge a result that radical monotheism is a process of an affirmation of universality of human existence and human existence in worldly life. Radical monotheism purpose to changes polytheistic belief to monotheism by affirming that God is Absolute, and all those beside Him is relative. But, human existence is not denied straightly. Human existence is exists as the way he exist in the world (secularism). And what is more is that Nurcholis’ radical monotheism could change the religious paradigm of the people of Indonesia into more inclusive and plural. His radical monotheism also becomes a tool to achieve openness attitude, understanding each other and tolerance among the people so it create opportunities of dialogue and coorporation with others.
Kata Kunci : Monoteisme radikal,Filsafat agama, radical monotheism, philosophy of religion