Kajian sedimentasi waduk berdasarkan kondisi tataguna lahan :: Studi kasus Waduk Sermo Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
SETIAWAN, Sigit, Dr. Ir. Bambang Yulistiyanto
2010 | Tesis | S2 Teknik SipilWaduk Sermo mulai beroperasi tahun 1997 dengan target usia operasi 50 tahun, didesain untuk menampung ± 25 juta m3 air. Manfaat utama pembangunannya adalah untuk supply air irigasi, penyediaan air baku, dan untuk penggelontoran kota. Permasalahan yang ditemui di cathment area waduk adalah besarnya laju sedimen yang masuk ke dalam waduk akibat longsoran dan erosi lahan, sehingga dapat berakibat menurunnya umur manfaatnya. Usaha – usaha konservasi untuk mengurangi erosi permukaan lahan dan sedimentasi telah dilakukan oleh BPSDA Waduk Sermo, masyarakat sekitar, dan instansi terkait lainnya . Usaha -usaha tersebut antara lain pembuatan saluran di sekeliling waduk, pembuatan check dam di sungai – sungai yang masuk ke dalam waduk, pembuatan green belt, penghijauan di cathmen area Waduk Sermo melalui pemberdayaan dan pelatihan kepada masyarakat sekitar dalam upaya pengelolaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis erosi permukaan lahan dan nilai SDR dari tataguna lahan tahun 1994 (Peta RBI) dan tataguna lahan tahun 2007 (Peta Citra ALOS), serta mengkaji kemampuan tataguna lahan tahun 2007 dalam mempertahankan umur manfaat waduk dan memberi arahan konservasi yang masih mungkin dilakukan. Perhitungan erosi permukaan lahan dilakukan dengan overlay peta erosivitas hujan, peta jenis tanah, peta kelas lereng, dan peta tataguna lahan menjadi peta unit lahan. Perhitungan erosi permukaan lahan dilakukan dengan metode USLE. Erosi permukaan lahan tersebut dibandingkan dengan data echosounding tahun yang bersangkutan untuk mendapatkan nilai SDR. Nilai erosi dan SDR dipergunakan untuk memprediksi umur manfaat waduk dengan metode tampungan mati dan distribusi sedimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan peta tataguna lahan tahun 1994 besarnya erosi permukaan lahan sebesar 11,5 mm/tahun dan erosi lahan tataguna lahan tahun 2007 sebesar 3,6 mm/tahun. Nilai SDR tahun 1998 sebesar 0,42 dan nilai SDR tahun 2007 sebesar 0,79. Umur manfaat waduk dengan metode tampungan mati, berdasarkan kondisi tahun 2007 sampai tahun ke – 39 atau sampai tahun 2035. Berdasarkan metode distribusi sedimen, pada tahun ke – 39 dasar waduk berada di elevasi + 102,06 MSL dan tahun ke – 50 dasar waduk berada di elevasi + 106 MSL atau masih di bawah intake yaitu pada elevasi +113,7 MSL. Usaha –usaha untuk memperpanjang umur manfaat waduk, masih mungkin dilakukan pada lahan tegalan dengan tingkat bahaya erosi berat dan sangat berat. Usaha konservasi tersebut antara lain perbaikan teras, perubahan komposisi tanaman untuk lahan tegalan di kelerengan III serta merubah tegalan menjadi kebun campur untuk lahan dengan kelerengan IV dan V. Pengerukan secara rutin check dam yang telah ada masih diperlukan untuk untuk menahan sedimen, agar sedimen yang masuk ke waduk tidak lebih dari 39.000 m3/tahun.
The operation of Sermo Dam was began in 1997 with expected useful life of 50 years. It was designed to intercept 25 million cubic waters. The ma in funtion of the dam was to supply irrigation, domestic water, and maintanance river. The problem that was found in cathment area was the entry of high rate sediment to the resevoir due to land slide and land erosion, so it can reduce useful life. The con sevation efforts to decrease land erosion and sedimentation have been done by BPSDA Sermo Dam, surrounding community, and related institutions. Those are the making of canal surround the reservoir, the check dam in the rivers which enter the reservoir, green belt, reforestation in cathment area through community development, and training as a main of land conservation. This research aims to investigating and analyze sheet erosion and sediment delivery ratio (SDR) from land use in 1994 (RBI map) and in 2007 (Citra ALOS map), and investigating the capability of land use in 2007 in maintaining useful life and giving the possible conservation program. The calculation sheet erosion was done by overlying rain erosivity, soil types, slope classes, and land use become land unit map. The USLE formula was applied estimate the average annual sheet erosion rate. The sheet erosion was compared with echosounding data in coresponding year to obtain SDR. Sheet erosion and SDR were used to predict useful life of resevoir with dead storage method and the empirical area reduction method. The research finding showed that according to the map land use in 1994, the number of sheet erosion was 11,5 mm/year and land use in 2007 was 3,6 mm/year. SDR in 1998 was 0,42 and SDR in 2007 was 0,79. The useful life with dead storage method according to the condition in 2007 up till year of thirtyninth or up till 2035. Based on the empirical area reduction method in the year of thirty -ninth reservoir base in the elevation of +102,06 MSL and the year of fifth reservoir base in the elevation of +106 MSL or below intake of +113,7MSL. The conservation effort to extend reservoir useful life such as terrace rehabilitation, changes of plants composition in slope class III, and change open land with crop become mix crop garden for slope class IV and V. Routine scraping to the existing check dam is still needed in order to maintenance sediment no more than 39.000 m3/year.
Kata Kunci : Tataguna lahan,Erosi lahan,Metode USLE,Sedimentasi waduk, land use, land erosion, USLE formula, reservoir sedimentation