Strategi pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung :: Kajian aktivitas perambahan hutan oleh masyarakat di desa-desa di sekitar kawasan Hutan Lindung Tilomar Distrik Covalima Timor Leste

GODINHO, Mario, Prof. Dr. Ir. H. Djoko Marsono

2010 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan lindung Tilomar; (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung Tilomar sehingga melakukan aktivitas perambahan hutan; (3) mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung Tilomar agar masyarakat tersebut mengurangi aktivitas perambahan hutan dan (4) mengetahui strategi pengelolaan hutan di sekitar batas kawasan hutan lindung Tilomar dalam rangka mengurangi aktivitas perambahan yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di empat desa yang ada di kawasan hutan lindung Tilomar, sub distrik Tilomar distrik Covalima Timor-Leste, dimana kehidupan masyarakatnya sangat tergantung pada sumber daya alam terutama hutan dengan melakukan aktivitas perambahan hutan lindung dan satu (1) desa yang ada di sub distrik Maucatar yaitu desa Holfilhat. Data dikumpulkan dari populasi yang berjumlah 315 orang yang tersebar di 5 desa. Sampel berjumlah 176 diambil secara Simple Random Sampling Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, indepth interview, focus group discussion dan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik regresi ganda untuk data kuantitatifnya dan analisis model interaktif untuk data kualitatifnya. Hasil penelitian menunjukkan (1)Kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan Hutan Lindung Tilomar sebagian besar (74,8%) responden perambah hutan berada pada kisaran golongan umur produktif yaitu 15-56 tahun. 69,06 persen responden berpendidikan hanya sampai SD, masyarakat di sekitar hutan lindung masih tergolong miskin dengan tingkat penghasilan berkisar US$ 20-40/bulan per kepala keluarga, petani perambah hutan sebagian besar (73,38%) memiliki lahan pribadi di luar kawasan hutan, masih menggunakan sistem tradisional dalam melakukan aktivitas pertanian (2) Hasil analisis per desa menunjukkan tiga faktor yang paling dominan yang mempengaruhi masyarakat dalam melakukan kegiatan perambahan hutan yaitu faktor luas lahan yang dimiliki, sarana pertanian dan status pekerjaan. Sedangkan hasil analisis secara keseluruhan menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah 0,798 berarti kontribusi atau pengaruh tingkat pendidikan, sarana pertanian, luas lahan, tingkat ekonomi, jarak tempat tinggal ke hutan, kesuburan tanah dalam hutan dan pekerjaan terhadap kegiatan perambahan hutan lindung yang dilakukan oleh masyarakat di sub distrik Tilomar adalah sebesar 79,8 persen atau naik turunnya varibel dependent (Y) 79,8 persen merupakan andil atau sumbangan dari variabel bebas (X) pada tingkat kepercayaan 95 persen pada taraf uji tingkat signifikan (alpha) 0.05, sedangkan 20,2 persen disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi variable dependent (Y). Sedangkan hasil Ftes atau ANOVA diperoleh Fhitung adalah 79.120 dengan tingkat signifikan 0,000a lebih kecil dari 0,05 sehingga secara bersama-sama variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) berpengaruh dan model regresi dapat dipakai untuk memprediksi aktivitas perambahan hutan. Y = 23.800 – 0,935X1 + 0,458X2 - 2,116X3 + 0,114X4 – 0,258X5- 0,163X6 + 0,155X7 (3) Strategi pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung Tilomar dalam rangka mengurangi aktivitas perambahan hutan antara lain, pembentukan kelompok tani hutan, melakukan pendidikan non formal melalui pelatihan-pelatihan tentang administrasi keuangan, teknik-teknik pertanian dan kehutanan, penyediaan sarana pertanian seperti traktor dan bibit unggul serta pengolahan lahan pertanian melalui intesifikasi dan extensifikasi pertanian, Pemberian subsidi kepada kelompok tani hutan, pendampingan tenaga teknik lapangan (Fasiltator), program peternakan melalui kegiatan pengemukan sistem kandang, pembelian produk pertanian oleh pemerintah atau mencari pasar yang kompetitif. (4) Strategi pengelolaan hutan di sekitar kawasan Hutan Lindung Tilomar dalam rangka mengurangi aktivitas perambahan yang dilakukan oleh masyarakat antara lain melakukan inventarisasi, identifikasi dan pengukuran terhadap vegetasi dan luas areal yang telah rusak sebelum dilakukan program reforestasi, pengelolaan hutan dengan model hutan rakyat dan pendekatan sistem agroforestry,melakukan reforestasi terhadap lahan bekas perambahan hutan dalam kawasan hutan lindung, adanya unit kerja khusus untuk pengelolaan hutan lindung Tilomar, meningkatan peranan lembaga masyarakat dan mengikutsertakan masyarakat dalam program kehutanan.

