Proses penghunian rumah susun sederhana di Kota Semarang :: Lokasi studi Rumah Susun Pekunden Plamongansari dan Kaligawe
SWASINING, Tantri, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D
2010 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan DaerahPembangunan rumah susun pada mulanya selalu dikaitkan dengan program peremajaan kota. Program ini dianggap sebagai cara yang paling tepat untuk membenahi lingkungan kampung kumuh, yang lokasinya dibagian kota, khususnya kota-kota besar. Upaya ini ditujukan untuk menciptakan suatu lingkungan perumahan yang baru dan sehat, dimana penduduk kampung setempat (yang sebagian besar adalah masyarakat berpengahasilan rendah) akan tetap tinggal dan berusaha di lingkungan yang telah ditingkatkan mutunya. Penelitian ini di lakukan di Kota Semarang dengan mengambil tiga lokasi yaitu Rumah Susun Plamongansari, Kaligawe dan Pekunden. Metode yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif dan diskriptif kualitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses penghunian rumah susun dipengaruhi oleh prosedur penghunian, strategi penghunian dan adaptasi penghunian rumah susun. Prosedur penghunian meliputi tiga tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pengawasan serta pengendalian Strategi penghunian meliputi strategi fisik dan strategi ekonomi. Adaptasi meliputi adaptasi sosial. Penelitian ini merekomendasikan perlu adanya penegakan peraturan-peraturan mengenai penghunian rumah susun, misalnya kejelasan lama tinggal, sehingga rumah susun benar-benar di huni oleh yang menjadi target utama penghuni rumah susun. Tingginya minat warga untuk tinggal di rumah susun, memerlukan ketegasan pelaksanaan peraturan dan penegakkan displin bagi penghuni rumah susun. Perlu adanya pengelola yang bisa membantu warga penghuni rumah susun meningkatkan perekonomiannya.
The development of strata title housing was innitially related to urban housing renewal. This program is considered as the most appropriate solution to the problem associated with slump areas, which are commonly located the urban centers. This effort is aimed at creating new and healthy settlements, where local residents, mostly with low income, will remain settle and able to conduct their economic activities. This research was conducted in Semarang Municipality, with three case, i.e. Rumah susun Pekunden, Plamongansari and Kaligawe. Descriptive-quantitative and descriptive-qualitative methods were utilized in this research. The research reveals that the settlement process of strata title is influenced by settlement procedure and settlement strategy. Settlement procedure consists of three phases.e.i planning phase.e.i, execution phase, and operation and monitoring phase. Settlement strategy consists of physical strategy and economic strategy. Settlement adaptation consist of adaptation social. This research recommends that it is necessary to re-enforcing the regulations on strata title development and settlement, such as the clarity of the renting period, this to ensure that all units would be are occupied by the main target groups. The relatively high enthusiasm to live in strata title requires a strict operational control to the residents, as well as the need for more qualified management staff, who can facilitate the residents, including when the resident have to survive through developing their economic activities.
Kata Kunci : Rumah susun,Proses penghunian,Prosedur penghunian,Strategi penghunian ,strata title, settlement process, settlement procedure, settlement strategy, settlement adaptation, Semarang