Laporkan Masalah

Assessment pelayanan informasi obat penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) oleh petugas penyerah obat di puskesmas-puskesmas Kota Pangkalpinang Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

DJURIA, Rachmawati Felani, Drs. Bambang Suparyono, Apt., MPHM

2010 | Tesis | S2 IKM-Manajemen dan Kebijakan Obat

Latar Belakang: Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan salah satu faktor penentu dalam penggunaan obat secara rasional oleh pasien sehingga tercapai kesembuhan. Pelaksanaan PIO dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap petugas penyerah obat (PPO) tentang obat-obatan yang akan diberikan, terutama obat-obatan untuk pengobatan penyakit terbanyak. Di Kota Pangkalpinang, ISPA merupakan 10 penyakit terbesar. Kegiatan untuk mengendalikan ISPA sudah dilakukan, namun untuk assessment PIO ISPA belum pernah dilakukan. Padahal, tingkat keberhasilan pengobatan ISPA juga dipengaruhi oleh penggunaan obat yang benar oleh pasien. Perlu diadakan assessment PIO ISPA oleh PPO di puskesmas Kota Pangkalpinang untuk menilai pelaksanaan PIO ISPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelaksanaan PIO ISPA oleh PPO di Puskesmas Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode Penelitian: Rancangan Penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan metode kualitatif dengan memberikan kuisioner pengetahuan dan sikap kepada PPO, melakukan observasi ketrampilan dan wawancara kepada pasien. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analisis statistik non parametrik chi-square untuk melihat hubungan antar variabel dengan ketrampilan PIO ISPA. Hasil: Praktik pelaksanaan PIO ISPA di semua Puskesmas kurang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas dari Depkes. Pengukuran pelayanan pasien dengan menggunakan indikator WHO menunjukkan bahwa rata-rata waktu penyerahan obat di Puskesmas adalah 17 detik. Tidak ada obat yang diberikan dengan label yang benar dan 62 % pasien dapat mengulang kembali informasi obat dengan benar. Hampir semua PPO, pengetahuan tentang PIO ISPA baik. Sebagian besar PPO, sikap terhadap PIO ISPA juga baik. Analisis non parametrik chi-square dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (signifikan 0.020) dan lama kerja (signifikan 0.018) sebagai PPO dengan ketrampilan PIO ISPA PPO. Kesimpulan: Kualitas PIO ISPA di Puskemas Kota Pangkalpinang kurang baik.

Background : Drug information service is either decisive factor in rational drug use patient to achieve recovered from illness. Realization drug information service be cognizant of influence by knowledge of drug dispenser about drugs. Especially, drugs for more disease. In Pangkalpinang city, Acute Respiratory Tract Infections (ARTI) is one of top ten disease. Activity to restrain ARTI was ever done, but assessment ARTI drug information service not yet. Whereas, ARTI Treatment success rate is influenced by rational drug use patient. To assess implementation of ARTI drug information service, necessary assessment implementation of ARTI drug information service by drug dispenser in public health center, Pangkalpinang city was done. The purpose of the research is to know about quality implementation of ARTI drug information service by drug dispenser in public health center, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung province. Method : This research use case study design, descriptive type. Data collected use qualitative methods by practice observation and patient interview, using questionnaires of knowledge and attitude to drug dispenser too. The data was analysed by using descriptive and non parametrik chisquare statistic, to see the relationship between variables with practice of ARTI drug information service. Result : Research result indicate that practice of ARTI drug information service by drug dispenser in all public health center less in accordance with the standards of pharmacy service at the public health center of the Ministry of Health Republic Indonesian. Measurement with patient care indicator from WHO show that the average time of drug dispensing in public health center is 17 second. No drugs given with the correct label and 62 % patient can repeated again with the correct drug information. Almost all good knowledgeable drug dispenser. Most drug dispenser being good to implementation of ARTI drug information service. Non parametrik chi-square analysis with confidence interval (95%) show that there was correlation between knowledge (significant 0.020) and long work be drug dispenser (significant 0.018) with practice of ARTI drug information service. Conclusion : Quality of ARTI drug information service in public health center, Pangkalpinang not yet good.

Kata Kunci : ISPA,PIO,Puskesmas,Pangkalpinang,ARTI, Drug information service, Primary Health Center, Pangkalpinang


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.