Pola penyalahgunaan narkoba di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008
MANOBI, Samjar GF, Dra. Nunung Priyatni, Apt., M.Biomed
2010 | Tesis | S2 IKM-Manajemen dan Kebijakan ObatLatar Belakang: Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia menempati urutan kedua kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat Yogyakarta merupakan kota pendidikan atau barometer pendidikan di Indonesia. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penyalahgunaan narkoba di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif untuk data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen penyalahgunaan narkoba di Polda DIY dan Badan Narkotika Propinsi DIY. Pengumpulan data secara prospektif untuk data primer, dengan melakukan wawancara mendalam kepada pengguna narkoba di Panti Pamardi Putra milik Departemen Sosial di Purwormartani Sleman, Yogyakarta. Analisis data dilakukan secara kualitatif deskriptif. Hasil: 1) penyalahgunaan narkoba biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya telah terbiasa dengan merokok maupun minum-minuman keras, 2) pengaruh lingkungan terhadap penyalahgunaan narkoba tampak pada pengalaman pengguna yang umumnya senang dengan kegiatan malam seperti diskotik, club malam, kafe, bilyard, 3) pengaruh teman sebaya relatif kuat untuk menggunakan narkoba, 4) Ketersediaan narkoba, paling banyak di daerah Kabupaten Sleman, khususnya Kecamatan Depok, 5) Umur pengguna narkoba umumnya pada usia produktif mulai dari 16 tahun sampai kurang dari 30 tahun berjenis kelamin laki-laki, 6) Tingkat pendidikan pengguna narkoba sebagian besar adalah SMA atau Perguruan Tinggi. 7) Jenis Narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja. Kesimpulan: pola penyalahgunaan narkoba di DIY tahun 2008 ditandai oleh pengguna yang usia 16-30 tahun, berpendidikan SMA-Perguruan Tinggi, dengan lokasi penyalahgunaan yang dominan di Kabupaten Sleman, khususnya Kecamatan Depok. Pengguna sebelumnya telah terbiasa dengan kebiasaan merokok maupun minuman keras, senang dengan kehidupan malam, serta dipengaruhi oleh teman sebaya. Ganja merupakan jenis narkoba yang paling sering digunakan.
Background: Yogyakarta as one of big cities in Indonesia has the second rank in drug abuse in Indonesia. This becomes a deep concern considering that Yogyakarta is a city of education or the barometer of Indonesian education. The general objective of this research is to identify the 2008 drug abuse pattern in Yogyakarta Special Province. Method: This was an analytical descriptive research. Retrospective collection of secondary data were conducted from drug abuse documents in the Polda DIY (Yogyakarta Police Regional Command) and Badan Narkotika Propinsi (Local Anti-Drug Abuse Agency). Retrospective collection of secondary data were carried out by performing in-depth interviews with drug users in Panti Pamardi Putra managed by the Social Service in Purwomartani, Sleman, Yogyakarta. The data, then, were qualitative-descriptively analyzed. Results: 1) Drug abuse was usually found among those who previously were used to smoking and drinking behaviors; 2) environmental influences in drug abuse were detected in the experiences of users that commonly enjoyed night life such as visiting discotheques, night clubs, cafés, billiard houses, etc.; 3) peers’ influences relatively affected persons to use drugs; 4) the availability of drugs in Yogyakarta Special Province, was mostly found in Depok sub-district; 5) drug users, generally involved males of productive age, from 16 to 30 years old; 6) the education levels of drug users, mostly, were high school and college; 7) the most common drug abused was marijuana. Conclusion: The 2008 pattern of drug abuse in Yogyakarta Special Province was indicated by users of 16-30 years old with college education level, involving Sleman district as the dominant area of the drug abuse, particularly Depok subdistrict. In general, users were previously used to smoking and drinking habit, enjoyed night life, and were exposed to peer’s influences. Marijuana was considered as the most common drug used.
Kata Kunci : Penyalahgunaan, Narkoba, DIY, abuse, drugs, DIY (Yogyakarta Special Province)