Kajian prioritas pengendalian banjir dan desain banjir Sungai Benenaian di kecamatan Malaka Barat, Weliman dan Malaka Tengah Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur
LAU, Victor M, Ir. Adam Pamudji Rahardjo, M.Sc., Ph.D
2010 | Tesis | S2 Teknik SipilHampir setiap tahun banjir melanda sebagian wilayah Kecamatan Malaka Barat, Malaka Tengah dan Weliman NTT yang tergolong subur. Akibatnya petani sering mengalami kerugian karena sawah-sawah terendam air atau tertimbun pasir dan lumpur atau bahkan terhanyut oleh arus banjir. Pada saat musim hujan perumahan penduduk selalu terendam dan tidak jarang pula rumah penduduk yang berada di sekitar sungai ikut terhanyut. Korban jiwa manusia selalu ada setiap tahun walaupun tidak terdata secara baik jumlah korbannya. Maka perlu dikaji guna mengurangi dampak dan akibat dari banjir untuk itu diperlukan prioritas dan alternatif pelaksanaan penanganan banjir baik berupa pembangunan prasarana fisik maupun non fisik yang melibatkan berbagai sektor instansi. Penelitian ini dimulai dengan menghitung hujan rancangan guna menghasilkan banjir rancangan yang selanjutnya menganalisis time warning sebagai tindakan prefentif secara non fisik berupa peringatan dan peramalan bahaya banjir (warning system) atau berupa tindakan konvensional guna mengurangi akibat banjir berupa bangunan hidraulik, yang kesemuanya ini menjadi salah satu alternatif dalam metode Analitical Hierarchy Process (AHP) guna menentukan prioritas penanganan banjir. Hasil yang didapatkan berdasarkan perhitungan Time Warning bahwa hasil pemodelan untuk perancangan sistim peringatan banjir pada kasus berbagai kala ulang banjir diperoleh maximum mitigation time (Tw) terjadi untuk kala ulang 2 (dua) tahun, 5 (lima) tahun, 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun, 100 tahun dan 200 tahun, berturut-turut yaitu 11.05 jam, 9.57 jam, 9.38 jam, 8.66 jam, 8.64 jam, 7.79 jam, 7.75 jam, 6.72 jam. Hasil AHP didapatkan alternatif peringatan dan peramalan bahaya banjir menjadi prioritas utama penanganan secara non fisik dengan skor 33.42% dan Perencanaan dan Pengaturan Tataguna Lahan menjadi prioritas kedua dengan skor 23.96%. Pada aspek penanganan secara fisik altenatif tanggul banjir, bendung dan waduk, flood way dan sudetan, serta penghijauan menjadi peringkat utama prioritas masing-masing dengan skor 18.6%, 16.77%, 13.46%, dan 13.45%.
Almost every year the events of flood occures at parts of Malaka Barat District, Malaka Tengah District and Weliman District areas of East Nusa Tenggara Province which are fertile lands. Consequently, farmers are experiencing severe loss and damages due to flooding of the rice fields or sand/and or mud sedimentation or rice plantation were drifted by the flood current. Likewise, during the rainy season the local settlements were flooded and even building around the river side were washed away. Human victim accounted every year although the data of victims were not well organized. Hence, more study on flood impact reduction is necessary to present priority and alternative solution toward flood control management both structural and non structural measures involved different stakeholders and sectors or institutions. This research is initiated by calculating estimated rain to create flood design for time warning analysis as a non physical preventive measure in the form of early warning and flood disaster forecasting (warning system) or conventional action such as control of hydraulic construction to reduce the flood impact. These measures are the set alternatives in Analitical Hierarchy Process (AHP) method in determination of flood control priorities. Results of Time Warning prediction shows that early warning system design and modeling in various flood return periods are maximum mitigation time (Tw) with the return period of 2, 5,10,20,25,50,100,200 years stand for 11.05 hours, 9.57 hours, 9.38 hours, 8.66 hours, 8.64 hours, 7.79 hours, 7.75 hours, 6.72 hours. Result of AHP shows that early warning and flood disaster forecast alternative become main priority of non physical measure with the score 33.42% and Planning and Land Use Management as the second alternative with the score 23.96%. Meanwhile, physical aspect of flood control are flood dike, barricade and reservoir, flood way and sudetan and reforestation as the main priority with respective scores of 18.6%, 16.77%, 13.46%, and 13.45%.
Kata Kunci : Banjir,Flood warning system,AHP,Flood,Flood Warning System,AHP