The objective of this research is (1) to analyse the socio-economic condition of community who live around Tilomar Protected Area; (2) to analyse main factors affected community around protected areas and pressure on forests areas; (3) to understand community empowerment strategic around Tilomar Protected area so that pressure on forest by community can be reduced and (4) to design an appropriate forest management strategic around Tilomar Protected Area in order to reduce slash and burn on forest by community. This research was undertaken in four villages located at Tilomar Protected Area, Covalima District of Timor Leste, where the main livelihood of community is heavily depending on natural resources in particularly forest in the form of slash and burn on protected area and one (1) of village situated at Maucatar Sub Distict namely Holpilhat. Data was derived from 315 persons spread out within five (5) villages. Approximatelly 176 samples were collected by using Simple Random Sampling. The data is collected based on field observation, indepth interview, focus groups discussions and questionnaire. Furthermore, all of data collected is analysed by using multiple regression technic for quantitative data and intereactive model analysis for qualitative data. The result shows that (1) the socio-economic condition of most of community around Tilomar Protected Area (74, 8%) slash and burn respondent is ranging from productive aged between 15 – 56 years old. In terms of education level, 69,06 per cent of the respondent is finished Primary School, community who live around protected area are poor with income earning of US$ 20 – 40 per month per household family, most of slash and burn farmers (73,38%) own private land outside of protected area, but traditional systems are still applied in their daily activities (2) further result analysis per village shows that three factors are most dominant influencing community in slash and burn activities are total land area owned per household, equipment used for slash and burn and profession status. Furthermore, the total analysis shows a strong relationship between indenpendent variable and dependent variable with the determinant coefficient (Adjusted R2) is 0,798. Meaning that the contribution or the effect of education level, agriculture tools and equipment used, soil fertility in forest area and job towards slash and burn activities on protected area undertaken by community in Tilomar Sub District is accounted for 79,8 per cent or the fluctuation of dependent variable (Y) 79,8 per cent is contribuited from free variable (X) at trust level of 95 per cent at level test (alpha) 0,05, and 20,2 per cent is influenced by other factor affected dependent variable (Y). Precisely, the result of Ftest or ANOVA is derived from Fcount is accounted for 79,120 with significant level of 0.000a less than 0, 05. Therefore, the total accumulation of this free variable (X) against attached or bounded factor (Y) influence and regression model can be applied to predict slash and burn activity. Y = 23.800 – 0,935X1 + 0,458X2 - 2,116X3 + 0,114X4 – 0,258X5- 0,163X6 + 0,155X7 (3) In order to reduce slash and burn activity on Tilomar Protected Area, some activities have been proposed through Community Empowerment Strategic such as formation of forest farmer group, undertake informal education trhough training on record keeping, agricultural and forestry technics, purchasing of tools and equipment such as tractors and quality seeds and land management trough intensification and extensification of agriculture sector, subsides forest farmer group, support field technicians (Facilitators), promote livestock program trhough fatening system, delivery of agricultural products by government or seeking for competitive market opportunity (4) Forest management strategic around Tilomar Protected Area is aimed at reducing slash and burn activity undertaken by community can be carried out trhough forest inventory, identification and measurement of vegetation and degraded forest land area prior to reforestation program, forest management adopts community forestry and agroforestry system approaches, undertake reforestation activity on degradaed land, establish special unit to manage Tilomar Protected Area, enhanced the role of community organization and the envolvement of community in forestry program.

Kata Kunci : Hutan Lindung, Perambahan Hutan, Pemberdayaan Masyarakat, Protected Area, Slash and burn, Community Empowerment