Keberhasilan program pengembangan prasarana pedesaan (P2D) di Kabupaten Pasir Provinsi Kalimantan Timur
SUHARTO, Wahyu, Prof. Dr. Moeljarto Tjokrowinoto
2010 | Tesis | S2 Magister Administrasi PublikBerubahnya paradigma pembangunan nasional ke arah demokratisasi dan desentralisasi, menumbuhkan kesadaran yang luas tentang perlunya peran serta masyarakat dalam keseluruhan proses dan program pembangunan. Pemberdayaan dan partisipasi muncul sebagai dua kata yang banyak diungkapkan ketika menganalisis masalah pembangunan, dimana pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang sangat potensial dalam rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya. Proses ini, pada akhirnya akan dapat menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat. Salah satu upaya pemerintah dalam mengimplementasikan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D). P2D merupakan program pembangunan perdesaan yang berbasis pemberdayaan masyarakat sebagai implementasi dari program pengentasan kemiskinan. Kemunculan program ini dilatarbelakangi adanya kemiskinan yang semakin meluas sebagai salah satu persoalan besar bangsa Indonesia terutama setelah krisis ekonomi tahun 1997. Kemiskinan tersebut telah menjadikan rakyat dalam posisi yang tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup secara layak. Padahal akibat dari kemiskinan telah menimbulkan dampak potensial di bidang sosial, ekonomi politik dan keamanan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D) di Kabupaten Pasir Propinsi Kalimantan Timur. Metode yang digunakan adalah metode penelitian diskriptif kualitatif. Tingkat keberhasilan dilihat dari perbandingan indikator yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan capaian yang diperoleh dari pelaksanaan program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum Program P2D mampu dilaksanakan sesuai dengan pedoman, atau dapat dikatakan berhasil. Indikator keberhasilan ini dapat dilihat dari indikator secara fisik dan secara nonfisik. Keberhasilan secara fisik yang telah dicapai adalah tersusunnya Renstra Kecamatan selama 3 tahun dan Program Investasi Tahunan (PIK) tahunan untuk Pembangunan Prasarana yang mendukung Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat; tersedianya lapangan pekerjaan untuk masyarakat baik lapangan kerja tetap atau temporer; terbangunnya prasarana transportasi; prasarana air bersih serta prasarana penunjang produksi. Sedangkan keberhasilan secara nonfisik adanya peningkatan kemampuan masyarakat dan kelembagaan serta kemampuan aparat dalam mengelola pembangunan, adanya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti dari hasil penelitian ini adalah bahwa desain Program P2D untuk masa-masa yang akan datang perlu dibuat lebih fleksibel, Program P2D harus melakukan upaya-upaya pengembangan kapasitas sebagai paket integral dalam programnya, desain keberlanjutan program harus disosialisasikan dan diberdayakan sejak awal berjalannya program.
National development paradigm shift to democratization and decentralization has developed public awareness on the importance of community participation in overall development programs and processes. The terms of community empowerment and community participation have been broadly considered in as important tools in analyzing development strategies to increase socio-economic and cultural reform. This process is finally aimed at a community-centered development. One of government’s efforts in increasing community empowerment and participation is the Rural Infrastructure Development (Pengembangan Prasarana Perdesaan [P2D]) Program. The P2D is a kind of community-based rural development program through community empowerment for poverty alleviation. The program was caused by the wide-ranging poverty after the 1997 global economic crisis. The crisis has led most of rural community to the inability to afford primary needs. This poverty has then jeopardized socio-economic, political and security level. This research is primarily aimed at identifying the success of the P2D Program in the Pasir Regency, East Kalimantan Province by using descriptive qualitative method. The success level is calculated by comparing government’s targets and indicators to the output of the program. The research shows that, in principal, the P2D Program was conducted in accordance with guidelines and satisfactorily under physical and non-physical indicators. Physical successes include the preparation and completion of the 3- year Sub-district Strategic Plan (Renstra Kecamatan) and the Annual Investment Program for infrastructure development to support community socio-economic development; creation of new working fields, both permanent and temporary; construction of transportation, water supply and production-support infrastructures. Besides, non-physical achievements include community capacity building, institutional strengthening and participatory program implementation. Finally, recommendations to follow up include: more flexible program design, integration of capacity building as well as program socialization and community empowerment and involvement from the program start-up.
Kata Kunci : Pengembangan prasarana perdesaan (P2D),Kabupaten Pasir,Kalimantan Timur