Peranan sipakatau dalam kehidupan masyarakat dan implikasinya terhadap ketahanan wilayah di Kabupaten Bone :: Studi di Kecamatan Kahu dan Kecamatan Sibulue
PADUPPAI, Andi, Prof. Dr. Kadiran, MA
2010 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalTesis ini mengkaji tentang peranan sipakatau dalam mencegah konflik di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran dan eksistensi sipakatau sebagai nilai asli masyarakat Bone yang mengandung nilai-nilai luhur, sehingga mampu mencegah terjadinya konflik di Kabupaten Bone dan implikasinya terhadap ketahanan wilayah. Sipakatau dalam penelitian ini berawal pada abad XIV, ketika masyarakat suku Bugis Bone sangat haus akan nilai-nilai etika dalam kebudayaan dan sosialnya. Kondisi ini menjadi sebab awal yang absolut dan kemudian menjadi abstrak ketika fase Tomanurung kemudian memegang peran dalam kehidupan kemasyarakatan suku Bugis Bone. Dalam perkembangan berikutnya, sipakatau menjadi persoalan yang cukup kompleks, karena perubahan kerajaan menjadi negara kesatuan, dari kepercayaan animisme hingga menganut agama Islam, dari wilayah kerajaan yang berdasarkan ade’ yang kemudian menjadi daerah yang berdasarkan Undang-Undang 1945. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tujuan untuk menemukan dan menggambarkan fenomena sosial sipakatau dalam menciptakan ketahanan wilayah. Penelitian didahului dengan mengumpulkan bahanbahan yang berkaitan dengan penelitian seperti pengumpulan data melalui observasi, pengamatan langsung, wawancara.mendalam dan studi pustaka. Kemudian data-data yang dikumpulkan dianalisa dan dirangkai menjadi suatu hasil penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah, sipakatau dianggap menjadi nilai-nilai moral dalam pola prilaku di tengah-tengah masyarakat. Sipakatau juga dianggap mampu menciptakan kehidupan yang lebih kondusif, dan mampu mencegah terjadinya konflik, bahkan sipakatau mampu menciptakan ketahanan wilayah di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sipakatau bagi masyarakat Bugis merupakan budaya yang memiliki nilai yang tetap harus dijaga dan dijadikan acuan dalam kehidupan masyarakat. Pada masa sekarang sipakatau memiliki posisi yang strategis dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat. Sipakatau dengan etika luhur yang dikandungnya telah membawa masyarakat Bone kepada kehidupan yang lebih damai dan sejahtera. Sipakatau sebagai nilai kehidupan masyarakat yang mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai, secara konkrit mampu mencegah terjadinya konflik di Kabupaten Bone. Begitupula secara tidak langsung keberadaan sipakatau dapat mewujudkan ketahanan wilayah demi terwujudnya ketahanan nasional.
This thesis examined the role of preventing conflicts sipakatau in Bone regency in South Sulawesi. The study was conducted to determine the roles and sipakatau existence as the original value of the Bone which contains noble values, so as to prevent the occurrence of conflicts in Bone and its implications for regional security. Sipakatau in this study originated in the XIV century, when the Bugis community was hungry for Bone ethical values and social culture. This condition has caused an absolute beginning and then becomes abstract when Tomanurung later phase role in civic life Bugis Bone. In subsequent developments, sipakatau be a fairly complex problem, due to changes in the kingdom became a unitary state, from animism to embrace Islam, the kingdom is based on ade' which later became the Undang-undang Dasar 1945. Research methods used are qualitative methods in order to discover and describe social phenomena in creating resilience sipakatau region. The study was preceded by collecting materials related to research such as collecting data through observation, direct observation, and intervieuw. Then the data collected were analyzed and assembled into a study. The results obtained in this study is, sipakatau are considered to be the moral values in a pattern of behavior in the midst of society. Sipakatau also be able to create a more conducive living, and able to prevent the occurrence of conflict, even sipakatau able to create resilience in the Bone area of South Sulawesi. The conclusion of this research is that sipakatau Bugis society is a culture that has a fixed value must be preserved and used as a reference in public life. Sipakatau present at a strategic position in maintaining harmony and harmony in society. Sipakatau with lofty ethics contained Bone has brought society to a more peaceful life and prosperity. Sipakatau as the value of community life that promote mutual respect and appreciate, as concrete can prevent the occurrence of conflicts in Bone County. Neither the existence indirectly can bring about resistance sipakatau region to realize the national security.
Kata Kunci : Budaya,Konflik,Ketahanan Wilayah, culture, conflict, regional resilience