Pemanfaatan kapur ampana sebagai bahan filler pada lapis AC-WC

WULANDARI, Ketti, Dr. Ir. Latif Budi Suparma, M.Sc

2010 | Tesis | S2 Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Kenyataan di lapangan atau daerah sering terjadi kelangkaan filler abu batu.Daerah Sulawesi Tengah mempunyai potensi batu kapur yang melimpah. Oleh karena itu, alternatif filler adalah kapur dengan menggunakan kapur Ampana yang ada di Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawei Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh penambahan batu kapur sebagai filler pada campuran beton aspal khususnya pada lapis AC – WC (Asphalt Concrete – Wearing Course ) Penelitian dilakukan berdasarkan Marshall test, mencari mix design yang tepat dengan batu kapur Ampana sebagai bahan filler sehingga dapat memberikan hasil yang optimal pada campuran lapis AC – WC (Asphalt Concrete – Wearing Course). Dan, untuk mengetahui tingkat keawetan lapisan pada kadar aspal optimum melalui indeks perendaman (IP) rendaman selama ½ jam, 24 jam dan 48 jam pada suhu 60oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar aspal optimum yang digunakan pada pencampuran akan semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah filler yang digunakan. Hal Ini karena luasnya permukaan bahan ( agregat + filler ) yang perlu diselimuti aspal untuk menjadikan campuran menjadi solid dan memiliki porositas yang memenuhi standar yang ada. Nilai density dan stabilitas maksimal berada saat penggunaan filler sebesar 4% dengan KAO 6,23% diartikan campuran beton aspal tersebut memiliki tingkat kerapatan terbaik dengan kekuatan terbaik sehingga tahan terhadap perubahan lingkungan akibat oksidasi dari air dan udara serta lebih mampu menahan beban lalulintas bila telah diterapkan di lapangan. Nilai VFWA dan VITM dari campuran beton aspal AC-WC ini tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan Departemen Pekerjaan Umum (2007) yang dapat diartikan bahwa campuran ini mempunyai porositas tinggi karena banyaknya rongga udara di dalam campuran. Selain itu, nilai IKS 24 jam pada variasi filler sebesar 10% juga tidak memenuhi standar minimal sebesar 80% sehingga tidak dapat digunakan dalam aplikasi lapangan.

Reality on the ground or common territory often occurs scarcity of the stone ash filler. The Central Sulawesi area has the potential of the abundant limestone. Therefore, the alternative replacement filler is to use a Ampana lime in Tojo Una – Una Central Sulawesi Province. This study aims to investigate the influence of the addition of limestone as a replacement filler in asphalt concrete mixtures, especially on the layer AC – WC (Asphalt Concrete - Wearing Course). The research conducted based on the Marshall test, searching the right mix design with the limestone of Ampana as the filler replacement material, so as to provide optimum results on the mixed of AC - WC layer ( Asphalt Concrete - Wearing Course ). And know the level of durability layer at the asphalt levels of optimum through submersion index ( IP ), soaked for ½ hour, 24 hours and 48 hours at a temperature of 60 o C. The results showed that the optimum asphalt content used on the mixing will increase in accordance with the increase in the amount of filler used. This is because the extent of the surface material ( aggregate + filler ) that need to be covered with asphalt to make the mixture becomes solid, and has a porosity that meet existing standards. The maximum value of density and stability based the use of filler equa to 4 % with the optimum asphalt content (KAO) 6.23 %. This means that the asphalt concrete mixture has a density level of the best with the best power, so resistant to environmental changes due to oxidation from water and air, and better able to withstand traffic loads when it is applied in the field. The value VFWA and VITM from a mixture of asphalt concrete AC-WC was not able to meet the standards set out the Department of Public Works (2007), means that this mixture has a high porosity, because so many air cavities in this mixture. In addition, the value of IKS 24 hour on the variation of filler is 10 % also did not meet the minimum standard of 80 %, so can not be used in field applications.

Kata Kunci : Filler kapur,KAO,Marshall Test,Durabilitas,AC,WC ; Filler limestone, KAO, Marshall test, durability, AC-WC