Laporkan Masalah

Prevalensi dan faktor risiko infeksi protozoa usus pada penderita HIV-AIDS di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

RESNHALEKSMANA, Ersandhi, Dr. dr. Mahardika Agus W, DTMH. M.Kes

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis

Latar Belakang : Protozoa usus merupakan salah satu penyebab terjadinya gastroenteritis di negara berkembang. Meningkatnya kembali infeksi protozoa usus diakibatkan karena bertambahnya jumlah penderita HIV/AIDS . Penderita HIV/AIDS dengan jumlah sel T CD4+ < 200sel/μl mudah terinfeksi protozoa usus yang berakibat diare dan kematian, sehingga hal ini dapat dicegah dengan mengetahui beberapa faktor risiko yang berperan dalam infeksi protozoa usus. Dengan banyak ditemukannya jenis protozoa usus pada tinja penderita HIV/AIDS merupakan petunjuk rendahnya imunitas yang tidak dapat diabaikan dan harus ditangani. Tujuan : untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko yang berpengaruh terhadap infeksi protozoa usus pada penderita HIV/AIDS di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui estimasi besarnya faktor risiko terhadap infeksi protozoa usus ditentukan dengan nilai Odds ratio (OR). Kuisioner, pencatatan data rekam medis, dan pemeriksaan secara makroskopis-mikroskopis (metode formol eter dan pengecatan tahan asam) pada sampel tinja penderita HIV/AIDS di RSUP Sardjito Yogyakarta dilakukan bulan Desember 2009-Maret 2010 dengan jumlah sampel seluruhnya adalah 32 orang, kemudian dilanjutkan dengan analisa data secara X2 dan regresi logistic. Hasil : Prevalensi infeksi protozoa usus pada penderita HIV/AIDS di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebesar 81,2%. Protozoa usus yang ditemukan pada pemeriksaan tinja berupa Cryptosporidium sp. 60,98 %, Microspsoridium sp. 19,51%, Entamoeba histolytica 9,76%, Cyclospora cayetanensis 4,88%, Blastosistis hominis dan Giardia lamblia masing-masing 2,44% (n=26). Hasil analisis bivariat didapatkan penderita HIV/AIDS pada stadium klinis 1 dan 2, jumlah sel T CD4+ ≥ 200 sel/μl dan jenis kelamin perempuan mempunyai risiko lebih kecil terinfeksi protozoa usus dengan masing-masing nilai RR=0,600, OR=0,065 dan OR=0,026. Protozoa usus lebih mudah ditemukan pada tinja penderita HIV/AIDS dengan gejala diare. Pada analisis multivariat didapatkan stadium klinis merupakan faktor paling berpengaruh dengan nilai Exp(β)=18,85. Kesimpulan : Stadium klinis merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap infeksi protozoa usus pada penderita HIV/AIDS di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Background: Intestinal protozoan is one caused of gastroenteritis in developing countries. An Increase of the intestinal protozoan infection caused by increasing number of HIV/AIDS. HIV/AIDS patients with the number of CD4+ T cell < 200 cells/μl easily infected with intestinal protozoan lead to a diarrhea and death, so this could be prevented by knowing the risk factors that play a role in intestinal protozoan infections. The presenced of intestinal protozoan in the feces of HIV/AIDS patients are an indicated of the low immunity. Objective: To identified the prevalence and risk factors an influenced to intestinal protozoan infections in HIV/AIDS patients in RSUP Dr. Sardjito,Yogyakarta. Methods: This study was an observational analytic with cross sectional design. Estimation of risk factors for intestinal protozoan infections was determined by the value of Odds ratio (OR). Questionnaire, medical records and the macroscopic-microscopic examination was analysed by formol ether and acid resistant staining method. The stool samples of HIV/AIDS patients in RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta carried out 32 subjects in December 2009-March 2010 and then would be analysed by the chi square and logistic regression. Results: Prevalence of intestinal protozoan infections was found in 81,2% individuals among HIV/AIDS patients in RSUP Dr.Sardjito,Yogyakarta. The prevalence was 60.98% for Cryptosporidium sp., 19.51% for Microspsoridium sp., 9.76% for Entamoeba histolytica, 4.88% for Cyclospora cayetanensis, 2.44% for Blastosistis hominis and Giardia lamblia (n=26). The results of bivariate analysis showed HIV/AIDS patients in clinical stages 1 and 2, the number of CD4+ T cells ≥ 200 cells/μl and female gender have less risk infected for intestinal protozoan and the value of RR=0.600, OR=0.065 and OR=0.026 was respectely. An intestinal protozoan was found easiered in the stool of HIV/AIDS patients with diarrhea symptoms. The results of multivariate analysis showed clinical stage was the most influential factor with the value Exp(β)=18.85. Conclusion: The clinical stage is the most an influential to intestinal protozoan infections among HIV/AIDS patients in RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

Kata Kunci : Faktor risiko,Protozoa usus,Penderita HIV,AIDS, Risk factors, intestinal protozoan, HIV/AIDS.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.