Pembuatan mesin pencacah tongkol jagung dan pemanfaatannya dalam pembuatan silase berbasis tongkol jagung sebagai pakan ternak
ROHMANUDDIN, Taufik, Prof. Dr. Ir.Ali Agus, DDA., DEA
2010 | Tesis | S2 Teknik MesinSilase merupakan produk olahan yang diawetkan dengan teknologi fermentasi terkontrol yang dibuat dari potongan hijauan segar atau hijauan makanan ternak (HMT) yang berkadar air tinggi yaitu sebesar 65-75%. Pembuatan silase bertujuan untuk mengatasi masalah kesulitan penyediaan hijauan makanan ternak pada musim kemarau. Sekarang ini, kebutuhan akan pakan ternak semakin meningkat seiring dengan program pemerintah dalam upaya melakukan swasembada pangan di Indonesia. Salah satu pakan ternak alternatif tersebut adalah silase berbasis tongkol jagung. Keunggulan dari produk silase diantaranya nilai gizi silase setara dengan hijauan segar bahkan dapat lebih tinggi, disukai oleh ternak dan tersedia sepanjang tahun baik musim hujan maupun kemarau. Ketersediaan limbah tongkol jagung untuk digunakan sebagai bahan pembuatan pakan ternak juga sangat tergantung dari produksi jagung. Data statistik pertanian menunjukkan bahwa produksi jagung di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Agar lebih dapat menunjang proses konversi limbah tongkol jagung menjadi pakan ternak maka diperlukannya mesin pencacah. Mesin berfungsi untuk mencacah tongkol jagung sehingga lebih mudah dikonsumsi oleh ternak sekaligus mempercepat kerja bakteri selama proses fermentasi. Mesin terdiri atas bagian pengumpan bahan, pencacah, pengeluaran bahan, dan motor penggerak. Tujuan Penelitian ini adalah membuat mesin pencacah tongkol jagung sehingga mendapatkan bahan alternatif untuk pembuatan silase pakan ternak sapi dengan memanfaatkan potensi campuran limbah nasi aking, kleci (kulit kedelai) dan tongkol jagung sebagai material utama. Bahan baku limbah tongkol jagung di cacah terlebih dahulu dengan menggunakan mesin pencacah dengan ukuran 5 – 15 mm. Kemudian dicampur dengan nasi aking, kleci, molasses, mineral mix, aminocine, dan urea dengan komposisi tertentu. Komposisi ditentukan dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan kandungan gizi (uji prosimat awal bahan baku) pakan ternak umumnya. Pencampuran bahan baku mempertimbangkan kandungan protein mendekat 12% sebelum proses fermentasi dengan metode hitungan coba-coba (trial and error). Setelah itu bahan difermentasi dengan waktu tertentu yaitu 3, 9, dan 15 hari. Variasi komposisi campuran diantaranya yaitu silase tanpa urea dan aminocine, silase tanpa urea, dan silase tanpa aminocine. Silase kemudian difermentasi, setelah itu di analisis kandungannya. Hasil analisis kandungan protein kasar (PK) tertinggi adalah dari campuran silase dengan urea lama fermentasi 15 hari sebesar 20,22 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Silase akan meningkat kandungan proteinnya selama proses fermentasi an-aerob berlangsung. Dengan demikian limbah tongkol jagung sangat potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku alternatif pakan ternak untuk diproses menjadi silase.
Silage is a preserved product by controlled fermentation of green feed or crop waste with 65 – 75 % moisture content. The Silage production has a function to solve the inadequacy of cattle feed in dry season. Recently, the need of cattle feed increase to support Indonesian government’s program in food self sufficiency. One of the alternative feed is corncob based silage. The advantages of this alternative feed are the nutrition of silage is equivalent to or more than green feed, to be in favor by cattle and available all the year round both in rainy and dry season. The availability corncob of waste as silage raw material depends on corn product. Agriculture statistical data showed that corn production in Indonesia increases over the years. In order to support the conversion of corncob waste in to silage, a corncob crusher is very important to be designed. The crusher has a function to chop corncob. By reducing the size, the corncob is easier to be fermented by bacteria and latter it will be easier to be consumed by the cattle. The machine consists of feeding unit, crushing unit, outlet channel unit and a driving motor. The aims of this research are to assemble a corncob crusher and to utilize the mixture of corncob waste (as main material), nasi aking and kleci (soybean skin) to produce silage as an alternative cattle feed. First, corncob waste was chopped by crusher to 5 – 15 mm in size. Then, it is mixed with nasi aking, kleci (soybean skin), molasses, mineral mix, amonicine, and urea with determined composition. The composition was determined by considering the economics and the nutrition (raw material proximate test) of feed. The mixing of raw material considered 12 % protein content before fermentation process. After that, material was fermented for 3, 9 and 15 days. Composition variations were silage without urea and aminocine, silage without urea, and silage without amonicine. After fermentation was done, the silage nutritional content was analyzed. The result showed that the highest crude protein (CP) was in the silage which contain urea which has 20.22 % after 15 days fermentation time. The conclusion of the research was silage will increase the protein content during anaerobic fermentation. Corncob waste is thus very potential for alternative feed raw material by processing the material to be the silage.
Kata Kunci : Silase,Tongkol jagung,Fermentasi,Mesin pencacah