Laporkan Masalah

Pemanfaatan blotong dan kotoran hewan sapi untuk pembuatan pupuk organik

MUHSIN, Ahmad, Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D

2010 | Tesis | S2 Magister Sistem Teknik

Limbah blotong yang dihasilkan oleh pabrik pengolah tebu memiliki kandungan unsur-unsur organik yang dibutuhkan tanaman. Limbah kotoran sapi yang banyak ditemukan di masyarakat juga mengandung banyak bahan organik. Kedua bahan ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Analisa awal dari kedua bahan tersebut, dengan memperhitungkan rasio C/N keduanya dapat dijadikan sebagai pupuk organik dengan perbandingan komposisi masing-masing sebesar 50%. Penelitian ini bertujuan menghasilkan formulasi yang tepat untuk membuat pupuk organik dengan bahan baku utama blotong dan kotoran hewan sapi serta melakukan analisa teknis, ekonomi, dan sosial mengenai pemanfaatan blotong sebagai bahan tambahan pupuk organik. Kualitas pupuk yang dihasilkan dibandingkan dengan standar persyaratan teknis pupuk organik berdasarkan SNI 19-7030-2004. Proses pembuatan pupuk organik melalui beberapa tahapan: fermentasi atau pengomposan, pengeringan, penghalusan dengan mesin crusher, pengayakan dengan mesin screener, pencampuran dan proses granulasi. Pada proses pencampuran ditambahkan bahan zeolit, dolomit, fosfat alam, dan tetes sebesar 20% untuk meningkatkan fungsi pupuk. Pupuk yang dihasilkan diuji di laboratorium ilmu tanah. Sampel pengujian dibuat dengan memvariasikan komposisi blotong dan kohe sapi, sedangkan persentase bahan tambahan dibuat tetap. Pengujian dilakukan untuk mengukur kandungan : kadar air, pH, bahan organik, C organik, N total, P total, K total dan C/N rasio. Hasil pengujian menunjukkan bahwa komposisi yang paling baik untuk membuat pupuk organik adalah formula komposisi kotoran sapi sebesar 20%, blotong sebesar 60%, dan 20% bahan tambahan (zeolit 5 %, dolomit 5%, fosfat 5%, molases 5%). Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian kandungan pupuk yang telah sesuai dengan standar teknis persyaratan pupuk organik SNI. Analisa ekonomi terhadap produksi pupuk organik dari bahan baku kotoran sapi dan blotong untuk skala IKM menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dipertimbangkan ditunjukkan BEP : 186 ton, R/C rasio lebih dari 1 yaitu 1,315; ROI : 131,45 %; dan PP : 0,761 tahun. Pemanfaatan blotong dan kotoran sapi menjadi pupuk organik merupakan cara mengolah bahan limbah menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi, dan solusi pencemaran lingkungan.

Blotong produced as from factory’s sugarcane contains organic substances are needed by plants. The cow faeces which is easily found everywhere also contains several number of organic substances. Both can be utilized as organic fertilizer. Preliminary analysis on the those, they can be used for organic fertilizer with the composition of 50% for each by considering C/N ratio. The experiment focuses on finding accurate formula to compose such kind of fertilizer materials in which blotong and cow faeces are the main elements as well as carrying out technical, economic, and social analysis on the utilization of blotong as the additional material for organic fertilizer. The produced fertilizer is standardized with SNI 19-7030-2004. The process of composting fertilizer involves some stages such as: fermentating or decomposting, drying process, crushing with crusher machine, filtering with screening machine, mixing and granulating process. In the mixing process, several substances including zeolite, dolomite, natural phosphate, molases as much as 20% were added to increase the fertilizer function. The results fertilizer was analyzed in the general soil laboratory. The samples are composed by varying blotong and cow faeces, meanwhile, the percentage of additional substances was fixed. The analyses conducted to measure the composition were : water level, pH, organic substances, C organic, N total, P total, K total, and C/N ratio. The experiment showed that the best composition to compose organic fertilizer was formula of 20% of cow faeces, 60% of blotong, and 20% of additional substances (zeolit 5 %, dolomit 5%, fosfat 5%, molases 5%). The formula was proved with the result of the fertilizer content analysis which is in line with SNI. Economic calculation and analysis to the produced organic fertilizer for the small and medium scale industry shows that the business is reasonably taken into consideration as indicated by BEP of 186.647.693 kg, R/C ratio of more than 1 or exactly 1,315, ROI of 131.45%, and PP of 0,761 year. The utilization of blotong and cow faeces as organic fertilizer is the way to change the waste into more useful product which has economic value and the solution to environmetal pollution.

Kata Kunci : pupuk organik, blotong, kotoran sapi, C/N rasio, SNI, analisa ekonomi, organic fertilizer, blotong, cow faeces, C/N ratio, SNI, economic analysis


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.