Laporkan Masalah

Strategi social forestry dalam perencanaan pengelolan Hutan Lindung Mutis Timau Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur

DAKO, Fransiskus Xaverius, Prof. Dr. Ir. Hasanu Simon, M.S

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Pengelolaan hutan lindung Mutis Timau dalam memaksimumkan fungsi kawasan hutan telah gagal mewujudkan kelestarian fungsi hutan lindung yang berfungsi untuk mengatur tata air, mencegah bahaya banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Dimana-mana dalam kawasan hutan lindung telah terjadi peristiwa penyerobotan lahan, penggembalaan liar, dan kebakaran hutan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah-masalah yang menyebabkan kerusakan hutan lindung Mutis Timau, 2) merumuskan perencanaan pengelolaan hutan lindung melalui pendekatan social forestry yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode dasar survey dengan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Kuan Noel sebagai perwakilan desa yang berada dekat kota, pemilihan desa ini sebagai perbandingan untuk melihat kondisi social ekonomi masyarakat serta Desa Fatumnasi yang berada dekat dengan kawasan hutan lindung. Data yang dikumpulkan adalah data sosial ekonomi masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan hutan lindung Mutis Timau. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang menyebabkan kerusakan hutan lindung Mutis Timau. Hasil penelitian menunjukan bahwa permasalahan yang menyebabkan kerusakan hutan lindung Mutis Timau adalah defisit kebutuhan pangan (beras) bagi petani Desa Fatumnasi sebesar 45.581 kg/tahun, defisit produksi pangan dilahan pertanian masyarakat sebesar 13.717 kg, defisit pendapatan untuk Desa Fatumnasi yang apabila dikonversikan dengan nilai beras masih dikatagorikan miskin (306 kg), defisit kayu bakar di Desa Fatumnasi yang berasal dari lahan pertanian sebesar 8.941 m3 , defisit pakan ternak di Desa Fatumnasi sebesar 1420 kg/hari, defisit lahan sebesar 140,76 ha atau 0,34 ha/KK, belum adanya kebijakan pemerintah mengenai bentuk pengelolaan hutan lindung Mutis Timau khususnya dengan strategi social forestry. Sebagai hutan lindung maka rekayasa perencanaan pengelolaan hutan lindung Mutis Timau dilakukan dengan pendekatan FEM yaitu dengan Management Regime V Mutis.

Management of Mutis Timau protected forest in maximizing function of forest area has fail to bring protected forest conservation into reality for regulating water system, preventing the risk of flood and erosion, also keeping soil fertility. We had found that there were illegal occupancies, grassing, and forest fire within protected forest area. This study is purposed to 1) identify and formulate problems triggering forest damage in Mutis Timau, 2) formulate planned management for protected forest through social forestry strategy which support social welfare improvement. This study uses basic method of descriptive analysis. It was taken in Kuan Noel village as a representative village located near city; this village was selected as a comparison to observe social-economic condition in Fatumnasi village close to protected forest. Data collected is social-economic data and government regulations within management of Mutis Timau protected forest. Data then descriptively analyzed to identify problems causing damage on Mutis Timau protected forest. The result suggested that problems causing damage on Mutis Timau protected forest are deficit of food (rice) for Fatumnasi farmers of 45.581 kg/year, deficit of food production in agricultural farm of 13.717 kg, income deficit in Fatumnasi village which when it is converted into rice value it still categorized into poor (306 kg), fire wood deficit in Fatumnasi village which come from agricultural farm of 8.941 m3, stock food deficit in Fatumnasi village of 1420 kg/day, land deficit of 140,76 ha or 0,34/family’s head, unavailability of government’s regulation about a suitable scheme for management of Mutis Timau protected forest especially social forestry strategy. As a protected forest, then strategy used for a planned management of Mutis Timau protected forest is taken using FEM method by Management Regime V Mutis.

Kata Kunci : Social forestry,Perencanaan,Pengelolaan hutan lindung,Management regime, planning, management of protected forest.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.