Analisis distribusi beras di Perum Bulog Divre Sumatera Barat
SISWANTORO, Agus, Dr. Ir Slamet Hartono, SU., M.Sc
2010 | Tesis | S2 Magister Manajemen AgribisnisTujuan penelitian ini adalah (a) untuk mengetahui jumlah pasokan di masing-masing gudang dan penyaluran di masing-masing daerah penyaluran (b) untuk mengetahui jalur distribusi yang memberikan biaya pengangkutan terkecil dari gudang sumber ke gudang tujuan. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Divisi Regional Sumatera Barat yang meliputi 11 gudang tersebar di daerah kabupaten/kota. Data yang digunakan adalah data penyaluran di masing-masing gudang dan data pasokan di masing-masing daerah penyaluran untuk tahun 2008-2009. Pendekatan analisis dilakukan menggunakan tabel, grafis serta model transportasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyaluran beras di masing-masing penyaluran didominasi untuk keperluan golongan masyarakat miskin. Gudang Mataair dan Gudang Ampalu selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan distribusi beras di daerahnya, juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan beras di gudang-gudang Divre Sumbar lainnya. Gudang tersebut adalah Gudang Sago, Baso, Tilkam, Tanjungpati, Sikaping, Manggopoh, Kotobaru, Sijunjung dan Batusangkar. Kesembilan gudang ini hanya memenuhi kebutuhan beras di masing-masing daerahnya. Secara umum pasokan di masing-masing gudang dan penyalurannya berlebih , untuk 2008 sebesar 81.19% dan 2009 sebesar 65.55%. Hasil analisis lain menunjukkan bahwa pasokan di Gudang mataair diperuntukkan hanya untuk memenuhi kebutuhan beras di Gudang Sago dan Batusangkar. Sedangkan Pasokan di Gudang Ampalu diperuntukkan hanya untuk memenuhi kebutuhan beras di Gudang Baso, Tilkam, Tanjungpati, Sikaping, Manggopoh, Kotobaru dan Sijunjung. Hasil analisis jalur distribusi terkecil ini tidak serta merta dapat diterapkan maksimal di lapangan, kendala operasional seperti sistem pengeluaran beras di gudang, kegiatan spraying dan fumigasi serta stock opname juga menjadi pertimbangan untuk mengeluarkan dan menerima beras di gudang.
Objective of this research was (a) to find out the amount of suplly in each warehouse and distribution in each distribution area (b) to find out the smallest transportation cost from source warehouse to destination warehouse. The research was done in West Sumatera Regional Division consisting of eleven warehouses spread in districts and cities. Data used was distribution data and supply data in each warehouse for the years 2008 and 2009. Approach to the analysis carried out using table, graphic and transportation model. Results of analysis indicated that rice distribution in each distribution area is dominated by the poor. Mataair and Ampalu warehouse functions to meet the needs of rice distribution in there area and also serve to meet the needs of rice in the other warehouses. The warehouses is a repository of Sago, Baso, Tilkam, Tanjungpati, Sikaping, Manggopoh, Kotobaru,Sijunjung and Batusangkar. The Nine warehouses functions to meet the needs of rice distribution only in their each area. In general supply and distribution for the year 2008 was surplus 81.19% and for the year 2009 was 65.55%. Another results indicated that the suplly of Matair intended only to meet the needs of Sago and Batusangkar warehouse while the suplly of Ampalu only intended to meet the needs of Baso, Tilkam, Tanjungpati, Sikaping, Manggopoh, Kotobaru and Sijunjung warehouse. Result of the smallest transportation cost are not applicable field, operational constrains such as rice warehoouse expenses system, spraying and fumigation activities and opname stock also be consider for issuing and receiving rice in storage.
Kata Kunci : Distribusi,Pasokan,Penyaluran, distribution, suplly and transportation.